Atlet Latihan di Rumah, Apakah Maksimal?
Keselamatan menjadi prioritas utama dengan adanya ancaman pandemi corona seperti saat ini. Virus tersebut menyebar cepat hingga sampai saat ini hampir seluruh negara di dunia menghadapi corona. Laju percepatan terinfeksi corona terus meningkat karena penularannya masih terjadi.
Alhasil beberapa kebijakan bertujuan untuk terapkan work from home (WFH) hingga Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Bekerja, beribadah, dan berkomunikasi dianjurkan dilakukan di rumah guna menghindari keramaian yang disinyalir berdampak pada laju peningkatan corona.
Tak terkecuali dengan olahraga, para atlet banyak yang dihimbau untuk berlatih di rumah masing-masing. Metode latihan yang dilakukan secara mandiri memanfaatkan teknologi informasi dengan sebaik-baiknya.
Pelatih membuat program latihan untuk para atlet. Di kediaman masing-masing, para atlet melakukan latihan yang sudah diinstruksikan para pelatih mereka. Ketika melakukan latihan, para atlet merekam diri mereka berlatih sesuai instruksi yang diterimanya dari pelatih.
Latihan di rumah sangat diperlukan agar atlet tetap terjaga kondisi fisiknya ketimbang pasrah pada keadaan dan tidak melakukan apa pun. Adapun himbauan berlatih di rumah dilakukan oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Riau, “Kami dari KONI Riau menghimbau agar para atlet tetap berlatih dan latihan itu dapat dilaksanakan di rumah masing-masing saja.”, jelas Mustafa Kamal, Ketua Pembinaan Prestasi KONI Riau
KONI DKI Jakarta juga menerapkan latihan di rumah dan menganggap latihan di rumah diperlukan. “Latihan di rumah tetap efektif untuk menjaga kondisi fisik dan keterampilan teknik yang mendasar, mengingat atlet harus tetap jaga kapasitas tubuhnya di tengah pandemik corona.”, tegas Taufiq Yudhi Kepala Bidang Monitoring dan Evaluasi KONI DKI Jakarta. “Inilah jalan terbaik untuk menyikapi keadaan dan tetap orientasi pada latihan.”, tambahnya.
Meski demikian, latihan di rumah juga memiliki beberapa keluhan. Memang dengan berlatih di rumah para atlet menjadi masalah ketika dikaitkan dengan standar tempat latihan karena beragamnya latar belakang para atlet. Hal tersebut diakui oleh Taufiq.
“Pasti tidak maksimal, karena pasti menghadapi berbagai keterbatasan antara lain ruang gerak atlet sangat variatif, ada yang menggunakan area (halaman) luas, ada yang sangat sempit hanya ruangan di dalam rumah”, keluh Taufiq.
Kendala karena fasilitas di rumah masing-masing, paling dirasakan oleh atlet Biliar. Pasalnya atlet Biliar banyak yang tidak memiliki meja Biliar di rumahnya. Wakil Ketua Umum POBSI Bali, Willy Soedarno jelaskan, “Jadi, kalau di rumah hanya bisa latihan fisik saja. Atlet hanya bisa menjaga kebugarannya saja.”.
Dilansir dari kaltim.prokal.co, Salah seorang pelatih atlet asal Kalimantan Timur keluhkan kapasitas jaringan yang dimiliki atlet binaanya.
Pelatih Bola Tangan, Gadis Risma jelaskan hambatan melatih dengan aplikasi WhatsApp, “Susah banget latihan via video ini. Enggak semua atlet punya HP dan kuota yang dibutuhkan untuk setiap hari kirim video latihannya.”.
Teknologi informasi dengan beragam aplikasi akan memfasilitas latihan mandiri jarak jauh. Memang aplikasi dapat seragam antara yang dimiliki pelatih dan setiap atlet. Meski demikian, jaringan yang menjadi sandaran aplikasi tersebut beroperasi masih belum tersebar merata.
Cerita lain datang dari Pencak Silat Jawa Barat yang berambisi memborong medali Pekan Olahraga Nasional (PON) XX mendatang. Jawa Barat terapkan latihan di rumah bagi atletnya. Bukti latihan mandiri yang berupa video dikirimkan atlet kepada pelatiihnya.
Manager Pelatda Pencak Silat Mulyanani menyayangkan keterbatasan dalam memantau atlet dengan bantuan teknologi. “Meskipun sebenarnya agak sedikit kurang optimal karena tidak terpantau intensitas dan volumenya.”, jelasnya.
Meski banyak keluhan latihan di rumah, ada juga beberapa atlet yang mengalami kesulitan lebih dalam melakukan latihan. Pertama adalah olahraga permainan sebagai contoh voli dan Kedua adalah olahraga yang butuhkan fasilitas khusus seperti renang.
Sebagai olahraga permainan tim, voli membutuhkan lapangan untuk praktek teknik tim (secara bersama). Sekretaris Pengprov Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) Bali, Ketut Supardana Yasa jelaskan bahwa voli membutuhkan latihan langsung di lapangan.
Di Kalimantan Barat, atlet renang kesulitan berlatih karena penutupan arena renang akibat wabah Corona. “Kami dari KONI Kalimantan Barat tentunya tidak mau memaksakan diri agar atlet renang tetap latihan seperti sebelum ada Covid-19.”, jelas wakil Ketua KONI Kalimantan Barat, Suhadi.
“Kita sebagai insan olahraga sebaiknya memberikan contoh bagi masyarakat untuk ikuti kebijakan pemerintah dengan melakukan latihan fisik di rumah saja.”, terangnya.