Pandemi Corona, Bagaimana Dampak ke PON
Saat ini pandemi Corona telah menyebar ke seluruh Indonesia. Kabar terakhir pada 22 April pagi, sebanyak 7.135 orang telah dinyatakan positif corona di Indonesia. 5.677 masih menjalani perawatan, 616 orang meninggal dan 842 orang sembuh.
Corona pun telah menyebar ke tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) XX yakni Papua. Per 21 April malam, sudah ada 119 orang dinyatakan positif corona dengan 83 masih jalani perawatan. Adapun 29 orang telah sembuh dan 7 meninggal dunia.
Ancaman corona perlu diantisipasi tetapi langkah tersebut membutuhkan anggaran ekstra. Sebagai contoh, di Papua saat ini sedang khawatir rumah sakit akan kewalahan menangani penambahan pasien corona jika penambahan terus terjadi.
Juru bicara Satgas Covid-19 Papua, dr.Silwanus Sumule sampaikan hanya 16 dari 45 rumah sakit yang menjadi rujukan untuk pasien corona di Papua. Peningkatan fasilitas tentu berkaitan dengan kebutuhan anggaran lebih besar.
Oleh karenanya pemerintah fokus lakukan penghematan anggaran belanja Kementerian dan Lembaga. Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu sampaikan bahwa beberapa proyek yang tengah berjalan menjadi prioritas kedua saat ini. Hal tersebut karena proyek tersebut terhambat karena adanya viurs corona.
Pemerintah lakukan pemotongan anggaran tahap pertama denngan Perpres No. 54 Tahun 2020 tentang Perubahan Postur dan Rincian APBN 2020. Menurut Febrio pemerintah terus lakukan penyisiran anggaran untuk dipangkas lagi. Sampai saat ini, pemerintah hemat Rp 190 triliun (Rp 95,7 triliun dari belanja Kementerian/Lembaga dan Rp 94,2 triliun dari Transfer ke Daerah dan Dana Desa).
Salah satu Kementerian yang dipangkas banyak dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Setidaknya Rp 36 triliun atau 30,15% dari anggaran Kemen PUPR tahun ini. Meski demikian, anggaran PON dan bahkan Piala Dunia U-20 tidak dipangkas.
“Kendati dipangkas, tapi anggaran proyek prioritas seperti Kawasan Pariwisata Strategis Nasional, PON XX dan Asrama di Papua, dan World Cup U-20 tahun 2020, serta padat karya tunai tidak dipangkas.”, jelas Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dikutip dari kontan.co.id.
Wacana berbeda dialami di Papua, Bupati Memberamo Tengah, Ricky Ham Pagawak (RHP) meminta Pemprov Papua tidak memotong dana Otonomi Khusus (Otsus) Kabupaten/Kota untuk PON XX. Menurutnya dana Otsus tahun ini dipotong hanya untuk biayai pencegahan, pasien positif Corona dan insentif bagi warga akibat penutupan wilayah.
Ketua DPRD Papua, Jhony Banua Rouw juga setuju dengan pendapat RHP bahkan menurutnya DPRD Papua setuju dengan pendapat Sang Bupati. Dana yang semula dipotong untuk penyelenggaraan PON diharapkan untuk dialihkan. “Dialihkan untuk membantu Kabupaten/Kota yang hari ini membutuhkan biaya besar dalam penanganan Covid-19.”, ujar Jhony.
Jhony meminta Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Papua memulangkan atlet mengingat kondisi yang tidak kondusif. “Kalau sudah dipulangkan, otomatis dana PON yang dipergunakan untuk memberikan makan atlet, itu bisa dipakai untuk membantu masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19.”, jelas Jhony.