Pengurus Pusat Federasi Nasional Pordasi Berkuda Memanah Berkolaborasi dengan Indonesia Equestrian Archery guna meningkatkan Prestasi Olahraga Berkuda

Kolaborasi dilakukan oleh Pengurus Pusat Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (PP.PORDASI) Berkuda Memanah atau disingkat PBM dan Yayasan Indonesia Equestrian Archery (IEA) dengan tujuan memajukan prestasi olahraga berkuda memanah Indonesia. Hal tersebut disampaikan ketika menghadap Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Letjen TNI Purn Marciano Norman pada Selasa 2 September 2025.
Beberapa kesepakatan membahas mengenai Program Pelatihan dan Event Nasional maupun Event Internasional.
Kunjungan tersebut sekaligus melaporkan hasil Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Konfederasi Nasional PORDASI di Adria Pratama Mulya Equestrian Center, Tigaraksa, 30 Agustus yang merupakan rangkaian Rakernas Konfederasi Nasional (KN) Pordasi.

“Tujuan kami hadir hari ini adalah untuk melaporkan tindak lanjut hasil Rakernas PBM (KN PORDASI), yang menghasilkan Kerjasama kolaborasi dengan IEA, ” terang Ketum PP. PBM, Triwatty Marciano, pimpinan satu-satunya organisasi resmi Federasi Nasional Berkuda Memanah yang membina olahraga prestasi berkuda memanah dan juga menjadi anggota KONI Pusat.
Ia menambahkan, kolaborasi ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas olahraga Berkuda Memanah di Indonesia dan melahirkan lebih banyak atlet berprestasi di tingkat internasional.
Saat ini, terdapat beberapa komunitas besar berkuda memanah di Indonesia salah satunya, IEA yang merupakan anggota aktif federasi Asia dan dunia berkuda memanah. IEA anggota International Horseback Archery Federation (IHAA), International Equestrian Dzhigitovka Federation (IEDF) dan Asian Horseback Archery Federation (AHAF).
Saat ini terdapat tiga federasi internasional berkuda memanah di dunia diantaranya, WHAF terfokus pada panahan tradisional, IHAA (Perancis) terfokus pada olahraga modern dan AHAF (Kazakhstan) yang mewajibkan keanggotaan atas nama negara.
IEA yang merupakan anggota aktif dari IHAA dan AHAF, telah menyepakati akan melimpahkan keanggotaannya yang berada di AHAF kepada PP. PBM. Ini membuka peluang Indonesia berpartisipasi resmi dalam ajang seperti SEA Games dan Asian Games.
Penasihat IEA Sunaryo Adhiatmoko, menjelaskan sejarah dan sistem yang dikembangkan sejak berdirinya IEA pada tahun 2017. “Kami memulai dengan tujuan menyediakan olahraga yang menyeimbangkan pancaindra anak-anak di era digital. Kami belajar dari Turki, Korea, dan Eropa untuk mengembangkan sistem pelatihan modern,” ujar Sunaryo.
Berkat konsistensinya, IEA dipercaya menjadi tuan rumah World Kid Championship dan mendapat apresiasi internasional atas standar keamanan dan kualitas penyelenggaraan.

Beberapa atlet binaan IEA yang telah menorehkan prestasi internasional:
1. Karisma Zaki – Juara dunia berkuda memanah di Iran (2019).
2. Arsa Wening Arrosyad – Inspirasi bagi anak-anak Asia; menjadi simbol diplomasi olahraga Indonesia.
3. Raayan Abdul Karim – Juara umum di Hungaria dan Rusia (2025).
4. Arum Nazlus Shobah – Atlet putri berprestasi di level internasional.
Adapun kolaborasi yang dibangun antara IEA dengan PBM antara lain;
• IEA menyerahkan keanggotaan federasi internasional yang berada di AHAF kepada PBM,
• PBM menjadi representasi resmi Indonesia di Federasi Internasional yaitu AHAF,
• Selanjutnya KONI akan mengeluarkan surat rekomendasi untuk PBM ke AHAF, serta penguatan organisasi dan aturan yang nantinya akan diawasi secara langsung oleh KONI Pusat melalui bidang pembinaan prestasi (Binpres) dan bidang organisasi.

“Ini bukanlah kebetulan, tetapi momentum penting untuk memperkuat prestasi nasional dan internasional. Saya mengapresiasi dedikasi Pak Sunaryo dan tim IEA yang telah membawa nama Indonesia harum di dunia internasional,” ujar Marciano.
Lebih lanjut KONI pusat mengarahkan PP. PBM merujuk aturan internasional, mengatur struktur kompetisi dalam dan luar negeri, menjaga kolaborasi antar komunitas tanpa harus melebur ke organisasi, serta membangun sistem database atlet nasional.

Tentang IEA
Yayasan Indonesia Equetsrian Archery (IEA) merupakan sebuah organisasi yang bergerak dalam program pendidikan ketangkasan di atas kuda yang meliputi panahan bekerja (Horseback Archery), Dzhigitovka, dan Tent Pegging. Mengacu pada standar pendidikan dan pelatihan dari federasi internasional (Internasional Horseback Archery Federation/IHAA), dan Internasional Equestrian Dzhigitovka Federation (IEDF).
Berdiri sejak tahun 2019, IEA telah berhasil membawa Indonesia sukses menjadi juara pada kompetisi berkuda memanah di berbagai negara Asia, Eropa, dan Rusia. Prestasi tersebut menjadi dasar bagi IEA dalam melakukan sosialisasi olahraga berkuda memanah kepada masyarakat melalui pendekatan yang tepat terhadap penguasaan horsemanship dan safety horse, safety riders, serta mengacu pada rules berkuda equestrian.
Sebagai yayasan pendidikan ketangkasan diatas kuda, IEA memiliki pusat pendidikan dan pelatihan berstandar internasional dibawah Wening Horseback Archery Academy yang berlokasi di Maghfirah Stable, Kampung Maghfirah Bogor, Jawa Barat.
IEA memiliki program kompetisi nasional yakni Grand Prix Nasional yang digelar setiap tiga kali dalam satu tahun, para atlet yang memiliki peringkat tertinggi nasional nantinya akan mewakili Indonesia dalam berbagi kompetisi internasional yang diadakan di seluruh dunia, serta pada kompetisi world championship yang digelar setiap dua tahun sekali oleh Internasional Horseback Archery Association (IHAA). Selain equestrian archery, IEA juga mengikuti kompetisi Tent Pegging dan Dzhigitovka.
Dengan kolaborasi antara PBM dan IEA, ditambah dukungan penuh dari KONI Pusat, Indonesia memiliki peluang besar untuk bersinar di dunia olahraga berkuda memanah. Struktur organisasi yang rapi, sistem pembinaan modern, dan penerapan aturan internasional akan menjadi fondasi kuat menuju prestasi yang membanggakan bangsa.