HIGHLIGHT HARI INI

Selain Atlet, Indonesia Patut Bangga dengan Wasit dan Juri yang ke Tokyo

Indonesia akan mengirim 28 atlet untuk berlaga di Olimpiade Tokyo. Mereka merupakan yang terbaik di dunia karena mendapatkan tiket ke Olimpiade haruslah lolos kualifikasi yang ditentukan masing-masing federasi internasional.

Di luar atlet dan para pelatihnya, Indonesia juga patut bangga dengan wasit dan juri yang terpilih untuk turut serta menentukan pertandingan Olimpiade. Setidaknya ada 6 orang dari 4 Cabor (Menembak, Tinju, Diving dan 3 orang dari bulu tangkis) yang akan berangkat. Informasi tersebut disampaikan oleh Henry Oka dari Perbakin.

Selain Henry Oka dari cabor menembak, ada nama Boy Pohan dari Tinju, Pranarta Arumbowo dari loncat indah, dan 3 wakil dari bulu tangkis yakni wasit BWF Wahyana, Lia dan Hatta sebagai juri.

Mereka adalah orang-orang yang paham betul regulasi. Hal tersebut tentu penting bagi atlet yang bertanding.

**

KONI Jateng Resmi Tentukan Pelaksana Tugas (Plt)

Ketua Umum KONI Jawa Tengah, Brigjen TNI (Purn.) Drs.H.Subroto, S.Pd., MM baru saja wafat pada malam tanggal 27 Juni 2021. Hal tersebut tentu berat mengingat Pekan Olahraga Nasional (PON) XX sudah semakin dekat.

Kekosongan pemimpin membuat KONI Jateng langsung menggelar rapat pleno pengurus secara virtual pada 4 Juli 2021.

Akhirnya Wakil Ketua Umum I KONI Jateng, Bona Ventura Sulistiana, S.H., M.H., terpilih secara aklamasi menjadi Plt Ketua Umum KONI. Awalnya, Bona Ventura memimpin rapat bersama Wakil II Sudarsono, dan Wakil IV Amir Mahcmud dari ruang sidang KONI Jateng di kompleks GOR Jatidiri Semarang. Mereka memimpin rapat yang dinyatakan kuorum dengan 37 peserta dari 49 total pengurus.

“Agenda rapat pengurus pleno ini adalah tunggal, yakni menetapkan tentang pelaksana tugas ketua umum,” kata Amir yang menjadi pemimpin rapat. Saat nama Bona Ventura disebut, peserta rapat langsung menyambut baik bahkan langsung memberikan ucapan selamat.

Di hari Bona Ventura terpilih, ia langsung mengajak seluruh pengurus untuk fokus hadapi PON XX. “Tanpa mengesampingkan urusan lain, mari kita hadapi PON yang tinggal 90 hari bahkan kurang dari tiga bulan,” katanya.

“Ketua terpilih akan menjabat selama enam bulan dan setelah enam bulan harus menyelenggarakan musyawarah olahraga luar biasa KONI,” jelas Wakabid Hukum KONI Jateng, Ali Purnomo tentang masa jabatan Plt mengacu pada Pasal 28 (2) Anggaran Rumah Tangga KONI.

**

Sambil Menunggu Instruksi Gubernur, KONI DIY Lakukan Penyesuaian Kegiatan

Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Jawa-Bali adalah salah satu upaya pemerintah mengantisipasi tingginya kasus Covid-19 yang terjadi. Hal tersebut berdampak pada atlet yang tengah mempersiapkan pemusatan latihan daerah (Puslatda) dalam rangka menghadapi Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua pada Oktober mendatang.

Hal yang paling memberatkan terkait penggunaan fasilitas olahraga. Terkait hal tersbeut, Ketua Umum KONI Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Prof.Dr.Djoko Pekik Irianto menunggu instruksi Gubernur, Sri Sultan Hamengkubuwono XI.

“Kita sebelumnya dapat kabar kalau fasilitas latihan milik Pemda DIY akan ditutup, maka kita bersurat untuk minta kebijakan khusus untuk atlet agar dapat tetap berlatih. Kita juga berikan jaminan untuk menerapkan protokol kesehatan (prokes) secara ketat,” kata Ketua Umum KONI DIY.

Djoko Pekik mengarahkan agar seluruh pihak terkait menunggu petunjuk dari gubernur. “Sambil kita tunggu itu, kami mengambil sikap untuk mendukung kebijakan pemerintah pusat tentang PPKM Darurat dan meminta semua insan olahraga di DIY untuk mematuhinya,” katanya pada Jumat 2 Juli 2021.

“Kegiatan Puslatda, Puslatkab/kota, dan segala bentuk pelatihan lainnya agar dilaksanakan secara mandiri di rumah masing-masing dengan tetap dipandu oleh pelatih masing-masing,” sambungnya.

Adapun kegiatan tes performa atlet, layanan massage, uji tanding, dan kegiatan olahraga lainnya ditunda. Adapun beberapa kegiatan yang dapat digelar secara virtual tetap berjalan seperti konsultasi atlet, bimbingan teknis, rapat, penataran, dan lainnya.

**

Gelar Rapat, AFC Tetapkan Kebijakan Penting

Rapat Komite Eksekutif AFC yang digelar di Kuala Lumpur, Malaysia pada Senin 5 Juli 2021 menentukan beberapa kebijakan. Pertama adalah menjadwal ulang dan mengubah format pertandingan di Piala AFC 2021 dan Liga Champions Asia 2021.

Kedua kompetisi tersebut digelar terpusat dengan laga tunggal. Laga kandang dan tandang diganti menjadi hanya satu leg karena pandemi Covid-19.

AFC tetap melanjutkan Piala AFC 2021 dengan tim-tim yang telah bertanding di babak penyisihan. Adapun tiga grup belum jalani penyisihan karena belum ada negara yang sanggup menjadi tuan rumah karena Covid-19.

Wakil Indonesia, Persipura Jayapura di Grup H dan Bali United di Grup G. Kedua grup tersebut termasuk yang belum jalani babak penyisihan. 

Terkait kondisi tersebut, Komite Eksekutif AFC memiliki peluang batalkan pertandingan dengan alasan force majeure.

“Sementara pada saat yang sama, pertandingan di semua tahap yang tidak dapat dimainkan karena pandemi COVID-19 akan dibatalkan dan pembatalan diakui sebagai peristiwa force majeure,” terang AFC pada situs resmi.

**

Mantan Juara Dunia Kempo Tutup Usia Pasca Berdoa

Indonesia kehilangan salah satu legenda di cabang olahraga Kempo, yakni Henry Soselisa. Pria kelahiran Ambon 31 Mei 1948 wafat dalam usia 73 tahun pada pagi hari Tanggal 5 Juli 2021. Berita tersebut dikonfirmasi oleh salah satu putri Almarhum, Maria.

“Puji Tuhan, Papa jalannya tenang banget,” jelas Sang Putri. Ia terangkan Henry masih jalankan aktivitas seperti biasa, berjemur dan mandi hingga memakai pakaian sendiri. Tak lupa Henry mengeluarkan pakaian kemponya dari lemari kemudian ia duduk di tempat tidur dan memanggil putrinya.

Henry berpesan agar menjaga keluarga kepada putrinya. “Papa sudah sampai,” kata Henry sebelum berdoa bersama. “Saya sama Papa berdoa. Selesai berdoa, kepala Papa jatuh di bahu saya, dengan bilang amin begitu pula Papa selesai di dunia ini dan pulang ke rumah Bapa di sorga, berkumpul dengan istri dan anak lakinya untuk merayakan ulang tahun istri tercintanya,” jelas Maria.

Semasa hidupnya, Henry adalah atlet hebat. Ia menggeluti Kempo saat sudah pindah di Jakarta dari Ambon, tepatnya pasca tamat SLTA. Dengan latar belakang di Jakarta saat itu banyak geng anak muda yang kerap bertarung dengan otot dan keahlian bela diri, maka Henry termotivasi masuk perguruan bela diri Kempo.

Pada Tahun 1971, ia juara nomor randori dan embu pada Kejurnas Kempo saat digelarnya Gasuku. Tak ketinggalan, ia juga Juara PON Tahun 1977. Pada Tahun 1974 dan 1985, Henry menjadi Juara Dunia Kempo di Tokyo.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *