Bagaimana Kinerja Tenaga Medis jelang PON XX 2021 di Papua?

Kegiatan olahraga kerap dianggap berpotensi menjadi klaster penyebaran covid-19. Oleh karenanya, sejak Covid-19 menerjang dunia, banyak kegiatan olahraga yang ditunda atau dibatalkan dari jadwal semula, karena berpotensi membuat kerumunan. Saat ini, olahraga dapat digelar kembali dengan ketentuan tertentu, seperti tanpa penonton, menerapkan protokol kesehatan ketat dan sebagainya.

Multi event paling bergengsi di Indonesia, yakni Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua tahun ini dapat digelar. Presiden Joko Widodo telah putuskan pada Rapat Terbatas bahwa perhelatan akbar 4 tahunan tersebut dijadwalkan pada tanggal 2 – 15 Oktober 2021. Akan tetapi, presiden arahkan agar seluruh pihak terlibat hingga masyarakat sekitar sudah divaksin.

“Presiden juga menginstruksikan adanya percepatan pemberian vaksin bagi warga Papua terutama yang tinggal di sekitar venue. Mengingat, setidaknya terdapat 22.000 orang yang akan berkunjung ke Papua pada perhelatan tersebut,” begitu kata Deputi V KSP Jaleswari Pramodhawardani mengingatkan arahan presiden pada 31 Maret 2021, kala menerima kunjungan PB.PON XX di Gedung Bina Graha.

Di Papua sendiri, upaya mengikuti arahan presiden sudah dilakukan. “Vaksinasi langkah terbosan untuk mengendalikan Covid-19. Salah satu strategi mengamankan PON XX dari covid-19 dengan vaksin,
 kata Dr.Beeri I.S. Wopari, M.Kes, Kepala UPT TB,AIDS dan Malaria, Dinas Kesehatan Provinsi Papua.

Vaksinasi sendiri digencarkan pemerintah setempat. Sebagai contoh pada CdM Meeting II yang digelar 7 – 9 April 2021 juga dilakukan layanan vaksinasi yang capai sekitar 300 vaksinasi. “Realisasinya sudah 300 vaksinasi,”, katanya. “di luar sudah lebih 2.000 mendekati 3.000,” terangnya sampaikan angka penerima vaksin di Provinsi Papua.

Di sisi lain, dinas kesehatan setempat mampu disiplin terapkan langkah berdasarkan pedoman Kemenkes sejak pandemi menerjang Indonesia. “Penyebaran covid-19 memang sejak awal Maret 2020, kami menemukan banyak kasus. Kasus-kasus ini sesuai dengan pedoman Kemenkes RI yang ada bisa di kendalikan,” terangnya.

Oleh karena itu, kesembuhan di Papua terbilang tinggi. “Kasus kesembuhan kita di Papua cukup tinggi, mencapai 92% dari awal pandemi,” sebutnya sambil menerangkan upaya Pemprov Papua gunakan pendekatan agama dan buaya juga untuk sosialisasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *