KONI Pusat Gelar Audiensi Virtual dengan Kemenkes RI Mengenai Pengawasan Obat-obatan dan Suplemen Olahraga

Jakarta – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat melaksanakan audiensi dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) secara daring pada 13 Juni 2025.

Pertemuan ini membahas isu terkait pengawasan terhadap obat-obatan dan suplemen yang digunakan oleh atlet olahraga nasional.

Audiensi yang digelar melalui Zoom ini dihadiri oleh sejumlah perwakilan dari Kemenkes RI, di antaranya Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan (Dirjen Farmalkes), Dr. Dra. Lucia Rizka Andalusia, Apt., M. Pharm., MARS, beserta jajaran, seperti Sekretaris Dirjen, Kepala Bidang Obat dan Suplemen, serta empat orang staf Tata Usaha Dirjen Farmalkes.

Dari KONI Pusat, turut hadir tim yang tergabung dalam Kelompok Kerja (Pokja) Suplemen Berlabel, yakni Marsma TNI (Purn) Rochmulyati, SKM; Letkol Ckm (Purn) Poniwati; Drs. Twisyono, MM; dr. Tugini Sahari, Sp.KO; drg. Retnaningsasi; dr. Grace Tumbelaka, Sp.KO; serta dr. Ari Soetopo, Sp.KO (PPKORI).

Dalam pernyataannya, Dirjen Farmalkes Kemenkes RI, Dr. Lucia Rizka Andalusia, menegaskan bahwa pengawasan terhadap obat dan makanan, termasuk suplemen, merupakan kewenangan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Namun, Kemenkes RI tetap memiliki peran regulatif yang mendasari implementasi pengawasan tersebut.

“Permasalahan obat dan makanan memang merupakan ranah BPOM. Namun, regulasi pengawasan tetap berada di bawah Kementerian Kesehatan dan diimplementasikan oleh BPOM. Prinsipnya, semua dilakukan secara terkoordinasi dan berorientasi pada kualitas.,” jelas Dr. Lucia.

Lebih lanjut, Dr. Lucia juga mengakui bahwa KONI memiliki kepentingan besar dalam menjaga performa atlet nasional. Ia menyoroti potensi risiko yang mungkin timbul akibat ketidaktahuan atlet atau tim medis dalam penggunaan suplemen, yang dapat berujung pada temuan zat terlarang (doping) dalam kompetisi.

“Lemahnya pengawasan menjadi perhatian utama, terutama dalam hal kualitas laboratorium pengujian. Padahal, efektivitas pengujian sangat menentukan kemanjuran dan keamanan produk yang dikonsumsi atlet.” tegasnya.

Pertemuan ini menjadi langkah awal dalam memperkuat sinergi antara KONI Pusat dan Kemenkes RI guna memastikan keamanan penggunaan obat dan suplemen di kalangan atlet, serta mendorong terciptanya prestasi olahraga nasional yang bersih dari doping.

author avatar
Dea Amanda Fitri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *