Bagaimana Strategi Atlet di Tengah Pandemik
Wabah corona menyebar cepat di seluruh dunia hingga berbagai macam kegaitan olahraga terpaksa harus tertunda. Penyebarannya tersebut juga terjadi di Indonesia dan juga menunda penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua yang diagendakan Oktober mendatang.
Kondisi tersebut juga berdampak pada atlet, saat ini atlet dianjurkan melakukan latihan mandiri di rumah masing-masing. Para pelatih memberikan program untuk dilakukan para atlet di rumah. Mereka para atlet merekam diri mereka sedang berlatih kemudian dilaporkan kepada pelatih mereka.
Menanggapi kondisi tersebut, ahli sport science dr. Andi Kurniawan menjelaskan bagaimana strategi atlet Indonesia saat ini. Dokter yang juga pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat ini tegaskan bahwa seluruh atlet di dunia juga menghadapi masalah yang sama, terkendala latihan.
Dengan banyak pertandingan yang ditunda akibat pandemik Corona, justru hal tersebut dapat dimanfaatkan menurut sang dokter. Program latihan terbaik saat ini bukanlah untuk tingkatkan performa. “Bukan meningkatkan performanya tapi untuk mempertahankan performa dan memperbaiki kelemahan yang atlet-atlet miliki.”, saran Wakil Kepala Bidang Sport Science KONI Pusat.
Setiap pelatih menurut dr.Andi memahami dengan baik apa kelemahan para atlet asuhannya. “Ini saatnya untuk memperbaiki, setelah Covid-19 selesai ketika ada pertandingan kita bisa tingkatkan performanya.”, lanjutnya.
Kembali, dr.Andi ingatkan agar tujuan program latihan selama pandemik corona adalah pertahankan kebugaran dan performa. Meningkatkan intensitas latihan berdampak pada turunnya imunitas sehingga risiko terdampak virus termasuk Covid-19 lebih tinggi.
Tak hanya itu, dr.Andi juga bahas terkait atlet dan bulan ramadan. Walaupun tidak ada pandemi ini, seorang atlet harus perhatikan nutrisi dengan baik. Selama berpuasa, semua orang butuh nutrisi yang lebih baik sebelum berpuasa.
“Harus ada komponen esensial yang dibutuhkan seorang atlet misalnya, karbohidrat, protein, vitamin dan juga serat.”, terangnya. “Nutrisi seorang atlet harus baik sekali selama menjalankan puasa, ditambah lagi adanya pandemi.”, lanjutnya.
Tak hanya itu, lulusan kedokteran olahraga Universitas Indonesia ini juga sarankan agar olahraga dilakukan menjelang berbuka puasa agar risiko dehidrasinya rendah.