Hana Kimura, Kisah Petarung yang Ditaklukan Cyberbully
Belum lama ini seorang pegulat profesional Jepang, Hana Kimura meninggal dunia akibat bunuh diri pada 23 Mei 2020. Wafatnya perempuan berusia 22 tahun tersebut disampaikan promotornya, We Are Stardom melalui akun media sosial Twitter.
“Penggemar Stardom, Kami menyesali untuk menyampaikan Hana Kimura telah wafat.”, tertulis dalam akun We Are Stardom.
Hana sendiri telah 4 tahun menggeluti gulat atau Sejak 2016 ketika usianya masih 18 tahun. Debut pertamanya pada 30 Maret 2016 berakhir dengan kekalahan dari Reika Saiki.
Di akhir hayatnya, pegulat berparas cantik ini sempat memberikan tanda-tanda depresi pada media sosialnya. Salah satunya adalah penyesalannya menjadi manusia.
“Aku tak ingin menjadi manusia lagi. Hidup yang kuinginkan adalah ketika aku dicintai. Terima kasih semuanya, aku mencintai kalian. Bye.”, kata Hana yang merupakan keturunan Indonesia menurut rekannya, Kris Wolf.
Tak hanya itu, Hana juga sempat menampilkan fotonya dengan lengan berlumur darah 13 jam sebelum ditemukan meninggal dunia. Meski demikian, Hana sendiri menghapus unggahannya sendiri.
Depresi yang berujung bunuh diri tersebut diduga kuat karena bully di media sosial. Setiap harinya dikabarkan Hana menerima ratusan komentar negatif atas dirinya. Pada 22 Mei, Pegulat tersebut mempublikasikan fotonya seperti melukai diri sendiri sebagai tanda dirinya korban cyberbullying (perundungan siber).
Dugaan kuat awal perundungan siber yang diterimanya berasal dari episode terakhir program Hana di Netflix, Terrace House Tokyo: 2019-2020. Dilansir dari Tribunnews.com, pada episode tersebut Hana kesal dengan teman kamarnya yang merusak pakaian gulatnya.
“Ini sama pentingnya dengan hidupku”, kata Hana. Alhasil pasca kejadian tersebut, Hana menerima banyak komentar tak nyaman. Hana sempat menyukai (like) komentar tak nyaman kepadanya dan menuliskan permohonan maaf di akun Instagramnya.
Unggahan yang dilakukan Hana Kimura menjelang kematiannya adalah ucapan selamat tinggal dalam bahasa Jepang di akun Instagram @hanadayo0903. Tulisan tersebut tampil pada gambar Hana sedang bersama kucingnya.
Kematian Hana juga menuai kesedihan juga kemarahan dari pegulat yang ada. Bahkan Menteri Komunikasi Jepang, Sanae Takaichi menyatakan akan membahas aturan anti-cyberbullying, Menurutnya aturan akan disahkan pada akhir 2020 ini.
Beberapa politisi seperti Kepala Partai Liberal Demokrat, Hiroshi Moriyama, dan Partai Demokrasi Nasional (oposisi) Jun Azumi dikabarkan setuju regulasi tersebut. Regulasi tersebut akan mendorong operator telekomunikasi membuka identitas pelaku perundungnan atau bully. Dengan begitu, pelaku dapat dikenai sanksi atas perbuatannya yang tidak bertanggung jawab.
Keluarga Hana meminta media menjaga jarak dan membiarkan Hana dimakamkan tanpa terekspos. “Mengenai pemakaman Hana Kimura, kami akan menahan diri, tidak mengungkapkan tanggal dan waktu serta tempat karena niat keluarga yang berduka yang ingin melakukannya secara pribadi. Mohon perhatikan media dan penggemarnya,” terang sang Ibunda Hana yang juga pegulat, Kyoko Kimura pada 27 Mei 2020.
***
KONTAK BANTUAN
Bunuh diri bukan jawaban apalagi solusi dari semua permasalahan hidup yang seringkali menghimpit. Bila Anda, teman, saudara, atau keluarga yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit, dilanda depresi dan merasakan dorongan untuk bunuh diri, sangat disarankan menghubungi dokter kesehatan jiwa di fasilitas kesehatan (Puskesmas atau Rumah Sakit) terdekat.
Bisa juga mengunduh aplikasi Sahabatku: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.tldigital.sahabatku
Atau hubungi Call Center 24 jam Halo Kemenkes 1500-567 yang melayani berbagai pengaduan, permintaan, dan saran masyarakat.
Anda juga bisa mengirim pesan singkat ke 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat surat elektronik (surel) kontak@kemkes.go.id.