PEPARNAS XVII Solo Momentum Media Dukung Kesetaraan Disabilitas
Solo, 7 Oktober 2024 – Pekan Paralimpiade Nasional (PEPARNAS) XVII Solo 2024 dinilai sebagai momentum yang tepat bagi media untuk berperan aktif dalam mendukung pemerintah serta konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), khususnya dalam upaya mewujudkan kesetaraan bagi penyandang disabilitas.
Media diharapkan berkontribusi melalui penyebaran informasi dan pemberitaan positif terkait prestasi dan daya juang para atlet difabel di berbagai platform. Sejauh mana media harus berperan aktif mendukung konvensi tersebut?
“Peran media sangat besar dalam upaya mewujudkan kesetaraan bagi teman-teman penyandang disabilitas. Media memiliki kemampuan mempengaruhi opini publik, menghilangkan stigma dan pandangan stereotip terhadap saudara-saudara kita yang menyandang disabilitas,” ujar Dewan Pengawas RRI, Mohamad Kusnaeni, dalam konferensi pers di Media Center PEPARNAS XVII Solo 2024, Jawa Tengah, Senin (7/10/2024).
Mohamad Kusnaeni, yang akrab disapa Bungkus, menyoroti masih adanya pengucilan ekonomi dan sosial terhadap penyandang disabilitas di masyarakat. Untuk itu, PBB mendorong konvensi tentang hak-hak penyandang disabilitas, termasuk dalam Pasal 30 yang menekankan pentingnya negara memberikan dukungan bagi penyandang disabilitas dalam aktivitas olahraga.
Payung hukum internasional itu bertujuan untuk memberi kesempatan yang setara bagi para penyandang disabilitas untuk berprestasi di bidang olahraga, sejajar dengan atlet non-disabilitas. “Itu sebabnya, Indonesia sebagai anggota PBB memberikan ruang yang luas bagi penyandang disabilitas untuk menunjukkan potensi, bakat, dan prestasinya melalui kegiatan seperti PEPARNAS XVII ini,” jelasnya.
Untuk mendukung konvensi ini, Kusnaeni menekankan pentingnya peran media dalam memberitakan secara konstruktif dan positif prestasi para atlet disabilitas. Tujuannya agar informasi yang disajikan bukan hanya menonjolkan belas kasihan, tetapi juga memberi inspirasi bahwa penyandang disabilitas memiliki kemampuan yang sama besarnya dalam mengharumkan nama bangsa, sejajar dengan atlet non-disabilitas.
“Inilah peran media yang harus kita wujudkan melalui tulisan, siaran, dan publikasi lainnya. Tujuannya adalah agar masyarakat melihat penyandang disabilitas setara dengan kita semua,” tegas Bungkus.
Sebagai contoh dalam PEPARNAS XVII, Kusnaeni menyebut bahwa Tim RRI menurunkan 15 jurnalis yang menggunakan pendekatan khusus untuk memberikan gambaran kepada publik tentang sisi lain dari atlet berprestasi. Mereka memberikan pandangan yang lebih mendalam, seperti bagaimana para atlet menekuni olahraga, perjuangan mereka, serta bagaimana mereka menyeimbangkan latihan dengan kehidupan sehari-hari.
PEPARNAS XVII Solo 2024, lanjutnya memberikan peluang besar bagi media untuk berperan dalam menginspirasi publik dan mendukung terciptanya kesetaraan bagi penyandang disabilitas.
Dengan memberitakan prestasi atlet disabilitas secara positif dan penuh makna, media dapat membantu menghilangkan stigma dan memperkuat pandangan bahwa penyandang disabilitas memiliki kemampuan dan potensi yang sama dengan atlet non-disabilitas dalam mengukir prestasi di dunia olahraga.
“Kami berupaya untuk mengangkat nilai sosial yang sama besarnya dengan nilai olahraga, sekaligus memberikan gambaran yang lebih luas kepada publik tentang pengorbanan dan dedikasi saudara-saudara kita yang menyandang disabilitas,” tutupnya. (Wahyu,US/Elvira Inda Sari)