Triwatty Marciano Terpilih Secara Aklamasi sebagai Ketua Umum PP.Pordasi Berkuda Memanah Masa Bakti 2025-2028

Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Pengurus Pusat Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia Berkuda Memanah (PP.PBM) Tahun 2025 telah selesai pada Sabtu siang tanggal 9 Agustus 2025, di Discovery Hotel, Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta. Pelaksanaan digelar secara hybrid dan diikuti 10 Pengurus Provinsi (Pengprov), antara lain dari Lampung, Bali, Sumbar, Aceh, Sumut, Banten, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Papua Selatan.
Salah satu agenda penting Munaslub tersebut adalah menetapkan Ketum PP.PBM melanjutkan Dicky Kamsari yang meninggal dunia pada 22 Desember 2024. Ia meninggal dunia belum sebulan setelah dikukuhkan dan dilantik Ketum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Letjen TNI Purn Marciano Norman pada 25 November 2024.

Pada pembukaan Munaslub, Plt Ketum PP.PBM, Mayjen TNI Agape Zacharia R. Dondokambey menyampaikan salah satu latar belakang kegiatan strategis ini. “Kita memilih Bapak Dicky Kamsari sebagai Ketum PP. Pordasi Berkuda Memanah, dalam perjalanannya Bapak Ketum meninggal dunia. Hari ini kita gelar Munaslub untuk memilih Ketum baru,” ucap Agape.
Bermula dari upaya Tim Penjaringan dan Penyaringan (TPP) PBM yang telah melakukan tugasnya beberapa waktu. Sayangnya, beberapa kandidat yang sempat berminat mengajukan diri dan bahkan mengembalikan berkas pendaftaran, justru mundur karena satu dan lain hal. Alhasil, seluruh Pengprov PBM yang berjumlah 10 ditambah PP.PBM meminta kesediaan Triwatty Marciano melanjutkan kepemimpinan Dicky Kamsari.
Alhasil, Triwatty yang menjabat Wakil Koordinator Tim Ahli Dewan Konfederasi Nasional Pordasi, bersedia melanjutkan kepemimpinan Dicky Kamsari. Alasannya karena waktu Munaslub yang tidak bisa ditunda lagi, begitu juga roda organisasi PP.PBM yang harus memiliki pemimpin.
Akhirnya, Triwatty Marciano sah terpilih secara aklamasi menjadi Ketum PP.PBM masa bakti 2024-2028 sekaligus Ketua Presidium Konfederasi Nasional Pordasi, melanjutkan Dicky Kamsari. Adapun seluruh proses mengikuti AD/ART Pordasi Berkuda Memanah.

“Terima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan. Harapan saya ke depan, kita akan terus menjalin kerja sama, dan susunan kepengurusan organisasi akan tetap terjaga. Saya di sini meneruskan kepengurusan yang sebelumnya dijalankan oleh Almarhum Pak Dicky,” kata Triwatty.
Visinya dalam memimpin organisasi juga melanjutkan cita-cita Dicky. “Menjadikan Indonesia kekuatan baru dalam olahraga Berkuda Memanah di kancah nasional dan internasional dengna mengedepankan prestasi, budaya dan integritas,” terangnya.
Adapun beberapa agenda penting yang segera digelar Rakernas pertama yang diikuti empat federasi nasional Pordasi, baik PP.PBM, PP.Pordasi Pacu, PP.Pordasi Equestrian, PP.Pordasi Polo.

Selain itu, PP.PBM juga menggenjot pembinaan atlet dan kompetisi melului beberapa program seperti mempersiapkan Pekan Olahraga Berkuda (Pacu, Equestrian, Berkuda Memanah dan Polo, liga berkuda dan bahkan menyediakan tanahnya yang berada di Carita, Pandeglang, Banten untuk tempat pembinaan atlet PBM.

Fokus pada pembinaan sebagaimana pesan Ketum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat, Letjen TNI Purn Marciano Norman, sebelum secara resmi membuka Munaslub PBM Tahun 2025 pagi hari.
“Siapapun yang terpilih menjadi Ketum PP.PBM harus mampu mengemban amanah ini. Saya harapkan Ketum terpilih fokus menata tata kelola organisasi, kompetisi berkualitas serta berkesinambungan, soliditas masyarakat olahraga berkuda memanah di Indonesia dan membangun kolaborasi dengan berbagai pihak,” pesan Ketum KONI Pusat.
“Kalau kita memikirkan dan melaksanakan hal tersebut dengan baik, Insya Allah kita mampu mengatar atlet berkuda memanah meraih prestasi membanggakan, yang mampu membuat Bendera Merah Putih dikibarkan dengan diiringi berkumandangnya Lagu Indonesia Raya,” sambung Marciano yang hadir secara virtual.
Perpaduan transformasi organisasi Pordasi dengan soliditas pengurus diyakini menjadi kunci suksesnya PBM. “Hanya dengan transformasi yang baik dan dukungan masyarakat olahraga berkuda yang sangat kuat kekeluargaannya, maka tidak ada alasan untuk PP. Pordasi Berkuda Memanah tidak melahirkan atlet kelas dunia yang membuat kita bangga,” lanjut Marciano.