Liga Surfing Indonesia, Jurus Jitu Pembinaan Atlet

Olahraga Selancar Ombak merupakan salah satu cabang olahraga prestasi yang sudah dipertandingkan pada perhelatan akbar paling bergengsi di dunia, Olimpiade. Pada tanggal 3 Agustus 2016, International Olympic Committee (IOC) memutuskan Selancar Ombak dipertandingkan dalam Olimpiade dan pertama kali dalam sejarah akan digelar di Olimpiade Tokyo 2020.

Induk Cabang Olahraga Selancar Ombak di Indonesia yakni Pengurus Besar Persatuan Olahraga Selancar Ombak Indonesia (PB.PSOI) menyadari pentingnya pembinaan atlet yang terstruktur dan berkesinambungan. Sebuah liga menjadi solusi atas kebutuhan atlet akan bertanding.

“Sekarang Selancar Ombak adalah Cabor Olimpiade, dan masuk dalam multievent olahraga Asia seperti Asian Beach Games, South East Asian Games dan lainnya. Cabor Selancar Ombak Indonesia memiliki potensi untuk berkontribusi membanggakan negara dan bangsa melalui torehan prestasi para peselancarnya,” jelas Ketua Umum PB.PSOI Arya Subyakto.

Bernama Liga Surfing Indonesia (LSI), sebuah liga Selancar Ombak pertama di Indonesia, bahkan Asia. Beberapa klub Selancar Ombak di Indonesia akan bertanding di LSI. Pesertanya adalah peselancar putra dan putri yang bertanding pada kelas Push-in division U-10, U-16 (juga ada Open untuk putra dan putri), dan Master untuk peselancar di atas 35 tahun.

“Kunci sukses adalah memberikan peselancar pengalaman atau jam terbang bertanding,” terang Arya memandang penting pengalaman bertanding untuk membuat peselancar cerdas dalam berkompetisi di samping baik dalam hal fisik dan teknik.

Meski terbilang baru, LSI terkait dengan Sport Industry dan Sport Tourism yang merupakan dua dari tiga tema Hari Olahraga Nasional (Haornas) 2020 yang dicanangkan Menpora selain Sport Science. LSI telah mendapat dukungan pembiayaan dari sponsor, yakni Quiksilver/ Billabong dan Rip Curl yang mendorong perkembangan komunitas Selancar Ombak Indonesia.

Sedangkan dari sisi Sport Tourism, LSI akan mengundang wisatawan hadir. Pasalnya, beberapa klub yang bertanding berasal dari beragam tempat, klub-klub peserta antara lain Kuta, Legian, Pererenan. Canggu, Bingin, Medewi, Sanur, Uluwatu, Lembongan, Sukabumi, BatuKaras, Sumbawa Barat, Mandalika, Senggigi, dan Lakey Peak.

Penggunaan teknologi mutakhir juga dilakukan pada LSI. The Asian Surfing Cooperative (ASC) mendukung dengan mengelola LSI dengan LiveHeats berikut fitur-fiturnya. Selain membangun program database, fitur LiveHeats membantu memberikan pedoman mengelola klub Selancar Ombak, membuat serta mengelola keanggotaan melalui sistem, kompetisi dengan scoring system, dan ranking peselancar, juga klubnya.

Diharapkan LSI dapat melahirkan peselancar yang melangkah juga ke Liga Surfing Dunia kemudian masuk 10 besar dunia sehingga mengamankan tiket Olimpiade.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *