Ambisi Tingkatkan Kualitas Pembinaan Atlet, KONI Pusat Selenggarakan FGD Melibatkan Praktisi dan Ahli Olahraga Terbaik di Indonesia

Bertekad meningkatkan kualitas Pekan Olahraga Nasional (PON) dari waktu ke waktu, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat sebagai penyelenggara melakukan evaluasi dengan melibatkan KONI Provinsi sebagai peserta dan juga akademisi keolahragaan melalui Focus Group Discussion (FGD) bertema ‘Penyelenggaraan PON Ke Depan Lebih Profesional’ yang diselenggarakan di Hotel The Rich Jogja Hotel.

Tuan rumah KONI Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyambut para peserta yang hadir. “Kesempurnaan penyelenggaraan multievent adalah hal yang kita inginkan bersama. Oleh karena itu, evaluasi PON XXI perlu kita lakukan,” kata Ketum KONI DIY Prof.Dr. H.Djoko Pekik Irianto berharap PON XXII/2028 di NTB-NTT lebih baik lagi.

FGD tersebut dibuka resmi oleh Ketum KONI Pusat Letjen TNI Purn Marciano Norman pada 20 November 2024. Sebagaimana tema FGD, KONI Pusat berambisi meningkatkan kualitas multievent di Indonesia. “Terus terang saja masih banyak hal yang dapat kita lakukan. Standar PON ini nanti mau ke mana?” Sebut Marciano mengawali.

Ke depan, yang menjadi juara PON adalah atlet terbaik Indonesia yang siap menjadi juara pada single/multi event internasional.

Pertama, Marciano sebutkan bahwa untuk pertama kalinya dalam rangka meningkatkan kualitas dan fokus pembinaan, PON XXII/2028 NTB-NTT mempertandingkan cabang olahraga Olimpiade dan prioritas Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) yang mana memiliki potensi di SEA Games.

KONI Pusat sendiri beranggotakan 75 induk cabang olahraga dan tidak semuanya cabang olahraga Olimpiade dan DBON. Alhasil, beberapa cabang olahraga lainnya diselenggarakan pada multievent terobosan KONI Pusat antara lain Pekan Olahraga Bela Diri Nasional (Indonesia Martial Art Games/IMAG), Pekan Olahraga Pantai Nasional (Indonesia Beach Games), Pekan Olahraga Indoor (Indonesia Indoor Games), dan PON Remaja (Indonesia Youth Games) yang diselenggarakan di kabupaten/kota setiap 2 tahun.

Manfaat multievent terobosan KONI Pusat tersebut tidak hanya mewadahi cabang olahraga di luar Olimpiade dan DBON, namun menambah jumlah kompetisi bagi cabang olahraga Olimpiade dan DBON. Di samping itu, multievent tambahan memberikan dampak bagi tuan rumah untuk kembangkan sarana dan prasarana olahraga, serta membangun Sport Tourism serta Sport Industry.

Tak hanya itu evaluasi besar dari Ketum KONI Pusat, ada juga dua hal besar lainnya yang menyangkut kualitas penyelenggaraan. “Saya juga masih punya hal yang mengganjal, yakni masalah mutasi atlet dan saya masih melihat bahwa masih ada oknum yang melakukan bagi-bagi medali,” tambah Marciano.

“Tidak ada bedanya (pembagian medali) dengan Match Fixing di dalam sepak bola, dan hal-hal seperti itu tantangan kita bersama.,” tegas Marciano.

“Kita juga harus cari jalan, dan diharapkan para ahli/ akademisi juga harus memberi masukan kepada kita bagaimana supaya prestasinya atlet pada PON itu juga makin hari semakin meningkat.,” tambah Ketum KONI Pusat mengajak peran para peserta.

Beberapa peserta yakni, KONI DIY, KONI Jawa Barat, KONI Jawa Timur, KONI NTB, Dekan FIK Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Prof. Dr. Dwi Cahyo Kartiko, S.Pd., M.Kes, guru besar dari Fakultas Keolahragaan (FKOR) Universitas Sebelas Marat (UNS) Prof.Sapta Kunta Purnama, Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Prof.Dr.Johansyah Lubis, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Prof.Dr.Yunyun Yudiana, Universitas Negeri Semarang (UNNES) Prof.Dr.Tandyo Rahayu dan juga Ketum KONI DIY yang juga guru besar dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

Dengan kehadiran ahli keolahragaan terbaik di Tanah Air dan juga praktisi yakni KONI Provinsi, KONI Pusat yakin hasil FGD dapat membangun PON yang lebih baik. “Saya percaya kita mampu membuat prestasi altet Indonesia lebih baik, tapi tidak akan bisa tanpa saudara-saudara memberikan masukan kepada kami,” harap Marciano.

Setelah dibuka resmi oleh Ketum KONI Pusat, Waketum I KONI Pusat Mayjen TNI Purn Dr.Suwarno sampaikan materi bertema ‘Evaluasi PON XXI/2024 Aceh-Sumut Menuju PON XXII/2028 Nusantara Lebih Profesional’, selanjutnya Sekjen KONI Pusat Drs.Tb. Lukman Djajadikusuma, MEMOS sampaikan materi selanjutnya, ‘PON mandiri guna mewadahi cabor-cabor yang tidak dipertandingkan pada PON’.

Setelah itu, baru para akademisi memberikan tanggapan diikuti pandangan dari KONI Provinsi yang hadir. Rumusan FGD ditargetkan menjadi hasil kegiatan sebelum resmi ditutup pada 21 November 2024.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *