Berbagai Usaha Jadikan Mike Tyson Kembali Beringas
Legenda tinju dunia, Mike Tyson berencana kembali ke ring tinju. Petinju berjulukan Si Leher Beton tersebut rela kembali dengan tujuan sosial. Kembalinya Tyson ke ring tinju karena keinginannya menghimpun dana untuk orang yang membutuhkan.
Ekshibisi empat ronde akan dilaluinya untuk menggalang dana untuk membantu tunawisma. Dana yang terkumpul juga akan digunakan untuk membantu orang tua pecandu narkoba. “Saya akan melakukan beberapa duel menggalang dana, membantu tunawisma dan orang tua yang kecanduan narkoba seperti saya.”, jelasnya.
Petinju termuda yang berhasil juarai kelas berat WBC pada 1986 ini mempersiapkan performanya kembali. Ia berlatih dengan baik hingga membuat kagum beberapa orang seperti Khabib Nurmagomedov. “Sulit dipercaya, ini level yang berbeda”, kata Khabib berkomentar pada video Tyson melepas hook kanan, hook kiri, dan jab.
Pelatih mixed martial art, Rafael Cordeiro juga terkesima melihat video Tyson. Pemilik Kings MMA di California takjub dengan performa Tyson yang telah lama tidak berlatih. “Saya lihat seorang pria dengan kecepatan dan kekuatan yang sama seperti pria berusia 21 – 22 tahun.”, komentarnya melihat latihan Tyson.
Persiapan yang dilakukan Tyson tidaklah main-main. Beberapa latihan ia lakukan untuk kembalikan kebugarannya mulai latihan tinju, cardio, dan beban. ”Saya telah kembali mengenakan sarung tinju dalam seminggu terakhir.”, terang Tyson pada Talksport.
Apa yang dipersiapkan Tyson tidaklah mudah, rintangan juga ia hadapi. “Tubuh saya benar-benar seperti didongkrak.”, keluhnya.
Namun ada satu hal di luar latihan yang membuat Tyson beringas dulu. Tak lain adalah hipnotis. Sejak muda, pelatihnya Cus D’Amato melakukan metode hipnotis di luar latihan fisik. “Cus menghipnotis saya dua atau tiga kali sehari sebelum latihan dan pertandingan.”, jelasnya pada Give Me Sport. Sang pelatih ingin Tyson beringas tanpa perasaan. “Dia bilang perasaan tak berarti apa-apa”, kenang si Leher Beton.
Tyson pun menceritakan pengalamannya dihipnotis, “Saya berusia 12 tahun saat mereka memulainya. Mereka membuatmu tak sadar dan hanya fokus pada kebrutalan, dan itulah yang membuat menjadi binatang buas.”.