Sukraj Singh: Syukur dan Bangga Rekornya Dipecahkan
MEDAN – Rasa syukur dan bangga diucapkan atlet legendaris tolak peluru Sumatera Utara, Sukraj Singh, di hadapan para wartawan peliput PON XXI/2024 Aceh-Sumut di Medan, Senin (16/9). Ia bersyukur karena rekor PON tolakannya pada PON XV/2000 di Surabaya dipecahkan pada PON XXI/2024 di wilayah Sumatera Utara. Ia mengaku sangat bangga, pemecah rekor itu ialah atlet Sumatera Utara, Muhammad Syahrial Bakti.
Menurut Sukraj, ia mencetak rekor PON 23 tahun silam dengan tolakan sejauh 16,06 meter dan bertahan hingga 23 tahun. Ia mengaku sangat bangga karena rekor tersebut dipecahkan oleh anak asuhnya, Syahrial, yang membukukan tolakan 16,68 meter.
Sukraj melatih Syahrial dan sejumlah atlet lainnya di Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Medan. Bahkan, Syahrial ia tangani sejak kelas III SMP tujuh tahun lalu.
Sebagai pelatih sekaligus pembina, Sukraj berharap Syahrial dapat berprestasi lebih tinggi dan lebih baik lagi. Ia berkeinginan Syahrial dapat memecahkan rekor nasional yang juga miliknya, yaitu 16,87 meter.
Sukraj bersyukur Sumatera Utara dan Aceh menjadi tuan rumah PON XXI/2024. Sebagai tuan rumah, Aceh dan Sumut membangun berbagai sarana olahraga baru dan penunjangnya.
Salah satu yang dia syukuri adalah dibangunnya Stadion Madya Atletik Sumatera Utara Sport Center di Kabupaten Deli Serdang. Stadion ini dibangun di kompleks olahraga baru seluas 300 hektar.
Itu sebabnya, dibangunnya fasilitas olahraga baru ini dia harapkan menjadi pemicu untuk meningkatkan prestasi para atlet Sumatera Utara, khususnya di cabang olahraga atletik. Dia menjelaskan bahwa salah satu kendala dalam upaya mematangkan atlet berbakat di Sumatera Utara adalah keterbatasan sarana olahraga.
Ia mencontohkan, untuk latihan tolak peluru hanya ada dua lapangan yang memadai, yaitu di PPLP dan di lapangan milik Universitas Negeri Medan (Unimed). Di lapangan PPLP terkendala jadwal pemakaiannya, karena peminatnya yang sangat banyak. Sementara di Unimed, terkadang dipakai latihan sepak bola mahasiswa.
Terlepas dari terbatasnya sarana itu, Sukraj melihat komitmen menjadi masalah dalam upaya melahirkan atlet berprestasi di Sumatera Utara. Terkadang, atlet mengaku harus kuliah bersamaan dengan jadwal berlatih.
Karena itu, Sukraj menyarankan para atlet lebih berkomitmen dan fokus sepenuhnya bila ingin menjadi atlet berprestasi. Selain itu, disiplin dalam berlatih juga menjadi syarat yang tidak dapat ditawar.
Kini, Sumatera Utara telah memiliki Stadion Madya Atletik yang tak kalah bagus dibandingkan dengan Stadion Madya Senayan. Ke depan, Sukraj berharap akan muncul banyak atlet atletik di Sumatera Utara yang berprestasi nasional hingga internasional. ***