KONI Pusat Lakukan Sosialisasi dan Edukasi Anti Doping di Maluku
Sebagai induk organisasi pembinaan olahraga prestasi di Tanah Air, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat terus bertekad meningkatkan kualitas prestasi di seluruh Nusantara. Salah satu peningkatan kualitas prestasi berdasar pada sportivitas. Bicara sportivitas, terpenting adalah terkait masalah penggunaan Doping.
KONI Pusat melakukan sosialisasi dan edukasi Anti Doping di Maluku, bekerja sama dengan salah satu anggota KONI Pusat, yakni KONI Provinsi Maluku. Kegiatan berlangsung di Santika Premiere Ambon pada 30 Oktober 2024.
Pada kegiatan tersebut, KONI Pusat mengutus Marsma TNI Purn Rochmulyati dan Irfan Bachtiar. Sedangkan pada KONI Maluku, dihadiri Sekum Roy J. Mongie.
Kegiatan untuk kampanyekan Anti-Doping tersebut bekerja sama dengan Indonesia Anti-Doping Organization (IADO).
Tujuan kegiatan ini adalah memberikan pemahaman yang mendalam terkait efek samping Doping yang negatif bagi Kesehatan, sehingga para atlet, dan pelatih dapat lebih berhati-hati dalam penggunaan obat-obatan. Pasalnya Doping membuat kerugian besar terhadap kesehatan penggunanya ke depan, namun dampaknya hanya sesaat.
“Dalam dunia olahraga penggunaan Doping merupakan tindakan yang tidak sportif, Doping memiliki dampak negatif bagi pengguna, sehingga KONI Pusat bertekad bersama dengan IADO untuk terus mengampanyekan anti-doping kepada para atlet, pelatih dan pengurus cabang olahraga,” ungkap Rochmulyati.
Manfaat kegiatan tersebut dirasakan para peserta yang terdiri dari unsur KONI Provinsi, atlet, pelatih serta pengurus cabang olahraga terukur, beladiri, permainan dan akurasi.
Dikabarkan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat bagi para peserta. “Kegiatan ini memang penting karena beberapa peserta menyampaikan belum pernah dapat sosialisasi ini. Mereka baru tahu tentang Doping ketika sudah masuk Pelatda/ Pelatnas, baru diperiksa periksa,” terang Rochmulyati.
“Sebelumnya tidak tahu tiba-tiba, ketika diperiksa ada zat yang mengandung Doping berarti harus keluar dari pemusatan latihan.,” lanjutnya.
Sejatinya masyarakat olahraga harus menjunjung tinggi sportivitas salah satunya adalah dengan tidak menggunakan doping pada saat bertanding.
“Prestasi hanya dapat dibentuk dengan latihan secara berkesinambungan dan didukung dengan sport science, prestasi tidak mungkin didapatkan secara tiba-tiba, tentu harus melalui proses pembinaan yang terencana, terukur dan berkesinambungan,” tegas Rochmulyati yang merupakan Ketua Bidang Kesehatan Olahraga KONI Pusat.
Sekretaris Umum KONI Maluku Roy J Mongie juga turut mengapresiasi kegiatan ini, ia menilai kegiatan ini sangat bermanfaat untuk seluruh insan olahraga di Maluku.
“Ini menjadi yang pertama kali kegiatan ini digelar di Maluku, sosialisasi ini sangat penting karena atlet, pelatih, dan pengurus cabang olahraga, harus mengerti dan tahu obat mana saja yang aman untuk dikonsumsi dan tidak aman untuk dikonsumsi, agar ke depan dapat lebih berhati-hati,” jelas Roy.
Sekretaris Jenderal IADO Indra Bayu berharap dengan adanya kegiatan sosialisasi dan edukasi ini para atlet, pelatih, dan pengurus cabang olahraga yang berada di Maluku dapat lebih memahami aturan dan ketentuan yang berlaku.
“Tentu kami dari IADO berharap dengan menggelar sosialisasi dan edukasi ini para atlet dapat menjadi atlet elit dan meraih prestasi tertinggi tanpa doping,” ujar Indra.
KONI Pusat sendiri sudah melakukan sosialisasi dan edukasi anti doping di beberapa provinsi. “Saat ini sudah melakukan 25 provinsi, akan dilanjut tahun depan targetnya semua provinsi harus sudah menerima sosialisasi dan edukasi.,” kata Rochmulyati.
Secara Daring memang dapat dilakukan namun ada keluhan beberapa daerah terkait sinyal yang tidak mumpuni.