Vicky Tahumil Junior Sabet Emas, Bukti Pembinaan Akar Rumput Tidak Pernah Padam
Oleh: Martinez dos Santos

Keikutsertaan tinju Indonesia pada SEA Games ke-33 Thailand 2025 membuktikan kualitas pembinaan Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) yang telah membina tinju di Tanah Air sejak 1959.
Ada 7 dari 13 petinju binaan Pertina yang diberangkatkan ke SEA Games Thailand. Mereka adalah Dio Koebano (48 kg putra), Vicky Tahumil Junior (51 kg putra), Flanuari Yerikho Daud (54 kg), Jerki Riwu (69 kg putra), Maikhel Roberrd Muskita (80 kg putra), Merlin Tomatala (48 kg putri), dan Alfianita Kartika Manopo (57 kg putri).
Selain petinju binaan Pertina, ada juga atlet lainnya seperti Jill Mandagie ( 57 kg putra), Asri Udin (60 kg putra), Israellah Saweho (50 kg putri), Nabila Maharani (54 kg putri), Manguntu Maria Meisita (60 kg putri), dan Huswatun Hasanah (63 kg putri).
Namun begitu, harus diakui bahwa ke-13 petinju tersebut merupakan buah manis dari pembinaan berjenjang Pertina yang telah mengakar di berbagai daerah selama 66 tahun
Hampir mustahil melahirkan atlet berkualitas dalam waktu singkat dan tanpa jenjang yang diawali dari akar rumput. Untuk mendapatkan kualitas nasional sejati bukan dibina dalam tempo satu dua bulan, tapi bertahun-tahun.

Atlet binaan Pertina, Vicky Tahumil Junior menjadi satu-satunya petinju yang meraih medali emas. Maikhel Mustika, Asri Udin, Nabila Maharani, Huswatun Hasanah merebut perak. Dan, Jill Mandagie, Israellah Saweho, Alfiani Kartika Manopo, Manguntu Maria Meisita, kebagian perunggu.
Patut diacungi jempol kepada Vicky Tahumil Junior yang bertanding tiga kali, dan di final mengalahkan petinju tangguh Thailand, Thitisan Panmod dengan skor 3-2.
Maikel Roberd Muskita bermain dua kali, dan di final kalah 1-4 dari petinju tangguh Filipina Eumir Marcial yang meraih perunggu di Olimpiade Tokyo 2020. Asri Udin bermain tiga kali, di final kalah telak 0-5 dari petinju tangguh tuan rumah Sakda Ruanthan.
Nabila Maharani bermain dua kali karena langsung masuk semifinal mengalahkan petinju Myanmar Htar Htar Nwe dengan skor 5-0, sedangkan di final kalah 1-4 dari petinju Thailand, Natnicha Chongprongklang.
Huswatun Hasanah bermain dua kali karena langsung masuk semifinal mengalahkan petinju Filipina, Nesthy Petecio dengan angka 3-2, dan di final kalah 1-4 dari petinju Thailand, Thananya Somnuek.
Jill Mandagie bermain satu kali karena langsung masuk semifinal kalah 1-4 dari petinju Vietnam, Nguyen Van Durong. Israellah Saweho bermain satu kali, karena langsung masuk semifinal kalah 1-4 dari petinju Thailand, Chumat Raksat.
Alfianita Kartika Manopo bermain satu kali karena langsung masuk semifinal kalah 0-5 dari petinju Thailand, Punrawee Ruenros.
Manguntu Maria Meisita bermain satu kali karena langsung masuk semifinal kalah 0-5 dari petinju Vietnam, Ha Thi Linh.
Atas kerja keras para atlet, pelatih dan Pertina, Ketum KONI Pusat Letjen TNI Purn Marciano Norman menyampaikan terima kasih dan apresiasi.
“Selamat kepada Vicky Tahumil yang berhasil membuat Indonesia bangga. Atas prestasinya, membuat Lagu Indonesia Raya berkumandang mengiringi berkibarnya bendera Merah Putih,” katanya.
“Saya juga mengucapkan sepada seluruh atlet tinju yang berhasil meraih medali, kalian membanggakan Indonesia. Bagi yang belum berhasil, terus berlatih agar ke depan performa tandingnya lebih baik,” lanjutnya.
“Terima kasih atas kerja keras seluruh atlet, pelatih, Pertina yang dipimpin Ibu Hillary Brigitta Lasut serta jajaran, dan juga keluarga besar Pertina di tingkat provinsi hingga kabupaten/kota yang melakukan pembinaan, penjaringan serta penyaringan atlet potensial,” sambung Ketum KONI Pusat.
Tak ketinggalan, Ketum KONI Pusat berterima kasih atas atensi pemerintah melalui Menpora RI Erick Thohir dan jajarannya, yang mendukung upaya Pertina mengantar atlet meraih prestasi.


