ELLYAS PICAL, THE EXOCET

Ellyas Pical dilahirkan di Kecamatan Saparua, Kota Saparua, Maluku pada 24 Maret 1957. Pada masa kecil, ia adalah seorang pencari Ikan Mas.

Tertarik olahraga tinju berawal dari pertandingan yang kerap disiarkan TVRI. Muhammad Ali menjadi salah satu idola yang kerap ditonton Elly waktu kecil. Terinspirasi dari Ali, ia akhirnya memulai latihan tinju pada usia 13 tahun tanpa sepengetahuan orang tuanya, sebab Elly dilarang tinju.

Karier

Semasa aktif menjadi atlet, Ellyas Pical terkenal dengan hook dan uppercut kiri yang akurat, cepat sekaligus keras. Kemampuan baik tersebut membuat Ellyas dijuluki The Exocet, sebuah rudal buatan Prancis yang digunakan Inggris dalam perang Malvinas.

“Dia punya killing punch, dan itu tak semua petinju punya”, kata pemerhati tinju Mahfudin Nigara dikutip dari viva.co.id. ia mengawali karier dari tingkat kabupaten/kota dan bertanding di kelas terbang. Ia merupakan orang Indonesia pertama yang raih gelar dunia di kelas bantam. Berikut perjalanan singkatnya;

  • Mengawali karier tinju dari tingkat kabupaten hingga internasional.
  • Karier profesional di kelas bantam junior mulai tahun 1983.
  • Ellyas Pical juara Orient and Pacific Boxing Federation (OPBF) setelah kalahkan Hi-yung Chung asal Korea Selatan dengan menang angka 12 ronde di Seoul pada 19 Mei 1984. (bantam junior/ kelas super terbang).
  • Elly meraih juara International Boxing Federation (IBF) setelah membuat KO Chun Ju-do. Ia kalahkan petinju asal Korea di Jakarta pada 3 Mei 1985 ketika berusia 25 tahun. Padahal Chun Ju-Do sempat merendahkan Ellyas, “Elly Pical adalah anak kecil buat saya”.
  • Gelar dunia berhasil dipertahankan dari petinju Australia, Wayne Mulholland pada 25 Agustus 1985.
  • Elly sempat kalah dari petinju Republik Dominika, Cesar Polanco di Jakarta.
  • Tak menyerah, Elly akhirnya dapat mengalahkan Polanco secara KO pada pertandingan ulang di Jakarta pada 5 Juli 1986.
  • Ia mampu mempertahankan gelar dari petinju Korea, Dong-chun Lee
  • Kekalahan terjadi pada Elly, ia kalah KO pada ronde 14 dari petinju Thailand, Khaosai Galaxy pada 1987.
  • Dengan semangat yang besar, akhirnya Elly berhasil merebut kembali gelar IBF (bantam junior/ kelas super terbang) dari Tae-il Chang dari Korea Selatan pada 17 Oktober 1987. Gelar tersebut berhasil dipertahankan selama 2 tahun.
  • Akhirnya, Elly harus kembali kehilangan gelar tersebut karena kalah dari petinju Kolombia, Juan Polo Perez pada 14 Oktober 1989 di Virginia, Amerika Serikat.

Kondisi Tinju Saat ini

Elly gantung sarung tinjunya dengan catatan 20 kemenangan (11 KO), 1 seri dan 5 kekalahan. Di masa sekarang ini, ternyata ia menyayangkan kondisi olahraga tinju Tanah Air. Menurutnya petinju muda saat ini memiliki cara pikir instan, yakni sebagai penghasilan bukan juara dunia. Berbeda dengan Elly yang telah berkorban dan berjuang untuk menjadi juara dunia.

Salah satu metode sosialisasi untuk seperti Elly adalah melalui film. Sempat direncanakan sebuah film menceritakan tentang Ellyas Pical berjudul The Exocet. Namun begitu, film tersebut belum terealisasi karena sutradara dan pemeran Elly menjadi tersangka kasus narkoba.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *