Belasan Pelatih Sampaikan Kendala Pembinaan Olahraga di Tengah Pandemi kepada Ketum KONI Pusat
Pada tanggal 29 September 2020, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat menggelar pertemuan dengan beberapa pelatih Cabang Olahraga. Sebelumnya KONI Pusat telah menggelar pertemuan virtual dengan atlet, KONI Provinsi, Pimpinan Induk Cabang Olahraga, Akademisi Keolahragaan, Bidang Media dan Humas KONI Provinsi di seluruh Indonesia. Sebagaimana beberapa pertemuan sebelumnya, Ketua Umum KONI Pusat Letjen TNI (Purn.) Marciano Norman langsung yang memimpin pertemuan dengan pelatih dari 12 cabang olahraga. Adapun kegiatan kali ini dikoordinasikan oleh Bidang Pendidikan dan Penataran (Diktar) KONI Pusat.
Saat membuka pertemuan, Ketua Umum KONI Pusat sadari bahwa program latihan yang harusnya dijalankan pelatih banyak yang terkendala karena adanya pandemi Covid-19. Meski begitu, KONI Pusat memberikan apresiasi kepada pelatih yang pantang menyerah menghadapi keadaan. “Apresiasi dan penghargaan yang tinggi kepada para saudara-saudara tanpa terkecuali, tanpa kreasi dan peran pelatih, mental atlet sudah jatuh”, kata Marciano sampaikan apresiasi. “Masyarakat olahraga prestasi beruntung miliki pelatih-pelatih yang punya motivasi yang luar biasa”, tambahnya.
Selanjutnya, Ketua Umum KONI Pusat menyinggung beragam kegiatan olahraga yang ditunda di tahun 2020. Dengan penundaan yang terjadi, Marciano berharap agar para pelatih melakukan program ulang pembinaan supaya atlet mencapai puncak performa pada saat event digelar. Ia pun meminta agar pelatih menerapkan Sport Science secara optimal dalam pembinaan olahraga prestasi, terutama cabang olahraga yang sudah masuk dan juga yang masih mengikuti pra kualifikasi Olimpiade.
Pelatih angkat besi Dirdja Wiharja mendapat giliran pertama, ia menyampaikan bahwa Pelatnas digelar sejak Januari 2020. Ia mengaku dengan adanya isolasi ketat yang diterapkan di masa pandemi Covid-19, 14 atlet Pelatnas mengalami kejenuhan. Mereka tidak diizinkan keluar area Pelatnas.
Penerapan protokol ketat dilakukan oleh semua induk cabor. Contohnya adalah atlet bulu tangkis yang di isolasi di area Pelatnas dan juga panahan yang hanya diizinkan ke tempat latihan dan penginapan. Namun begitu, Pelatih Panahan, Permadi jelaskan pada November mendatang akan pindah lokasi latihan di Yogyakarta agar atlet tidak jenuh.
Berikutnya adalah dari pelatih bulu tangkis, Felix Aru Bayu sampaikan kegiatan Pelatnas di Cipayung masih berjalan bahkan minim libur, demi mempersiapkan patriot olahraga meraih juara. Penerapan protokol ketat dilakukan di area Pelatnas. “Rapid tes digelar setiap bulan dan baru saja dilakukan Swab test”, terangnya. Hasil tesnya, semuanya orang di Pelatnas negatif Covid-19.
Tes terhadap atlet dilakukan oleh berbagai induk cabor, seperti atletik, angkat besi, tenis, tinju dan lainnya. Semua induk cabor tersebut telah menggelar tes dan hasilnya negatif dari Covid-19.
Selain itu, Covid-19 juga dikeluhkan menghambat pembinaan olahraga prestasi. Dampak Covid-19 yang berujung penundaan atau pembatalan berbagai event dirasakan menjadi kendala menurut Pelatih Taekwondo, Andi Cahyadi. “Kendala Pelatnas saat ini adalah tidak adanya teman sparring dan tidak ada event”, katanya.
Pelatih Voli, Agus Abdul Karim, Pelatih Skateboard, Charles Wijaya dan Pelatih Balap Sepeda, Dadang Haries Poernomo ungkapkan kendala dengan adanya pembatalan berbagai event dan try out. “Kendala saat ini adalah terhentinya semua event, kami tidak dapat melakukan try out atau try in”, ungkap Dadang.
Olahraga Selancar juga menyayangkan penundaan berbagai event. Meski begitu, menurut pelatih Tipi Jabrik saat ini atlet selancar memiliki kesempatan terakhir untuk meraih poin. “Kami memiliki kesempatan terakhir kirimkan satu atlet, main shortboard di El Salvador”, katanya. Namun begitu, ia mengakui adanya kesulitan mendapatkan visa ke sana.
Di akhir pertemuan, Ketua Umum KONI Pusat berpesan agar pelatih tak pantang menyerah mencari solusi untuk mendukung para atlet. “Selalu berpikir bagaimana mencari peluang mengantar atlet menjadi juara”, pesannya. “Ingatkan agar kejenuhan atlet tidak menurunkan mental mereka”, tambah Ketua Umum KONI Pusat.