Kurash Aceh Cetak Prestasi Gemilang di PON XXI: Tiga Emas untuk Tuan Rumah
Banda Aceh, 15 September 2024 — Cabang olahraga kurash, yang baru pertama kali dipertandingkan secara resmi di PON XXI Aceh-Sumut, berhasil mencuri perhatian dengan torehan prestasi yang membanggakan. Dalam konferensi pers yang berlangsung di Ruang Media Center Hotel Hermes, Banda Aceh, Minggu (15/9), Ketua Pengurus Provinsi (Pengprov) Kurash Aceh, Muhammad Iswanto, menyampaikan rasa bangganya atas keberhasilan tim Kurash Aceh yang berhasil meraih tiga medali emas, satu perak, dan satu perunggu. Prestasi ini jauh melampaui target awal yang hanya satu medali emas.
“Ini adalah pencapaian yang luar biasa bagi kami. Awalnya kami hanya berharap bisa meraih satu emas, tetapi dengan kerja keras para atlet, pelatih, dan dukungan penuh dari KONI Aceh, kami berhasil membawa pulang tiga emas. Ini sungguh di luar ekspektasi,” ujar Iswanto.
Iswanto menambahkan bahwa pencapaian ini tidak lepas dari persiapan yang panjang dan matang. Persiapan dilakukan sejak jauh hari, di mana para atlet telah menjalani pemusatan latihan di Kota Jantho, Aceh Besar, yang menjadi lokasi pertandingan kurash.
Sebagai cabang olahraga yang berasal dari Uzbekistan, kurash mulai dikenal di Indonesia pada 2020 saat dipertandingkan sebagai eksibisi di PON Papua. Sejak saat itu, kurash terus berkembang, terutama di Aceh, hingga mampu menjadi salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan resmi di PON XXI.
Ferry S., Wakil Ketua Bidang Prestasi Kurash Aceh, turut mengungkapkan rasa bangganya atas pencapaian ini. Menurutnya, keberhasilan ini adalah hasil dari kerja keras dan pembinaan yang berkelanjutan.
“Kami memulai pembinaan sejak akhir 2019, dengan mengikuti seleksi nasional di Lampung pada 2020. Waktu itu, kami hanya mampu membawa tiga atlet dan pulang dengan satu medali perak. Tetapi sekarang, kami membuktikan bahwa melalui latihan intensif, kita bisa meraih hasil yang lebih dari yang diharapkan,” kata Ferry.
Ia juga menyoroti pentingnya latihan dan disiplin bagi para atlet. “Kurash memang baru di Aceh, tetapi dengan latihan keras setiap hari, kami mampu membentuk atlet-atlet yang berprestasi. Bahkan, beberapa atlet kami berasal dari latar belakang seni bela diri lain seperti judo dan wushu, tetapi dengan bimbingan pelatih, mereka berhasil beradaptasi dan meraih medali emas,” tambahnya.
Meski tergolong baru, cabang olahraga kurash di Aceh telah menunjukkan perkembangan signifikan.
Meski menghadapi kendala fasilitas dan sarana latihan yang terbatas, tim Kurash Aceh terus berlatih keras. “Kami memang harus meminjam fasilitas dari olahraga bela diri lain, seperti judo dan gulat. Namun, dengan semangat para atlet dan dukungan penuh dari pemerintah serta KONI Aceh, kami mampu mengatasi tantangan tersebut,” lanjut Iswanto.
Ferry menambahkan bahwa pelatih kurash Aceh, merupakan salah satu tokoh penting dalam perjalanan cabang olahraga ini di Aceh. “Beliau adalah pelatih senior kami yang memiliki sertifikasi pelatih, dan beliau sangat berperan dalam melatih dan membimbing para atlet kami hingga mencapai prestasi ini,” ujar Ferry.
Dalam penutupan konferensi pers, Iswanto berharap agar kurash dapat menjadi salah satu cabang olahraga prioritas di Aceh dan Indonesia, serta menjadi lumbung medali di ajang-ajang nasional maupun internasional mendatang.
“Prestasi ini adalah awal dari perjalanan panjang. Kami ingin kurash bisa terus berkembang, tidak hanya di Aceh tetapi juga di tingkat nasional dan internasional. Kami berencana mengadakan pengkaderan atlet baru dan memperkenalkan kurash di sekolah-sekolah dan universitas sebagai langkah regenerasi,” jelasnya.
Dengan hasil ini, tim Kurash Aceh berhasil menempati posisi kedua dalam perolehan medali kurash di PON XXI, di bawah DKI Jakarta yang meraih empat medali emas. Posisi ketiga diraih oleh Lampung dengan satu medali emas