Pembinaan Prestasi Merata, Tiga Kelas Dimenangkan Tiga Atlet Berbeda
Salah satu hal yang dibutuhkan untuk menyempurnakan pembinaan olahraga prestasi adalah pertandingan. Pengalaman bertanding akan membuat mental juara atlet. Dalam olahraga berkuda, atletnya terdiri dari dua, yakni manusia dan kudanya. Baik manusia dan kuda memerlukan pengalaman dan jam terbang agar terbiasa bertanding.
Mereka yang kerap menang menjadi bukti pembinaan terhadap keduanya telah baik. Saat ini, olahraga berkuda Equestrian Indonesia memiliki talenta muda berbakat, ia adalah M.Akbar Kurniawan. Rider yang akrab disapa Aan mengaku telah mengikuti Equestrian Champions League (ECL) sejak liga berkuda tersebut dimulai pada akhir tahun lalu.
Sepanjang sejarah ECL, Aan kerap memenangi pertandingan bahkan mendominasi beragam kelas. Sang Ayah, Fatchul Anas menyampaikan kuncinya, yakni mempersiapkan sebaik mungkin meski sudah handal. Pada ECL Seri Ketiga Sesi 2 yang digelar 19 Juli 2020, Aan memenangi dua dari tiga kelas yang dipertandingkan. Kondisi tersebut menunjukan baiknya pembinaan olahraga yang diterima Aan.
Hari ini, ECL Seri Keempat Sesi 2 digelar di Equinara Horse Sports yang beralamat di Pulomas, Jakarta. Kembali dipertandingkan tiga kelas seperti pada Seri Ketiga Sesi 2, antara lain how Jumping 100 cm Open, Show Jumping 110 cm Open dan Show Jumping 120 cm Open.
Pemandangan umum terjadi ketika Aan juara pertama kelas pertama, 100 cm Open. Menempel Aan dan kudanya Braveheart adalah Raymen Kaunang bersama Cassie dari Almor Stable dan juara ketiga diraih Marco Wowiling bersama Garant Oxone dari Equinara Horse Sports. Aan pun mengaku senang karena menang di kelas yang dihelat pertama kali.
Kelas berikutnya adalah 110 cm Open yang juga diikuti Aan. Meski begitu, pada kelas ini kompetitor Aan menunjukan kebolehannya. Keluar sebagai juara pertama adalah Ferry Wahyu Hadiyanto dengan kudanya Olympio dari Equinara Horse Sport. Juara Kedua masih dari klub yang sama namun dari atlet berbeda yaitu Marco Wowiling bersama Sabinna. Terakhir sebagai juara ketiga adalah Budi Tulodo bersama APM Wadecky dari Adria Pratama Mulya (APM) Equestrian Centre.
Terakhir adalah kelas Show Jumping 120 cm Open yang hanya diikuti 2 pasang atlet. Kelas yang sama dengan atlet yang sama pernah bertanding pada ECL Seri ketiga sesi 2 dan dimenangkan Aan. Namun hari ini berbalik. Jundi El Wathon bersama Olympio dari Equinara Horse Sports keluar menjadi juara pertama.
Kondisi tersebut menunjukan bahwa hari ini tidak ada dominasi karena kualitas pembinaan olarhaga yang merata. Kembalinya liga berkuda ini di masa pandemi sudah mencapai salah satu tujuannya yakni memberikan pengalaman bertanding lebih banyak bagi atlet. “Pertandingan menjadi indikator pembinaan di klub berhasil atau tidak.”, ujar Co-Founder Adinda Yuanita menjelaskan pentingnya pertandingan untuk membina atlet.
Ke depan, liga harus melahirkan kompetisi yang ketat karena meratanya kualitas pembinaan atlet yang ada. Hari ini, ECL telah membuktikan telah membuat persaingan ketat karena baiknya perkembangan kualitas para atlet.