Empat Narasumber Webinar Sport Science KONI Pusat Anjurkan Langkah saat Pandemi Corona

Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat melalui bidang Sport Science menggelar webinar terkait strategi olahraga di tengah pandemi Corona. Ketua Bidang Sport Science, Dr. Lilik Sudarwati A., S.Psi., M.H. mengawali kegiatan dengan memberikan laporan kegiatan. Webinar kali ini berjudul, “Performance during Covid-19 Pandemic: What is The Right Strategies for Indonesian Athlete during Crisis?, POSTPONE TODAY, CHAMPIONS TOMOROW”.

Dalam sambutannya, Lilik sampaikan bahwa akan diadakan seminar serupa secara rutin. Dengan adanya pengembangan Sport Science, seluruh insan olahraga perlu disosialisasikan untuk tingkatkan pembinaan olahraga secara masif.

Ketua Umum KONI Pusat, Letjen TNI (Purn.) Marciano Norman memberikan sambutan. Sang Ketum jelaskan bahwa Webinar kali ini bertujuan membantu penyesuaian pembinaan olahraga saat ini. “Saya berharap penyesuaian yang dilakukan dunia olahraga Indonesia efektif memajukan pembinaan olahraga di masa sulit seperti ini.”, terangnya di Kantor KONI Pusat.

“Penyesuaian harus menjaga performa dan kebugaran atlet, bahkan jika perlu memperbaiki kelemahan.”, kata Ketua Umum KONI Pusat. Marciano ingatkan agar kondisi pandemi Corona tidak membuat kita semua menyerah pada keadaan. Pada akhir sambutannya, secara resmi Ketum KONI Pusat membuka webinar tanggal 14 Mei 2020.

Narasumber pertama adalah dr. Andi Kurniawan, Sp.KO. Ia adalah seorang Dokter spesialis olahraga sekaligus wakil Ketua Bidang Sport Science yang menjelaskan strategi kesehatan. Ia tegaskan bahwa kondisi wabah Corona yang terjadi saat ini berdampak signifikan kepada masyarakat. Kondisi tersebut diakui baru pertama kali terjadi.

Selain itu, wabah Corona yang menyebar luas saat ini juga belum dapat diketahui kapan berakhirnya. Semua orang termasuk atlet berpotensi terpapar Corona. Oleh karenanya, atlet juga perlu langkah antisipasi seperti orang pada umumnya.

Menurutnya, atlet saat ini dengan keadaan tertekan karena dituntut berlatih tanpa kejelasan kapan bertanding. Hal tersebut berdampak pada kesehatan mental. Sang dokter juga jelaskan  menunda pertandingan wajib dilakukan karena saat ini keselamatan adalah yang utama. Latihan di rumah perlu dilakukan sebagai solusi.

Potensi masalah muncul dengan berlatih di rumah. Gaya hidup masyarakat berubah saat ini, tak terkecuali atlet. Model latihan yang berubah, tingkat stres, pola makan berubah dan komunikasi buruk dengan pelatih dapat membuat penurunan performa atlet.

Dokter Andi berpendapat bahwa kondisi saat ini merupakan sebuah krisis namun dapat juga menjadi peluang dengan strategi yang tepat. Atlet perlu menjaga tetap berpikiran positif dan menjaga performa. Dengan kondisi saat ini, atlet dapat lakukan penyembuhan dengan baik, lebih perhatikan nutrisi, memperbaiki kekurangan yang mereka miliki untuk diperbaiki.

Sang dokter spesialis olahraga ini juga ingatkan agar gaya hidup bersih harus diterapkan. “Pada saat pandemi ini saat kita berpikir kembali, apa kekurangan atlet.“, kata dokter yang juga Wakil Ketua Bidang Sport Science KONI Pusat.

Pembicara kedua adalah dr.Louise Kartika, Sp.GK, seorang dokter spesialis gizi yang bahas nutrisi atlet. Sang dokter mengawali dengan menjelaskan tentang pentingnya imunitas. Banyak hal yang mempengaruhi imunitas, mulai olahraga, genetik, nutrisi dan lain-lain.

Kekurangan gizi menjadi alasan yang sering terjadi di dunia dalam kurangi imunitas. Berbagai nutrisi juga dianjurkan oleh dokter Kartika. Ia anjurkan untuk berlatih secara teratur untuk jaga kesehatan, jaga berat badan dan tingkatkan imun. Satu-satunya narasumber perempuan ini juga ingatkan bahwa latihan berlebih justru menurunkan sistem imun.

Selain itu, menurutnya atlet perlu perhatikan kondisi tubuhnya lebih teliti. Memeriksa suhu tubuh dapat dilakukan secara rutin untuk kontrol kondisi. Dan jika sedang alami demam maka dibutuhkan selama 14 hari istirahat.

Terkait gizi, dr. Kartika ingatkan agar tidak berlebihan konsumsi protein. Maksimal seseorang dapat konsumsi protein sebanyak 2,8 gram/berat badan/hari. Andaikan berat badan 100 kg, maka protein maksimal yang dapat dimakan sebanyak 280 gram setiap hari. Kelebihan protein dapat menyebabkan merusak organ.

Adapun terkait imunitas perlu perhatikan konsumsi vitamin D. Nutrisi harus diperoleh dari makanan bergizi. Keberadaan suplemen bukanlah yang utama dalam pemenuhan.

Pembicara ketiga adalah Drs. Irwan Amrun, M.Psi. Wakil Ketua bidang Sport Science ini membahas dari sudut pandang psikologis. Menurutnya, adanya penundaan berbagai pertandingan berdampak pada psikologis atlet. Tingkat stres dan kejenuhan akibat kondisi saat ini juga menambah dampak negatif pada psikologis.

Irwan mengawali dengan bertanya kepada peserta seberapa besar rasa jenuh saat ini. Umumnya peserta menjawab sedang ada pada tingkat jenuh yang tinggi.

Irwan ingatkan pentingnya psikologis, menurutnya tak hanya fisik yang harus diperhatikan. Ia memberikan kiat mengelola psikologis. Pertama adalah positive self talk yakni dengan menjaga niat, pikiran, ucapan dan tindakan yang positif. Kedua, filtering dengan memilih informasi apa baik untuk diterima, yang perlu dilihat/dibaca. Jangan sampai informasi yang ada justru menjadi racun. Ketiga adalah optimis, membayang tercapainya hal positif atau keberhasilan. Keempat adalah, memperhatikan keseimbangan diri, misalnya berdzikir atau berpikir & bergerak.

Irwan Amrun tegaskan bahwa berpikir positif penting. Ia contohkan orang yang percaya diri tetap bekerja di luar rumah ketika pandemi Corona namun tidak terpapar. Menurutnya hal tersebut karena berpikir positif. Dalam menutup sesinya, ia sampaikan “Pelaut hebat tidak lahir dari laut yang tenang.”,

Pembicara keempat adalah pelatih Luky Afari, M.Pd. Pelatih yang juga wakil Ketua bidang Sport Science ini memberikan paparan dari sudut pandang pelatih. Di awal, ia jelaskan kondisi saat ini berdampak pada penundaan pertandingan, baik single dan multi event. Dengan begitu, pelatihan terpusat juga terdampak karena prioritaskan keselamatan atlet. Terhentinya latihan membuat penurunan performa atlet.

Ia jelaskan tahapan pembinaan atlet, diawali rencana, implementasi, pengecekan dan evaluasi. Dalam merencanakan latihan, pelatih perlu analisa ketika berlatih dengan kondisi saat ini. Di rumah setiap individu atlet berbeda menurut Luky, mulai fasilitas hingga karakter. Selanjutnya, perlu analisa benda di rumah untuk membantu latihan.

Tantangan kondisi saat ini diakui berat oleh Luky karena atlet dituntut berlatih dengan baik namun terbatasnya fasilitas di rumah masing-masing. Pilihan latihan yang aman juga perlu dilakukan agar imunitas atlet tidak menurun akibat berlebih latihan.

Luky jelaskan juga strategi latihan selama pandemi. Terdapat 3 strategi yakni meningkatkan, memelihara, dan mengembangkan. Ia anjurkan strategi yang dipilih adalah mengembangkan dengan latihan fleksibilitas secara umum.

Tak hanya latihan, program recovery atau pemulihan juga perlu dipikirkan. Tanpa pemulihan baik maka berdampak pada performa atlet akan menurun.

Selanjutnya, Luky jelaskan pentingnya melakukan pengecekan nadi. Dalam pelatihan perlu perhatikan denyut nadi basal. Kondisi atlet akan terukur dari denyut tersebut dan penyesuaian perlu dilakukan jika hasil denyut kurang baik.

Acara ditutup oleh Mayjen TNI (Purn.) Dr. Suwarno, Wakil Ketua Umum I KONI Pusat. Ia mengajak peserta dapat sikapi kondisi saat ini, dengan puasa di tambah pandemi Covid-19. Program pembinaan atlet tetap harus dilakukan namun dengan penyesuaian. Di akhir kata, Mengajak seluruh peserta membuat terobosan dalam hadapi kondisi saat ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *