Menko PMK Pimpin Rapat Tingkat Menteri tentang PON XXI Aceh-Sumut 2024
Penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatera Utara (Sumut) 2024 sudah menghitung hari, tepatnya 117 hari lagi sebelum Presiden RI Joko Widodo membuka resmi di Stadion Harapan Bangsa Lhong Raya, Aceh. Oleh karena itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan dan Kebudayaan (Menko PMK) Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M. AP. memimpin rapat guna mempercepat persiapan.
Rapat tersebut dihadiri Ketua Umum (Ketum) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Letjen TNI Purn Marciano Norman yang didampingi oleh Waketum I KONI Pusat Mayjen TNI Purn Dr. Suwarno, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Jenderal Polisi (Purn.) Prof. Drs. H. Muhammad Tito Karnavian, B.A., M.A., Ph.D., Pj.Gubernur Aceh Bustami Hamzah dan Pj.Gubernur Sumut Mayjen TNI Purn. Dr. Hassanudin.
“Selaku Ketum KONI Pusat, saya mengapresiasi adanya rapat tingkat menteri ini. Pada sisa waktu yang ada, kita harus semakin intens berkoordinasi dan saling dukung untuk sukseskan PON XXI Aceh-Sumut 2024. Dukungan berbagai pihak sangat diperlukan, karena untuk membangun olahraga yang berprestasi, adalah tanggung jawab seluruh Bangsa Indonesia,” terang Marciano.
“Secara khusus, PON XXI harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh tuan rumah Aceh dan Sumut. Selain PON pertama di dua provinsi dan diikuti provinsi terbanyak, yakni 38, PON kembali diselenggarakan di Aceh dan/atau Sumut dalam waktu yang sangat lama. Di satu sisi, multievent olahraga harus menjadi promosi yang berdampak pada pertumbuhan perekonomian daerah,” lanjut Ketum KONI Pusat.
Rapat hari ini membahas Infrastruktur, anggaran, potensi dan ciri khas budaya masing-masing Provinsi. Terkait infrastruktur, Menko PMK tegaskan pembangunan berjalan sesuai rencana.
“Pembangunan infrastruktur di kedua provinsi dipastikan berjalan dengan lancar, dan sesuai dengan target yang diharapkan, saat ini Stadion Utama Sumut sudah mencapai 41,27% dan Stadion Harapan Bangsa Lhong Raya di Banda Aceh sudah mencapai 31,35%.” Jelas Menko PMK.
Dijelaskan juga terkait anggaran akan ada sharing cost antara pemerintah daerah tuan rumah PON XXI dan pemerintah daerah yang mengirimkan kontingen ke Aceh atau Sumut. Biaya yang bebannya 50-50 itu digunakan untuk keperluan kontingen.
Mendagri RI menekankan seluruh Pemprov untuk segera mengalokasikan anggaran untuk kontingennya yang bertanding di PON XXI, melalui APBD atau APBD-Perubahan. Tito juga berpesan agar masing-masing Pemprov berkoordinasi dengan KONI Provinsi.
“Koordinasikan dengan KONI Provinsi masing-masing agar permintaan KONI-nya sedapat mungkin dipenuhi. Dalam arti mereka berlatih masing-masing, karena mereka kan membanggakan setiap daerah, ini menjadi beban dan tanggung jawab masing-masing Gubernur.” Sambung Mendagri.
Selain itu Menko PMK juga menyinggung perlunya penambahan anggaran PON XXI. “Penambahan anggaran untuk pertandingan, Opening Ceremony, dan Closing Ceremony akan dialokasikan melalui anggaran belanja tambahan yang telah diusulkan oleh Pak Menpora dan akan diproses Kementerian Keuangan, dan anggaran tambahan untuk sarana prasarana pendukung PON XXI akan ditanggung oleh Pemprov Aceh dan Pemprov Sumut selaku tuan rumah,” terang Muhadjir.
Potensi serta ciri khas budaya masing-masing provinsi juga disinggung pada Rapat Tingkat Menteri kali ini, dengan tujuan dapat memajukan ekonomi khususnya di kedua tuan rumah PON XXI Aceh-Sumut 2024.
“Sumatera Utara sama dengan daerah lain, termasuk sama dengan Aceh, kita senantiasa mengharmonisasikan dari segi keragaman, dengan adanya PON XXI ini kita sangat terbuka dan menyambut bahagia, dengan harapan memberikan dampak serta kesan positif dan menjadi sejarah olahraga yang akan terus dikenang oleh masyarakat.” ungkap Pj.Gubernur Sumut.
Menpora menerangkan bahwa ada penghargaan dalam rangka pembinaan bagi para atlet yang juara pada PON XXI Aceh-Sumut 2024. “Dari Kemenpora nanti akan ada penghargaan dalam rangka pembinaan bagi para juara PON XXI, sehingga diharapkan potensi prestasi atlet dapat terus meningkat hingga internasional.” terang Dito Ariotedjo.