Jawa Timur Terus Buntuti Jakarta dan Jawa Barat di Arena PON XXI
MEDAN – Hari kedua pekan kedua persaingan perburuan medali Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 Aceh-Sumut, Selasa (17/9), diwarnai sukses sementara kontingen Jawa Timur yang mengikuti jejak kontingen Jakarta dan Jawa Barat, membukukan medali emas keseratus.
Secara keseluruhan, pada daftar perolehan sementara medali PON XXI/2024, kontingen Jawa Timur telah mengumpulkan 100 medali emas, 101 perak, dan 98 perunggu. Kontingen Arek-arek ujung timur Pulau Jawa ini masih berada di urutan ketiga di bawah Jakarta dan Jawa Barat.
Kontingen “Macan Kemayoran” Jakarta yang telah meraih 124 medali emas, 103 perak, dan 101 perunggu semakin kokoh di posisi puncak. Di urutan kedua, kontingen “Bumi Pasundan” Jawa Barat, meraih 117 medali emas, 115 perak, dan 110 perunggu.
Urutan keempat dan kelima masih ditempati dua kontingen tuan rumah PON XXI/2024, Sumatera Utara dan Aceh. Sumatera Utara di urutan keempat dengan raihan 59 medali emas, 30 perak, dan 70 perunggu. Sementara Aceh di urutan kelima membukukan 49 medali emas, 39 perak, dan 44 perunggu.
Pada urutan keenam hingga ke-38 belum terjadi perubahan berarti. Posisi ke-38 masih ditempati Kontingen Maluku Utara yang baru mengumpulkan dua medali perunggu.
PON XXI yang untuk pertama kalinya dilaksanakan di dua provinsi (Aceh dan Sumatera Utara), diikuti oleh 38 kontingen dari 38 provinsi di Indonesia. Arena olahraga nasional empat tahunan ini menjadi tempat pembuktian hasil pembinaan olahraga prestasi di masing-masing provinsi.
Berdasarkan daftar pengumpul medali sementara PON XXI/2024, terlihat adanya ketimpangan pembinaan olahraga prestasi di provinsi-provinsi di Pulau Jawa dan di luar Pulau Jawa. Perolehan medali kontingen provinsi di Pulau Jawa, terutama Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur, terpaut sangat jauh dibandingkan dengan perolehan medali kontingen-kontingen di luar Pulau Jawa.
Perbedaan mencolok itu disebabkan oleh berbagai hal, di antaranya perbedaan ketersediaan sarana olahraga dan kebiasaan berolahraga atau sport habit penduduknya. Karena itu, penyelenggaraan PON empat tahun sekali diharapkan menjadi forum tukar informasi dan berbagi pengetahuan bagi para pelaku dan pembina olahraga untuk bersama-sama memajukan olahraga prestasi di daerah masing-masing. ***