Batik Laris Manis selama PEPARNAS XVII, UMKM Solo Optimistis
Solo, 13 Oktober 2024 Gelaran Pekan Paralimpiade Nasional (PEPARNAS) XVII 2024 di Solo, Jawa Tengah membawa dampak positif bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kampung Batik Laweyan. PEPARNAS berhasil meningkatkan penjualan produk batik lokal dan menciptakan optimisme di kalangan para pengrajin.
Bela (22 tahun), penjaga toko Batik Adityan Art di Jalan Sidoluhur, Laweyan, menyatakan bahwa sejak PEPARNAS XVII berlangsung, penjualan batik bertambah. Meski kenaikan penjualan belum mencapai dua kali lipat, Bela mengaku sangat senang dengan perkembangan ini.
“Ada kenaikan penjualan batik sejak PEPARNAS, dan semoga acaranya sukses,” ungkap Bela, Sabtu (12/10/2024). Ia berharap acara-acara nasional seperti PEPARNAS dapat terus digelar di Solo karena berdampak langsung pada perekonomian lokal.
Hal yang sama disampaikan Wiji (30 tahun), penjaga toko Batik Putra Bengawan. “Syukurlah, ada penambahan pembeli batik selama PEPARNAS berlangsung,” ujarnya. Beberapa atlet dari kontingen PEPARNAS telah mengunjungi tokonya dan membeli batik, yang tentunya memberikan dampak positif terhadap penjualan. Wiji berharap Kota Surakarta terus menjadi tuan rumah acara nasional agar dapat mendukung ekonomi lokal.
Sebelumnya, Nining (52), pelaku UMKM batik di Surakarta yang menjalankan usaha fesyen batik bernama Marin Laweyan, juga optimis bahwa PEPARNAS XVII akan membawa dampak positif bagi bisnis lokal. “Kami berharap acara seperti PEPARNAS sering digelar, karena sangat berpengaruh terhadap omzet. Penjualan batik bisa meningkat dibandingkan hari-hari biasa,” kata Nining.
Nining menambahkan bahwa sudah ada beberapa kontingen dan atlet yang melihat koleksi batik di tokonya. Meski sebagian besar masih fokus pada kompetisi, ia yakin penjualan akan meningkat, terutama menjelang penutupan acara.
Pengalaman Nining pada Piala Dunia U17 2023 menjadi tolok ukur optimisme ini, di mana penjualan batiknya melonjak signifikan menjelang akhir acara tersebut. “Saya yakin PEPARNAS XVII juga akan memberikan dampak serupa, terutama bagi sektor kerajinan lokal,” tambahnya.
“Sementara itu, pelaku UMKM dari Dagoer Production, Wulan, melaporkan telah meraup omzet sebesar Rp30 juta selama PEPARNAS XVII berlangsung. Menurut Wulan, kemudahan fasilitas yang diberikan oleh pemerintah dan panitia PEPARNAS 2024 berkontribusi pada peningkatan penjualan produk seperti kaus, jaket, dan tas. Kegiatan ini memungkinkan kami untuk lebih memperkenalkan berbagai produk. Ini meningkatkan omzet penjualan,” ujarnya.
Sebagai informasi, industri batik tulis warna alami di Kampung Batik Laweyan telah berkembang sejak abad ke-14 Masehi, di masa pemerintahan Keraton Pajang. Seiring dengan ditemukannya teknik batik cap pada awal 1900-an, banyak juragan batik lahir dari kampung ini. Hingga kini, Kampung Batik Laweyan menjadi daya tarik bagi wisatawan, akademisi, dan media domestik maupun internasional yang tertarik dengan sejarah dan keindahan batik lokal.
Dengan berlangsungnya PEPARNAS XVII, Kampung Batik Laweyan dan para pelaku UMKM di Surakarta optimistis bahwa acara nasional seperti ini akan terus membawa dampak positif bagi perekonomian lokal.