KONI Pusat Gelar Pelatihan Dokter Ring PON Bela Diri II/2025 Kudus

Wakil Ketua Umum I KONI Pusat, Mayjen TNI Purn Suwarno, secara resmi membuka Pelatihan Dokter Ring Pekan Olahraga Nasional (PON) Bela Diri II Tahun 2025 Kudus. Penyelenggaraan digelar melalui Zoom pada Selasa, 7 Oktober 2025.

Kegiatan ini menjadi langkah strategis yang diambil KONI Pusat dalam meningkatkan kesiapan, preventif dan keselamatan atlet, khususnya dalam cabang olahraga (cabor) bela diri yang memiliki risiko cedera cukup tinggi pada kompetisi PON Bela Diri 2025 di Kudus.

Kegiatan Pelatihan ini di moderatori oleh Marsma TNI Purn Rochmulyati selaku Kabid Kesehatan Olahraga KONI Pusat.

Narasumber yang hadir adalah dr. Hario Tilarso, Sp.KO. yang pernah menjadi Dokter Kontingen Indonesia untuk berbagai ajang besar seperti SEA Games, Asian Games, dan Olimpiade dari tahun 1972-1992, dan dr. Arie Sutopo, Sp. KO. yang aktif sebagai dokter olahraga, sebagai narasumber ahli.

Dalam sambutannya, Mayjen TNI Purn Suwarno menekankan pentingnya kehadiran dan peran dokter ring di setiap arena pertandingan. Ia mengungkapkan bahwa selama pelaksanaan berbagai ajang olahraga, sering kali terjadi cedera yang membutuhkan penanganan cepat.

“Atlet adalah aset. Dalam pertandingan seperti PON Bela Diri 2025 di Kudus, kita tidak hanya bicara prestasi, tapi juga proses persiapan untuk event-event besar lainnya. Maka dari itu, kehadiran dokter ring sangat vital,” ujar Suwarno.

Jenis Cedera dan Penanganannya

Materi pertama disampaikan oleh dr. Hario Tilarso, Sp.OK. yang menjelaskan berbagai jenis cedera yang umum terjadi pada cabang olahraga bela diri, mulai dari memar, cedera otot, ligamen, hingga patah tulang.

“Salah satu metode utama penanganan awal adalah prinsip RICE (Rest, Ice, Compression, Elevation) yang perlu diterapkan pada berbagai jenis cedera seperti hematoma, otot tertarik, dan cedera ligamen,” ucap Hario.

Dr. Hario juga membahas cedera akibat suhu panas seperti heat cramps, heat stroke, dan heat exhaustion, serta cara pencegahannya yang mencakup konsumsi air cukup, penyesuaian suhu, dan teknik latihan yang baik.

Ia menegaskan bahwa kejang otot (cramps) bisa dicegah melalui hidrasi yang baik, peregangan, serta pola makan bergizi yang kaya magnesium, kalium, dan kalsium.

“Jika kejang tetap terjadi, segera konsultasi ke dokter,” tutupnya.

Peran Strategis Dokter Ring dalam PON Bela Diri II/2025 Kudus

Sementara itu, dr. Arie Sutopo, Sp.OK. menjelaskan perbedaan antara dokter ring dan dokter pertandingan. Dokter ring memiliki kewenangan untuk menghentikan pertandingan jika dinilai kondisi atlet tidak memungkinkan untuk melanjutkan.

Lebih lanjut, ia menjabarkan sistem kerja tim medis dalam cabor bela diri di ajang seperti PON, yang melibatkan tiga dokter: dokter arena, dokter pertandingan, dan dokter penonton.

Setiap cabor bela diri yang mengikuti PON Bela Diri 2025 di Kudus memiliki ketentuan dan risiko cedera yang berbeda, sehingga diperlukan ketentuan-ketentuan khusus terkait masalah kesehatan dan risiko cedera. Saat ini, terdapat sepuluh ketentuan mengenai masalah kesehatan yang telah dikeluarkan oleh masing-masing cabor sebagai acuan pelaksanaan pertandingan.

Namun demikian, bagi dokter ring yang ditugaskan untuk menangani cabang olahraga bela diri tertentu, pemahaman terhadap ketentuan umum saja tidaklah cukup. Mereka diwajibkan untuk mempelajari secara mendalam ketentuan-ketentuan khusus sesuai dengan ketentuan cabang olahraga dimana dokter ring ditempatkan.

“Dokter ring harus memahami dan mempelajari 10 ketentuan khusus masalah cedera dan risiko yang ditentukan oleh cabor terkait dimana ia ditugaskan,” ujar dr. Arie.

Dalam penutupnya, dr. Arie menjelaskan perbedaan antara dokter pertandingan dan dokter ring.

“Dokter ring bertugas di ring (arena) dan berhak menghentikan pertandingan apabila dinilai kondisi atlet tidak memungkinkan untuk melanjutkan pertandingan.” ujarnya menutup materi yang disampaikan.

Mayjen TNI Purn Suwarno berharap pelatihan ini menjadi bekal penting bagi para dokter ring yang akan bertugas dalam PON Bela Diri 2025 di Kudus maupun kejuaraan-kejuaraan lainnya.

author avatar
Dea Amanda Fitri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *