Sosialisasi tentang Sistem Kualifikasi PON XXI/2024 Aceh –Sumut Resmi Ditutup Waketum I KONI Pusat
Program berjudul ‘Sosialisasi tentang Sistem Kualifikasi Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 Aceh – Sumatera Utara (Sumut) resmi ditutup dengan pengarahan Wakil I Ketua Umum (Ketum) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Mayjen TNI Purn Dr.Suwarno di Hotel Aston Kartika, tanggal 8 November 2022.
“Kegiatan yang kita lakukan dengan mengundang seluruh KONI-KONI Provinsi yang nantinya akan mengirimkan kontingen pada PON XXI/2024 di Aceh Sumut,” buka Suwarno.
Adapun kegiatan yang baru selesai itu berkaitan dengan kegiatan sebelumnya yang berjudul ‘Penyusunan Pedoman Sistem Kualifikasi Cabor PON XXI/2024 Aceh-Sumut’ pada 24-25 Oktober 2022. Pengarahan sekaligus menutup secara resmi juga dilakukan oleh Suwarno.
Tujuan rangkaian kegiatan yang telah diselenggarakan tak lain untuk membuat kualitas PON meningkat dari waktu ke waktu melalui persiapan matang. “Substansi dari kegiatan ini adalah mengawali proses menuju PON, yang khusus untuk melakukan sosialisasi sistem yang akan dipakai di dalam babak kualifikasi tahun depan,” jelas Waketum I KONI Pusat.
“Harapannya dari kondisi ini masing-masing KONI Provinsi akan mempersiapkan kontingennya masing-masing yang sesuai dengan yang apa kita sampaikan di dalam kegiatan hari ini. Kelanjutannya bagi para technical delegate, ini (hasil kegiatan) akan mendasari dalam pembuatan technical handbook yang akan dipedomani,” lanjut Suwarno.
“ini merupakan suatu kegiatan untuk menuju PON yang lebih baik dari PON-PON sebelumnya karena memang sudah kita tata dan nanti nomor-nomor yang akan di pertandingan oleh cabor dalam kualifikasi, akan kita kawal sesuai yang kita sepakati bersama,” sambungnya.
Adapun pada masukan diberikan oleh para hadirin dari KONI Provinsi, salah satunya adalah penyempurnaan AD/ART mengingat perubahan perundangan-undangan yang mengatur olahraga juga sudah baru, yakni UU No. 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan. Penyempurnaan juga diperlukan agar amanah AD/ART dapat dipahami dengan jelas, tidak multi tafsir, yang mana dapat menimbulkan permasalahan di lapangan.