Babak Kualifikasi PON XXI Aceh-Sumut Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) Dibagi Dalam Tiga Zona
Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) mulai menggelar babak kualifikasi Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh – Sumatra Utara 2024. Kejuaraan yang masuk dalam Klasifikasi E ini akan dibagi dalam tiga zona dengan waktu pelaksanaan yang berbeda.
Zona I yang terdiri dari wilayah Sumatera akan menjadi yang pertama menggelar babak kualifikasi ini. Diikuti oleh enam Pengprov Arum Jeram, Riau, Jambi, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Bengkulu, dan Lampung, perlombaan akan mengambil tempat di Sungai Batang Anai, Padang Pariaman, Sumatera Barat pada 17-26 Agustus 2023.
Kemudian, kualifikasi berlanjut ke zona III untuk wilayah Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua. Pelaksanaan babak kualifikasi di zona ini akan berlangsung dalam medio 30 Agustus – 8 September 2023, di Sungai Nimanga, Minahasa, Sulawesi Utara. Pra-PON di zona III akan diikuti oleh Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Selatan.
Pelaksanaan babak kualifikasi di zona II akan menjadi yang terakhir digelar akan diikuti oleh wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, perlombaan yang memperebutkan tiket tampil di PON XXI Sumut-Aceh 2024 ini akan berlangsung di Sungai Citarik, Sukabumi, Jawa Barat, 21 Agustus – 30 September 2023.
Zona II ini akan diikuti oleh delapan pengprov yakni Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, serta Nusa Tenggara Barat. Kontingen provinsi tuan rumah, Aceh dan Sumatera Utara tidak wajib mengikuti pertandingan Babak Kualifikasi PON ini.
Pra PON ini akan mempertandingkan empat disiplin lomba, yakni sprint, head to head, slalom, dan downriver race (DRR). Sprint merupakan nomor yang memperlombakan kecepatan dalam mendayung dalam jarak pendek dengan sistem pelepasan start satu per satu tim.
Head to head memperlombakan adu kecepatan dalam mendayung dalam jarak pendek dengan start berpasangan. Perlombaan H2H ini menggunakan sistem gugur.
Sedangkan slalom melintasi rintangan berupa gawang yang ditempatkan di bagian lintasan sungai yang diarungi pada jarak 200-300 meter. Terakhir, DRR memperlombakan kecepatan tim dalam mendayung perahu pada jarak jauh (jarak tempuh 20-60 menit).
Pada perlombaan ini, ada empat kelas perlombaan yang digelar yakni perahu karet awak empat (R4) Putra dan Putri, lalu perahu karet awak enam (R6) Putra dan Putri.
Mereka yang menempati peringkat 1-3 tim putra (R4/R6) dan peringkat 1-3 tim putri (R4/R6) di Zona I (Sumatera) berhak lolos ke PON. Untuk Zona II (Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara) tiket PON akan diberikan kepada peringkat 1-4 tim putra (R4/R6), peringkat 1-4 tim putri (R4/R6), serta peringkat lima putra dan peringkat lima putri khusus untuk R4.
Untuk Zona III (Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua) tiket PON diberikan sama dengan jumlah kualifikasi di Zona I, yakni peringkat 1-3 tim putra (R4/R6) serta peringkat 1-3 tim putri (R4/R6). Total ada 128 tiket yang terdiri dari masing-masing 64 tiket tim putra (R4/R6) dan 64 tiket tim putri (R4/R6).
FAJI ingin di setiap kejuaraan yang digelar, termasuk babak kualifikasi ini menjadi kegiatan olahraga yang dijalankan dengan prinsip berkelanjutan (Sustainable Sport Event). Ketua Harian PB FAJI merangkap Technical Delegate PON XXI 2024 Aceh Sumatra Utara Cabor Arung Jeram, Dr. Amalia Yunita mengatakan jika FAJI berkomitmen untuk menumbuhkan dampak positif pada lingkungan, sosial, dan ekonomi melalui kegiatan arung jeram ini.
“Babak kualifikasi adalah kegiatan yang didesain, diorganisir dan diimplementasikan dengan prinsip-prinsip keberlanjutan, oleh karenanya seluruh Pengurus Besar (PB), provinsi, panitia pelaksana, atlet, dan official yang terlibat diharapkan untuk turut serta meminimalisir dampak negatif dan meninggalkan warisan bagi komunitas tuan rumah dan semua yang terlibat,” katanya.
Karena itu, seluruh peserta dalam kegiatan babak kualifikasi PON ini harus mematuhi aturan-aturan dan tata tertib yang berlaku. Menjaga nama baik tim, sesama tim, panitia, dan FAJI tentunya. Menghormati adat istiadat setempat dan membangun keakraban dengan sesama peserta, tim, panitia, dan masyarakat lokal.
“Menjunjung tinggi sportivitas dengan mengikuti lomba, sesuai dengan peraturan kompetisi, bermain secara adil dan bersih serta menghadapi kemenangan dan kekalahan secara bermartabat. Mengutamakan keselamatan seluruh tim pada saat lomba, menjaga kebersihan di lingkungan sungai dan sekitarnya serta perkampungan atlit, dan tidak meninggalkan sampah dimanapun,” tambah Amalia.
Para peserta juga menurutnya wajib melakukan penghematan dalam mengkonsumsi energi, mengurangi pemakaian material plastik sekali pakai (botol minuman, wadah makanan, sedotan dll.), mengurangi dan mengganti jejak karbon perjalanan menuju lokasi serta jejak karbon lainnya dengan penanaman pohon atau inisiatif lainnya, memilih untuk membeli barang lokal untuk mengurangi jejak karbon.
“Memilih akomodasi yang dekat venue untuk mengurangi jejak karbon, menggunakan kendaraan umum atau menggunakan bahan bakar dengan jejak karbon rendah. Mengurangi limbah makanan, menjaga keanekaragaman hayati di sekitar lokasi, tim memakan makanan yang sehat, termasuk mendukung ekonomi lokal dan memilih membeli dari usaha lokal yang dijalankan dengan prinsip yang bertanggung jawab. Sebab kita harus meninggalkan warisan yang positif bagi masyarakat lokal,” tuturnya.
Oleh : Tim Media dan Humas FAJI