ISSS 2025: Mengukir Masa Depan Olahraga Indonesia melalui Sinergi Global
Oleh : Yemima
Indonesia Sports Synergy Summit (ISSS) 2025 resmi dibuka pada Jumat, 5 September 2025, di Jakarta International Convention Center oleh Ketum KONI Pusat Letjen TNI Purn Marciano Norman.
Pasca dibuka, ISSS menampilkan diskusi berjudul “Global Best Practices in Sports Development: Education, Elite Sports, and Industry Transformation,” menghadirkan dua narasumber internasional berpengalaman: Dr. Hyunjoo Cho dari Korea Institute of Sport Science dan Shogo Shibata dari Japan Asia Koshien.
Dr. Hyunjoo Cho membuka paparannya dengan menjelaskan bagaimana Korea Selatan menggunakan olahraga sebagai strategi membangun negeri.
Secara sosial, olahraga mampu meningkatkan kesehatan masyarakat dan memperkuat kohesi sosial.
Dikaitkan dengan diplomasi, olahraga menjadi instrumen penting untuk meredakan ketegangan politik dan mempromosikan perdamaian. Keberhasilan ini didukung oleh kebijakan pemerintah yang terintegrasi dengan sektor ekonomi.
Menurut Dr. Hyunjoo Cho, untuk menciptakan industri olahraga yang berkelanjutan dan bersinergi, Indonesia harus melakukan hal serupa. “Indonesia harus memperbaiki kebijakan olahraga hingga dapat menciptakan pilar olahraga yang lebih baik,” ucapnya.
Sementara itu, Shogo Shibata dari Japan Asia Koshien berbagi pengalaman menariknya, baik sebagai atlet maupun saksi perkembangan industri olahraga baseball /bisbol di Jepang. Ia menyoroti sejarah panjang Koshien, sebuah turnamen baseball yang telah melahirkan banyak pemain bintang MLB.

Hal ini membuktikan bahwa baseball memiliki potensi ekonomi dan global yang besar.
Jepang mengakui bahwa populasi penggemar bisbolnya di dalam negeri mulai menyusut seiring menurunnya populasi penduduk negeri Sakura tersebut, sehingga mereka sangat antusias untuk berekspansi ke Asia.
Menurutnya, populasi Indonesia menjadi potensi pengembangan bisbol. Turnamen Asia Koshien Baseball Tournament 2024 di Lapangan Baseball GBK menjadi bukti awal akan potensi emosional dan kolaboratif antara pemain Jepang dan Indonesia.
Dr. Hyunjoo Cho menekankan pentingnya pembinaan karakter dan mental atlet. “Membangun atlet yang mencapai hasil maksimal membutuhkan karakter dan mental,” ujarnya. Ia menyarankan pendekatan berbasis neuroscience untuk mengedukasi pelatih, sehingga mereka dapat membangun mentalitas atlet yang tangguh dan optimistis.
Selain itu, kolaborasi juga menjadi kunci untuk membangun industri olahraga yang berkelanjutan.
Mengutip pengalaman Korea, Dr. Hyunjoo Cho mengungkapkan bahwa negara tersebut membuat departemen baru, yaitu sport industry, dengan tugas fokus pada research dan data-data serta kolaborasi dengan entrepreneur.
Dengan mengedepankan pembinaan karakter atlet dan membangun industri olahraga yang didukung oleh data serta kolaborasi, Indonesia terlihat memiliki potensi besar untuk meniru model sukses Korea dan Jepang.