Evaluasi dan Pembinaan Berjenjang Menjadi Hal Utama Jelang Persiapan PON XXI Aceh-Sumatera Utara Tahun 2024
Pembinaan olahraga prestasi dilakukan berjenjang dan berkesinambungan guna melahirkan atlet juara yang kelak mempersembahkan prestasi untuk Indonesia. Pekan Olahraga Nasional (PON) merupakan kejuaraan dengan jenjang tertinggi. Dengan kata lain, juara-juara PON adalah atlet terbaik Indonesia yang pantas mewakili bangsa dan negara dalam keikutsertaan pada single/multi event internasional.
PON juga mengevaluasi pembinaan berjenjang yang dilakukan daerah, mulai di sosialisasi di akar rumput, klub, kabupaten/kota hingga provinsi. Kontingen yang meraih juara, artinya memiliki pembinaan berjenjang daerah yang patut menjadi rujukan.
Pembinaan yang berjenjang dan dihasilkan dengan prestasi yang gemilang dibuktikan oleh Provinsi Jawa Barat yang berhasil meraih gelar juara umum secara beruntun pada dua PON terakhir, yakni PON XX/2021 di Papua dan PON XIX/2016 di Jawa Barat.
Mantan Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Jawa Barat, yang kini menjadi Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) KONI Pusat Brigadir Jenderal TNI Purn. H. Ahmad Saefudin, S.E., MM., AIFO. Menjelaskan beberapa hal utama terkait pembinaan dan evaluasi atlet sehingga mampu menjadi juara umum suatu multievent.
“Pembinaan saya merujuk kepada apa yang kami lakukan pada saat memimpin Jawa Barat. Artinya, pembinaan itu harus dilakukan secara komprehensif dan masif, mulai dari sumber awal kebutuhan, bagaimana mengolahnya, kemudian diarahkan seperti apa, merujuk kemana. Ini merupakan prinsip dasar yang kami lakukan saat itu,” jelas Wasekjen KONI Pusat dalam program Bincang Olahraga TVRI pada 10 Juli 2024.
“Yang tidak kalah pentingnya adalah klub, pelatih, dan tata pengelolaan olahraga di setiap wilayah, dimulai dari masyarakat, kabupaten, sampai provinsi. Sehingga, saat kami mulai memimpin di sana, kami melihat potensi klub, mempelajari tantangan, dan menentukan langkah-langkah yang harus dilakukan,” sambungnya.
Evaluasi berjenjang terhadap pembinaan guna melihat potensi para atlet dinilai sangat penting, terlebih pada hari ini PON XXI Aceh-Sumut Tahun 2024 sudah tinggal 60 hari menuju penyelenggaraan.
“Kami pada saat itu selalu mengevaluasi kemampuan kami seperti apa, atlet kami seperti ini, kemampuan atlet calon lawan kami seperti apa, kemudian dari segi pelatih apa yang kami harus carikan, apakah bisa dari dalam negeri atau harus ke luar negeri, sehingga pada akhirnya untuk membangun pembinaan program latihan yang kami terapkan kepada cabang-cabang olahraga itu cukup berbeda, dan menghasilkan atlet unggul.” Kata Wasekjen KONI Pusat.
“Kami menyarankan kepada seluruh pelaku olahraga di setiap provinsi yang sedang mempersiapkan kontingennya untuk memastikan para atlet mampu mengatasi situasi di Aceh maupun Sumatera Utara,” ujar Ahmad Saefudin. “Pastikan pelayanan dan strategi yang diberikan dapat meyakinkan para atlet untuk menampilkan performa terbaik saat latihan dan di pertandingan,” tegasnya.
Selain itu, pemerintah juga diharapkan mampu mendukung pembinaan atlet.
“Anggaran dan fasilitas yang memadai dari pemerintah juga penting dalam memunculkan motivasi para atlet tersebut,” tutup Ahmad Saefudin.