Atlet Tetap Disiplin dan Berlatih di Rumah
Atlet sewajarnya berlatih keras untuk persiapkan penampilannya dalam bertanding. Prestasi yang akan diraih menjadi kenyataan dengan adanya persiapan yang maksimal. Akan tetapi kondisi saat ini, di tengah penyebaran corona menyulitkan atlet untuk berlatih.
Keselamatan semua orang, termasuk atlet merupakan yang utama dalam kondisi saat ini. Potensi terpapar corona justru tinggi ketika berolahraga secara berlebihan. Imunitas atau daya tahan tubuh akan turun ketika berlebihan melakukan olahraga. Oleh karenanya risiko terinfeksi penyakit lebih tinggi.
Hal tersebut dijelaskan oleh dr.Andi Kurniawan, salah satu wakil ketua bidang Sports Science Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat.
Beberapa langkah ditempuh untuk menekan laju penyebaran corona. Salah satunya adalah berlatih di rumah sebagai turunan dari anjuran pemerintah kampanyekan work from home (WFH).
Dengan berlatih di rumah, atlet memiliki risiko tertular corona lebih rendah karena hindari keramaian. Ketika atlet berolahraga sedikit berlebih dan imunitasnya turun, potensi tertular pun sangat kecil karena tidak berinteraksi dengan banyak orang.
KONI DKI Jakarta sebagai contoh, telah terapkan hal tersebut sebagai jalan tengah. Sekjen KONI DKI Jakarta, Jamran menjelaskan tahapan program latihan di rumah. Menurutnya, pertama menyusun program latihan mandiri.
Sebagai contoh daftar program latihan mandiri dari Atlet Judo, antara lain: Pemanasan, push up biasa (10×3), push sendok 10×3), back up (20×3), squat (20×2), leg up (20×2), sit up (20×3), skipping (20×5), plank variasi 4 gerakan (kanan, kiri, biasa, superman, 30 detik), pendinginan.
Cabang olahraga dan KONI DKI Jakarta akan memantau latihan mandiri tersebut, berdasarkan laporan harian. Setiap harinya atlet mengirimkan video mereka berlatih sesuai instruksi pelatih mereka. KONI DKI akan menerima laporan berupa video tersebut untuk kemudian dievaluasi setiap minggunya.
Tujuan latihan mandiri antara lain untuk mempertahankan kondisi fisik dan teknik. “Atlet Pelatda Pekan Olahraga Nasional (PON) XX dari DKI Jakarta berlatih secara intensif untuk pemeliharaan kondisi fisik dan teknik. Atlet dimonitor secara intensif oleh pelatih teknik maupun SC masing-masing cabang olahraga.”, jelas Taufiq Yudhi Kepala Bidang Monitoring dan Evaluasi KONI DKI.
“Latihan di rumah, tetap efektif untuk menjaga kondisi fisik dan keterampilan teknik yang mendasar.”, tambah Taufiq. Walaupun dengan kondisi penyebaran corona saat ini, atlet tetap harus menjaga kondisi menurutnya.
Tak hanya DKI Jakarta, himbauan agar atlet berlatih di rumah juga diterapkan oleh KONI Riau. Dengan kebijakan tersebut, atlet dalam kondisi baik. “Kondisi atlet Riau pada umumnya alhamdulilah dalam kondisi baik.”, terang Mustafa Kamal, Ketua Pembinaan Prestasi KONI Riau. Mustafa jelaskan bahwa untuk saat ini mengusahakan para atlet menghindari wilayah perkumpulan yang ramai.
KONI Riau menghimbau atlet berlatih di rumah masing-masing. “KONI Riau menghimbau agar para atlet tetap berlatih dan latihan di rumah masing-masing.”, terang Mustafa. Target yang ditentukan tidaklah besar, yakni agar atlet tidak kaku ototnya.
Provinsi lain juga tak kalah dengan DKI Jakarta dan Riau dalam menggelar latihan di rumah. Kalimantan Timur misalnya yang juga melakukan latihan di rumah. Pelatih Bola Tangan Gadis Risma menerapkan latihan jarak jauh dengan menggunakan bantuan aplikasiWhatApp. Menurutnya orangtua atlet binaannya mendukung langkah tersebut.
Jawa Barat pun tak ketinggalan, salah satu cabang olahraga yang terapkan latihan di rumah adalah Pencak Silat. Hal tersebut karena ambisi raih prestasi pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX mendatang. Metode yang digunakan serupa yakni dengan mengirimkan video bukti latihan.
“Bagi mereka yang latihan mandiri baik di rumah maupun di padepokan, dimohon selalu kirimkan video sesuai instruksi pelatih.”, jelas Manager Pelatda Pencak Silat Mulyanani.