AC Milan, Klub Berprestasi Yang Sedang Puasa Gelar Disertai Konflik

AC Milan merupakan klub sepak bola yang memiliki sejarah hebat. Salah satu indikator adalah capaian troli kompetisi paling bergengsi di Eropa.

Jika melihat statistik Liga Champions, hingga saat ini klub yang bermarkas di San Siro tersebut masih peringkat kedua peraih tropi terbanyak di bawah Real Madrid.

Real Madrid masih menjadi yang terbaik di Eropa dengan koleksi 13 gelar Champios League. AC Milan masih menempel di bawahnya dengan 7 tropi.

Bahkan Liverpool, Bayern Munich, dan Barcelona di bawah AC Milan. Kondisi tersebut terjadi dengan kondisi AC Milan sudah beberapa tahun tidak turut serta dalam Champions League Eropa.

Terakhir kali klub Italia ini meraih tropi Liga Champions pada 2006-2007. Adapun AC Milan sudah tidak bertanding di Champions League Eropa karena gagal finish di zona empat besar.

Prestasi klub dengan sebutan Rossoneri ini merosot, puasa gelar sudah terjadi beberapa tahun. Terakhir mereka meraih tropi adalah juara Super Coppa Italia pada 2017. Sudah 9 tahun AC Milan puasa gelas juara Serie A Italia.

Untuk tingkatkan prestasi, AC Milan menunjuk CEO Ivan Gazidis yang lama bekerja untuk Arsenal. Legenda AC Milan, Paolo Maldini dan Zvonimir Boban pun awalnya diajak kembali untuk benahi klub.

Namun demikian, Maldini dan Boban segera tinggalkan klub karena konflik internal. Pemilik klub, Elliott Management memberikan dukungan kepada Ivan Gazidis sehingga kedua legenda klub tersingkir.

Hal tersebut terjadi karena Ivan Gazidis inginkan Ralf Rangnick menggantikan Stefano Piolo. Rangnick akan menjadi pelatih, direktur teknik (menggantikan Maldini) dan pencari bakat sekaligus.

Langkah untuk memperbaiki manajemen klub diambil tanpa mendiskusikan dengan Maldini dan Boban. Bahkan memberi informasi ke Maldini dan Boban pun tidak. “Bahkan tidak memberitahu kami itu terasa tidak sopan dan tidak elegan, itu bukan gaya Milan.”, tegas Boban yang akan tinggalkan jabatan Chief Footbal Officer (CFO).