Olahraga di Tengah Corona dan PSBB
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sejak 10 April 2020. Langkah tersebut diambil guna menekan laju pertumbuhan virus Corona yang mana penyebaran terbesar di Indonesia ada di Jakarta.
Dengan regulasi PSBB tersebut, masyarakat diharapkan tidak keluar rumah dan bekerja di rumah guna hindari kerumunan. Dipercaya bahwa kerumunan dapat meningkatkan potensi penyebaran virus Corona.
Seseorang yang sehat mungkin dapat menjadi pembawa virus walaupun ia tidak terinfeksi parah. Akan tetapi jika bertemu dengan orang lain yang imunitasnya rendah, virus dapat menginfeksi orang tersebut. Alhasil pertemuan, keramaian dan sejenisnya perlu ditekan agar penularan tidak terjadi lagi.
Bekerja, ibadah dan kerumunan di tempat umum dibatasi dengan adanya PSBB. Hanya sektor tertentu yang berkaitan dengan kebutuhan pokok yang dapat tetap bekerja. Masyarakat pun hanya diizinkan untuk hal mendesak jika keluar rumah.
Olahraga Saat PSBB
Meski begitu, olahraga secara mandiri diizinkan dalam PSBB. Hal tersebut tertuang pada ayat 3 (b) pada pasal 13 dalam Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 33 Tahun 2020 tentang PSBB. Pasal berikutnya yakni pasal 15 menjelaskan syarat dari olahraga yang diizinkan.
Olahraga yang diizinkan yakni olahraga yang dilakukan secara mandiri, artinya bukan olahraga tim. Selain itu, tempat berolahraga yang dianjurkan adalah di sekitar kediaman.
Ajuran Masker
Penggunaan masker disarankan ketika berada di luar rumah. Masker juga menjadi wajib di beberapa fasilitas publik seperti stasiun dan kereta. Tak hanya itu, masker juga wajib digunakan di Gelora Bung Karno (GBK).
Saat ini GBK masih terbuka untuk umum, tetapi dengan aturan tertentu. Pintu gerbang GBK yang dibuka hanya Pintu 5 dan Pintu 10 serta hanya untuk pejalan kaki dan sepeda. GBK hanya buka sejak jam 5 dini hari hingga 6 sore dengan beberapa aturan. Salah satu aturan adalah wajib menggunakan masker dan physical Discancing.
Olahraga Menggunakan Masker, Boleh kah?
Salah satu antisipasi Corona adalah dengan menggunakan masker dan juga berolahraga untuk tingkatkan imunitas. Akan tetapi, apakah keduanya baik jika dijalankan bersamaan?
Ahli Sport Science yakni dr. Andi Kurniawan menanggapi hal tersebut. “Saat kita berolahraga tentu saja pernafasan kita meningkat, detak jantung meningkat dan ketika kita olahraga, otot kita berkontraksi membutuhkan oksigen dan oksigen itu didapat pada saat kita menghirup udara”, jelas lulusan Kedokteran Olahraga Universitas Indonesia.
Penggunaan masker menurut dr.Andi akan meghambat oksigen dalam udara yang sangat dibutuhkan ketika olahraga. “Ketika kita menggunakan masker justru udaranya akan terhambat masuk ke dalam paru-paru kita.”, terang dr.Andi yang juga pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat.
Alhasil, pengurus bidang Sport Science KONI Pusat ini tidak sarankan penggunaan masker ketika olahraga. “Saya tidak merekomendasikan untuk berolahraga menggunakan masker.”, tegasnya.
Syarat Olahraga Outdoor
Sang Dokter jelaskan beberapa syarat yang perlu dipenuhi jika ingin berolahraga di luar rumah. Jika syarat tersebut tidak terpenuhi, dr.Andi sarankan agar olahraga di rumah. Beberapa syarat antara lain:
- Berolahraga ketika kondisi badan fit,
- Disarankan olahraga individual bukan kelompok,
- Daerah olahraga belum terkena wabah Corona,
- Menjaga jarak 1,5 – 2 meter,
- Tidak menyentuh apa pun.