H.M.Bunyamin Cerita Tentang Perkembangan Berkuda Polo di Tanah Air

Salah satu tokoh Berkuda Polo, Haji Muhammad (H.M.) Bunyamin atau yang sekarang dikenal Benny Polo bercerita tentang perkembangan olahraga Berkuda Polo di Tanah Air. Sejak kecil, ia tinggal di luar negeri dan sudah bermain Berkuda Polo. Kini, ia berkomitmen untuk mengabdi bagi nusa dan bangsa melalui Berkuda Polo.

“Saya ingin bantu kembangkan Berkuda Polo sebagai Bangsa Indonesia dan bantu semua orang yang ingin menggeluti Berkuda Polo,” tegasnya.

Permainan dilakukan, dengan ketentuan dua tim beradu saling mencetak gol ke gawang lawan di lapangan. Para pemain menunggangi kuda dengan memegang pemukul bola yang disebut Polo Stick/ Polo Mallets. Setiap tim beranggotakan empat orang dan pergantian kuda tidak terbatas. Mereka bertanding di lapangan seluas 6 hektar, dengan panjang 300 meter dan lebar 200 meter. Permainan hanya digelar di musim, sehingga para pemainnya kerap ke belahan dunia yang sedang musim panas jika ingin berlaga.

Bunyamin ceritakan bahwa Berkuda Polo awalnya dimainkan kavaleri berkuda Persia. Mereka menguji kemampuan kuda perang dengan permainan Berkuda Polo. Pemukulnya menggunakan senjata dan bolanya menggunakan kepala musuh yang telah dipenggal.

Singkat cerita, kemudian Berkuda Polo akhirnya dimainkan di Kerajaan Mongolia ketika era Genghis Khan dan selanjutnya di bawa ke India. Ketika di India, Berkuda Polo dimainkan dengan bola keranjang rotan dan permainan ini mulai diberi nama ‘Pulu’. Mengingat India pernah di bawah Kerajaan Inggris, akhirnya olahraga ini digemari sehingga dimainkan di beberapa negara commonwealth/ persemakmuran seperti Amerika Serikat, Malaysia, Singapura, Australia, Afrika Selatan, Kanada dan juga di luar persemakmuran seperti Eropa.

Diceritakan juga bahwa sempat ada dua organisasi Berkuda Polo di dunia, Hurlingham Polo Association dan juga US Polo Association, namun pada akhirnya terbentuk Federation of International Polo (FIP) yang menaungi kedua organisasi itu.

Cerita beranjak ke perkembangan di Tanah Air yang diawali keinginan beberapa tokoh untuk bermain Berkuda Polo. Prabowo serta Hashim Djojohadikusumo dan beberapa orang lainnya ingin bermain Berkuda Polo di Sentul sekitar 30 tahun lalu. Di Sentul menggunakan sarana dan prasarana dari Bambang Trihatmodjo & James Riady.

Alhasil, keinginan mereka bermain Berkuda Polo membutuhkan peralatan yang dijual di toko Conniouseurs Equestrians Supplies, Singapura. Pemiliknya, Assad Jumabhoy yang merupakan rekan H.M.Bunyamin yang merupakan pegiat Berkuda Polo dan produsen sekaligus eksportir Polo Stick/ Polo mallets pemukul rotan ke 30 negara. Dengan informasi dari pemilik toko di Singapura, H.M.Bunyamin ditemukan oleh Hasyim guna membahas Berkuda Polo.

Satu saran strategis H.M.Bunyamin kepada Hasyim ketika itu, agar membentuk wadah organisasi untuk membina serta mengembangkan Berkuda Polo di Tanah Air. “Pak jika mau bikin organisasi Berkuda Polo di Indonesia harus masuk organisasi Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi),” sarannya kepada Hasyim.

Selanjutnya, dilakukan pertemuan dengan Ketum Pordasi ketika itu, Indra Rukmana, suami Siti Hardijanti Hastuti Rukmana. “Akhirnya dibikin Komisi Polo Pordasi, di samping sudah ada Komisi Pacu, Komisi Peternakan dan Komisi Equestrian. Pak Hasyim Ketua Komisi Polo dan saya Sekjen,” terangnya merujuk tahun 1990-an. Sebagai catatan, Komisi Equestrian dan Komisi Peternakan dibentuk pada 1988.

Bunyamin bahkan sempat mengemban amanah sebagai Sekjen Pordasi ketika Ketum Pordasi Jendral Pol Purn Drs.Roesmanhadi, Kapolri masa bakti 1998-2000. Masa bakti Roesmanhadi setelah kepemimpinan Indra Rukmana.

Benny (kedua dari kanan) bersama anak-anak Sultan Brunei Hassanal Bolkiah

Di Tanah Air, pembinaan dilakukan dengan membentuk klub Berkuda Polo, bernama Nusantara Polo Club (NPC) dimana Bunyamin diangkat sebagai ‘Konsultan Seumur Hidup’ oleh Jenderal Purn. Prabowo Subianto yang merupakan ‘Patron’ pada olahraga Berkuda Polo Indonesia. Pertandingan Berkuda Polo di Indonesia digelar di Jagorawi Golf & Country Club yang dibangun pengusaha bernama Zakir, mertua Ketua Komisi Polo PP.Pordasi masa bakti 2020-2024, H.R.M. Harkat Boedi Susetio Soendaryo.

Selain itu, Bunyamin juga dianggap ‘Konsultan Seumur Hidup’ oleh Ketum PP.Pordasi masa bakti 2020-2024 Triwatty Marciano. Saat ini, Ketum PP.Pordasi masa bakti 2020-2024 menilai bahwa tokoh yang paling kompeten dalam Berkuda Polo merupakan H.M.Bunyamin. Diharapkan, Bunyamin dapat mengembangkan Berkuda Polo lebih baik lagi ke depan.

Pangeran Jefri Bolkiah (kedua dari kiri) bersama Benny (tengah)

Saat ini, Bunyamin pun masih mengembangkan Berkuda Polo. Ia membina klubnya yang bernama ‘Benmyers Indonesia Polo Team’ yang diperkuat tiga anaknya (seorang putra dan dua orang putri) bersama seorang keponakannya. Mereka menghabiskan waktu 2 tahun untuk belajar serta berlatih Berkuda Polo, di Malaysia selama lima bulan kemudian di Australia empat bulan, Inggris empat bulan, Argentina empat bulan dan Amerika Serikat empat bulan.

Benny bersama Yang dipertuan Agung Sultan Pahang Malaysia

Berkuda Polo di Indonesia akan dibina oleh satu federasi nasional khusus yang dipimpin oleh seorang ketua umum. Federasi nasional tersebut adalah Pordasi Polo yang disepakati berdiri sendiri pada Munaslub Pordasi Juni 2024 lalu. Rencananya, tanggal 13-15 November mendatang akan diselenggarakan Musyawarah Nasional (Munas) XIV Pordasi 2024 yang untuk pertama kali dalam sejarah memilih Ketum Pordasi Polo, dan juga Ketum federasi nasional lainnya, baik Pordasi Pacu, Pordasi Equestrian dan Pordasi Berkuda Memanah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *