HIGHLIGHT HARI INI
Olimpiade Dibatalkan jika Pandemi Covid-19 Belum Usai Tahun Depan
Ketua Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach berpendapat Olimpiade 2020 Tokyo terpaksa harus dibatalkan. Itu jika kejuaraan tersebut akhirnya tidak bisa diselenggarakan tahun depan karena pandemi virus corona berkepanjangan.
Pada Maret, IOC dan pemerintah Jepang mengambil keputusan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk menunda Olimpiade, yang sedianya akan dimulai pada bulan Juli, selama satu tahun karena wabah virus corona baru.
“Sejujurnya saya memiliki beberapa pemahaman untuk ini, karena anda tidak bisa selamanya mempekerjakan 3.000 atau 5.000 orang di Komite Penyelenggara,” kata Bach seperti dinukil dari Antara, Kamis (21/5).
“Anda tidak bisa setiap tahun mengubah seluruh jadwal olahraga di seluruh dunia dari semua federasi besar. Anda tidak bisa membuat para atlet berada dalam ketidakpastian.”
Bach mengatakan IOC berkomitmen untuk mengadakan Olimpiade tahun depan meskipun harus disiapkan untuk berbagai skenario, termasuk karantina atlet.
***
Kendala Pengadaan Peralatan PON XX 2020
Ditundanya PON XX Papua karena pandemi covid-19 ternyata berdampak pada pengadaan peralatan yang akan digunakan dalam ajang multievent olahraga tersebut. Pembatasan aktivitas fisik telah membuat beberapa peralatan belum bisa didatangkan.
Hal ini terungkap dalam pertemuan antara Satgas PON XX dengan Ketua Tim Pengurus Peralatan PB PON, Firdaus pada Kamis (21/5) di Kantor PB PON Jayapura.
Saat ini peralatan pendukung pertandingan banyak yang belum didatangkan. Adapun beberapa negara asal peralatan seperti Spanyol, Tiongkok, Taiwan dan beberapa negara lainnya.
Firdaus mengakui ada beberapa kendala mengapa berbagai peralatan belum masuk karena Pandemi Corona, termasuk perizinan.
“Dikarenakannya ada Pandemi Covid-19 yang menyerang seluruh negara di dunia dan ditambah adanya pemberlakuan lockdown,” katanya.
“Hambatan dalam pengeluaran Surat Izin dari Bea Cukai RI belum keluar dan surat izin dari negara asal barang kelengkapan PON,” lanjutnya.
***
Program Pelatnas Atletik di Rumah Kurang Maksimal
Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) menghadapi kendala baru setelah memulangkan para atlet pelatnas mereka ke daerah asal masing-masing sejak Maret. Sebab, pelaksanaan program latihan jarak jauh dinilai kurang maksimal.
Hal itu, kata Sekretaris Umum PB PASI Tigor M Tanjung karena keterbatasan ruang latihan dan perlengkapan pendamping di tempat tinggal para atlet pelatnas.
“Mereka tidak bisa berlatih normal di kampung halamannya. Kalau pun ada stadion mereka tidak bisa menggunakannya karena ditutup,” kata Tigor saat dihubungi dari Jakarta, Rabu (20/5).
Di tempat asal atlet, juga ada yang sudah memberlakukan PSBB atau bahkan berada di zona merah. Alhasil ini membuat ruang gerak untuk latihan jadi sangat terbatas.
***
Progress Persiapan PON XX Papua Masih Berlanjut
PON XX Papua memang ditunda tahun depan, tetapi persiapannya tidak pernah berhenti. Hal ini sebagaimana diterangkan oleh Ketua Harian PB PON XX Papua, Yunus Wonda.
Salah satu bukti persiapan itu tetap berjalan adalah adanya penandatanganan MoU untuk akomodasi pada 11 Mei 2020 lalu. Berkat MoU tersebut, PON XX akan mendapatkan dukungan kamar sebanyak 2.000-4.000.
Yunus memastikan bahwa panitia PON XX telah bekerja sebaik-baiknya untuk mempersiapkan perhelatan olahraga paling bergengsi di Indonesia hingga saat ini. Evaluasi dan perbaikan fasilitas juga dilakukan.
Secara umum, ia sampaikan perkembangan persiapan di empat distrik:
- Kabupaten Merauke telah capai 70%, masih perlu perbaikan dan finishing venue dan Mes.
- Kabupaten Mimika telah mencapai 68%, masih 2 ada venue cabor belum terwujud bahkan progresnya 0%. Selain itu perlu juga finishing wisma atlet.
- Kabupaten Jayapura telah mencapai 80%, perlu finishing venue, wisma atlet dan Mes
- Kota Madya Jayapura telah mencapai 80%, perlu finishing venue, Wisma Atlet dan Mes.