Membina Atlet secara Mandiri, AMTC Jalankan Program di Kebun Teh Pengalengan
Bicara tentang olahraga prestasi, maka bicara tentang Merah Putih. Alasannya, karena tujuan dari olahraga prestasi tentunya untuk mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia melalui prestasi atlet-atletnya. Selain kegiatan kenegaraan, hanya prestasi olahraga yang mampu mengibarkan bendera negara diiringi lagu kebangsaan di negara lain..
Para atlet Indonesia merupakan para Patriot Olahraga Prestasi Indonesia yang disiapkan melalui program pembinaan yang baik, berjenjang dan berkesinambungan. Untuk mencetak atlet berprestasi, dibutuhkan semangat yang tinggi dan pengorbanan dalam waktu yang cukup lama dalam menjalankan program.
Salah satu yang melakukan program pembinaan atlet secara mandiri adalah Agung Mulyawan. Program pembinaan atletik yang dilakukannya berada di Pengalengan, Jawa Barat. Area kebun teh setinggi 1.500 meter di atas permukaan air laut (MDPL), sudah menjadi tempat latihan atlet nasional lebih dari 20 tahun.
Tak sebatas latihan dan pembinaan, kompetisi juga digelar di sana sebagai wadah uji performa para atlet muda, yakni Agung Mulyawan Track Club (AMTC).
Pembinaan atlet secara mandiri yang dilakukan di Pengalengan itu telah menarik perhatian pasangan selebriti Ardina Rasti dan Arie Andika. “Di sana itu (Pengalengan), anak-anak kecil semangat berlatih menjadi atlet. Larinya cepat-cepat, 1 kilometer bisa cuma 3 menit. Dan mereka latihan atlet di sana secara mandiri,” jelas Ardina Rasti.
Keduanya turut ambil bagian dalam pembinaan atlet Tanah Air dengan melakukan sosialisasi AMTC. Suksesnya Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Tahun 2021 di Papua, memotivasi kompetisi AMTC pada tahun ini diselenggarakan. Rencananya AMTC Tahun 2021 digelar pada 18 Desember mendatang. Siapapun diajak menjadi bagian dari pembinaan olahraga prestasi Tanah Air, karena tujuan akhirnya adalah Merah Putih.
Satu contoh sosialisasi yang dilakukan Ardina Rasti dan suaminya, adalah audiensi dengan Ketua Umum (Ketum) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Letjen TNI Purn Marciano Norman pada Senin 29 November 2021.
Ketum KONI Pusat memberikan apresiasi atas adanya program pembinaan mandiri berikut kompetisinya seperti di Pengalengan. “Kita senang, olahraga harus bangkit,” tandas Ketum KONI Pusat yang didampingi Wakil I Ketum KONI Pusat Mayjen TNI Purn Suwarno, Wakil Kepala Bidang Pembinaan Prestasi Andri Paranoan dan Wakil Kepala Bidang Media dan Humas Tirto Prima Putra.
Public Relation AMTC, Sara Lea sampaikan harapannya agar konsep pembinaan seperti di Pengalengan dapat muncul di daerah-daerah lain di Indonesia. Ia pun menerangkan awal program pembinaan di Pengalengan. Program diawali dari keresahan pecinta olahraga atletik akan potensi atlet dan lokasi latihan di sana, yang mana telah lama digunakan untuk atlet nasional.
“Pengalengan sudah puluhan tahun jadi tempat latihan atlet jarak jauh nasional. Kenapa tidak ada anak pengalengan jadi atlet?” ujar Sara.
Sara juga menjelaskan bahwa sudah ada enam atlet binaan asli Pengalengan berkat program Agung Mulyawan, terdiri dari tiga putra dan tiga putri. Tidak hanya didorong untuk berlatih menjadi atlet berprestasi, keenam atlet binaan tersebut juga mendapatkan dukungan lainnya. mereka mendapatkan dukungan tempat tinggal selama berlatih, tunjangan uang saku, uang makan dan ‘orang tua angkat’.
Tanpa itu semua, masa depan atlet masih di pandang sebelah mata oleh mayoritas masyarakat setempat. Adapun semua dukungan berasal dari orang-orang dermawan yang terpanggil untuk mendukung kemajuan olahraga prestasi Indonesia.
Atas program mandiri tersebut, Ketum KONI Pusat menilai perlunya lebih banyak lagi orang-orang yang terpanggil untuk memajukan olahraga Tanah Air seperti seperti Agung Mulyawan dan timnya.
“Kita perlu banyak orang-orang yang berpikiran seperti ini, menjangkau anak-anak yang punya bakat,” tegas Ketum KONI Pusat. “Kita harus dapat menjangkau anak-anak di pelosok itu, agar bisa kita bina supaya dapat membanggakan Indonesia,” lanjutnya.
Marciano juga berharap pada program KONI Pusat, ‘Indonesia Marathon’ dapat menjadi salah satu World Major Marathon dunia. Saat Indonesia memiliki kompetisi bergengsi kelas dunia, keberadaan program pembinaan seperti AMTC di Pengalengan harus bisa melahirkan atlet yang menjadi juara ‘Indonesia Marathon’.