Ketua Umum KONI Pusat Tegaskan Tidak Adanya Dualisme Organisasi Keolahragaan

Oleh: Amallia Andini Saputri/ Mahasiswi Magang Ilmu Politik UI

Rapat Kerja Nasional (Rakernas) KONI Pusat resmi dibuka oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo di Hotel Pullman Podomoro City, Jakarta Barat, Rabu 3 Juli 2024. Fokus utama Rakernas membahas kesiapan penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI di Aceh dan Sumatera Utara Tahun 2024.

Meski begitu, pembahasan terkait keorganisasian olahraga juga tak terhindarkan. Pasalnya subjek program pembinaan olahraga yang melahirkan atlet adalah organisasi.

Berawal pada sesi tanya jawab, Ketua Umum KONI Pusat Letjen TNI (Purn) Marciano Norman memberikan kesempatan bagi pengurus di setiap cabang olahraga untuk mengungkapkan keluhannya.

Salah satu pengurus cabang olahraga, angkat bicara mengenai adanya dualisme organisasi keolahragaan. Satu organisasi menjadi anggota KONI sedangkan satu lainnya anggota KOI.

Ketum KONI Pusat tegaskan agar KONI Pusat dan KOI/NOC Indonesia memiliki anggota yang sama. “Semua anggota KONI Pusat adalah anggota KOI,” kata Ketum KONI Pusat Marciano Norman pada Rakernas KONI yang juga dihadiri perwakilan KOI yakni Jadi Rajagukguk.

Lebih lanjut ditegaskan tidak ada dualisme organisasi keolahragaan. KONI maupun KOI mempunyai fungsi dan tugas yang berbeda tapi bermuara pada satu tujuan yakni meningkatkan prestasi olahraga Indonesia.

“Dualisme itu yang dikorbankan adalah atletnya, cabornya juga jadi tidak sehat,” sambung Marciano. “Kita itu semua bagian dari Patriot Olahraga, pejuang-pejuang di masa damai sehingga kita semua, harus menjadi agen pemersatu bangsa,” imbuh Marciano.

Marciano menegaskan hal-hal yang memecah belah harus diminimalisir dan diatasi bersama-sama.

Sementara itu, Komite Eksekutif NOC Indonesia Jadi Rajagukguk sependapat dengan Marciano Norman bahwa tidak ada dualisme keanggotaan cabor.

Menurutnya KONI Pusat dan NOC Indonesia mempunyai tugas yang sama yakni mendorong pembinaan olahraga olahraga yang ujungnya meningkatkatkan prestasi para atlet.

“Jadi tidak ada dualisme organisasi maupun keanggotaannya,” tandas Jadi Rajagukguk.

Dia mengungkapkan bahwa KONI dan KOI atau NOC Indonesia tidak pernah bicara soal dualisme keanggotaan cabang olahraga.

“NOC Indonesia tidak bisa intervensi rumah tangga cabang olahraga. Jika ada masalah internal silakan cabor itu menyelesaikannya secara kekeluargaan dan NOC Indonesia tidak akan ikut campur,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *