Carol Renwarin Wafat, Masyarakat Olahraga Indonesia Berduka

Masyarakat olahraga Indonesia kembali dirundung duka karena kepergian seorang yang penting. Ia adalah Carol Renwarin, putra kebanggaan Papua. Semasa hidupnya, pria yang akrab dipanggil Pace Rambut Putih ini mendedikasikan diri untuk olahraga prestasi tinju.

Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Letjen TNI (Purn.) Marciano Norman beserta jajarannya mengucapkan turut berduka cita yang mendalam. “Mari kita kenang prestasi membanggakan yang telah diraihnya selama jadi petinju Indonesia di berbagai event nasional maupun internasional”, kata Ketua Umum KONI Pusat.

Wakil Ketua Umum IV KONI Pusat yang juga mantan juara tinju dunia, Chris John sampaikan duka cita mendalam. “Meninggalnya Carol Renwarin merupakan duka untuk masyarakat olahraga prestasi, khususnya di cabor Tinju”, ujarnya.

Persatuan Tinju Amatir Indoensia (Pertina) menjadi yang paling kehilangan atas wafatnya Carol. “Atas nama pribadi dan Pengurus Pusat Pertina, saya menyampaikan turut berduka cita yang mendalam atas meninggalnya Pelatih, sahabat dan senior kita Carol Renwarin”, ujar Ketua Umum PP.Pertina Irjen Pol Drs. Johni Asadoma, M.Hum.

Menurut Johni, Carol adalah seorang pelatih yang sangat dekat dengan atlet, semua pengurus dan pembina. “Mempunyai wawasan dan ilmu pengetahuan luas tentang dunia olahraga tinju sehingga sangat dicintai oleh komunitas tinju tanah air”, jelas Johni yang saat ini menjabat sebagai Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri.

Dikabarkan Carol menutup usia pada hari Sabtu, 24 Oktober 2020 pukul 4:20 WIT. Informasi wafatnya Carol tersebar di grup PB.PON Papua dan panitia peresmian Stadion Lukas Enembe dan Venue PON XX Papua yang baru digelar pada 23 Oktober 2020.


Prestasi Carol

Semasa aktif dalam dunia tinju, Carol menggeluti ilmu dengan tekun. Tak hanya di dalam negeri, Carol juga sempat ke Kuba untuk memperdalamnya. Kala itu, Carol meraih gelar sebagai petinju lulusan terbaik. Saat itu Ia membawa pulang sertifikat Association Internationale de Boxer Amateur (AIBA).

Carol menjadi petinju di tahun 1970 sampai 1980-an. Ia pernah meraih perak pada President’s Cup I Jakarta 1976. Beberapa tahun kemudian pada 1979, ia raih emas Turnamen Internasional Prancis dan perunggu President’s Cup II Jakarta di tahun yang sama.

Beberapa nama petinju besar juga hadir di rentang waktu tersebut seperti Benny Maniani atlet tinju yang meraih emas SEA Games Kuala Lumpur 1977, Sepi Karubaba, Marthen Sada, Lodewijk Akwan, dan Valen Hurulean. Era tersebut adalah masa keemasan tinju Papua.

Pasca masa menjadi atlet, Carol masih mendedikasikan diri untuk tinju dengan menjadi pelatih dan manajer. Masa itu, ia menjadi pelatih sangat penjang sejak 1980-an hingga beberapa tahun terakhir. Carol adalah pelatih yang memiliki kapasitas hebat, ia dipercaya menjadi pelatih kontingen provinsi untuk Pekan Olahraga Nasional hingga Pelatnas.

Terakhir pada PON XIX Tahun 2016 di Jawa Barat, Carol dipercaya melatih kontingen Kalimantan Timur. Pada tahun 1988, Carol melatih Adriasus Taroreh dan Ilham Lahia untuk Olimpiade Seoul 1988. Keduanya adalah petinju terbaik Indonesia pada masanya. Selain itu, Carol juga pelatih Pelatnas SEA Games.

Hampir satu tahun yang lalu, Carol masih aktif menjadi manajer. Pada akhir November sampai Desember 2019, Carol membawa 4 petinju Papua ke Port Meresby, Papua Nugini. Mereka ke negara tetangga untuk bertanding. “Saya sudah sering antar petinju Papua bertanding di Port Meresby”, kata almarhum saat itu.

Semasa hidupnya tak cukup bagi Carol berbakti sebagai atlet, pelatih dan manajer, ia juga menjadi aktif sebagai Wakil Ketua Bidang Arena PB.PON XX Papua, Pengurus KONI Papua dan Pengprov Pertina Papua dan Pertina Pusat. Melihat banyaknya peran Carol semasa hidup, banyak orang yang kehilangan atas kepergiannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *