Atlet Kembali Berlatih dengan Masker, Baik kah?
Pandemi Corona belum usai di seluruh dunia akan tetapi kegelisahan dunia olahraga muncul. Tanpa adanya pertandingan, industri olahraga menjadi lemah. Kebangkrutan menghantui industri olahraga yang harus bersabar dengan kondisi saat ini.
Tidak ada yang tahu pasti kapan pandemi ini akan berakhir. Kondisinya, roda bisnis harus tetap digerakkan segera mungkin. Premier League berencana menyiapkan pertandingan digelar kembali dengan protokol yang disiapkan. Salah satu protokol menuntut pemain gunakan masker.
Hal tersebut menuai kritik dari penyerang Brighton & Hove Albion, Glenn Murray. Dikutip dari theguardian.com, Ia menganggap penggunaan masker ketika latihan dan bertanding sebagai lelucon.
Murray juga mengaku berat dengan rencana memulai liga sesegera mungkin. Menurutnya para pemain sepak bola khawatir untuk kembali bertanding dalam waktu dekat. Kondisi yang belum kondusif akan berdampak juga membahayakan keluarga para pemain. Pasalnya pemain dapat menjadi pembawa virus ke rumah.
Kepala eksekutif Brighton, Paul Barber juga senada dengan sang penyerang. “Jika kita dalam situasi yang dirasa perlu menahan pemain selama dua bulan, itu menyarankan saya bahwa negeri ini tidak aman.”, terangnya pada theguardian.com.
Menurut Ahli tentang Masker saat Olahraga
Ahli Sport Science yang juga pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat yakni dr. Andi Kurniawan menjelaskan masker dan olahraga. “Saat kita berolahraga tentu saja pernafasan kita meningkat, detak jantung meningkat”, bukanya menjelaskan.
“Ketika kita olahraga, otot kita berkontraksi membutuhkan oksigen dan oksigen itu didapat pada saat kita menghirup udara.”, jelas dr.Andi tentang banyaknya kebutuhan oksigen.
“Ketika kita menggunakan masker justru udaranya akan terhambat masuk ke dalam paru-paru kita”, lanjutnya. “Jadi saya tidak merekomendasikan untuk berolahraga menggunakan masker.”, tegasnya.
Selain itu, ada juga pendapat Dokter Timnas Indonesia Syarif Alwi terkait penggunaan masker. Menurutnya memakai masker saat latihan sepak bola justru berisiko besar. Bahkan ia menjelaskan,
penggunaan masker belum menjamin penggunanya aman dari penyebaran virus.
“Itu orang-orang yang memaksa olahraga tetap dijalankan di tengah pandemi. Padahal memakai masker tidak menjamin kalau kita tidak akan terpapar,” kata Syarif Alwi dikuti dari CNNIndonesia.com.
Masalah jantung dapat terjadi dengan penggunaan masker ketika olahraga karena sesak nafas. Seorang atlet membutuhkan banyak oksigen ketika berlatih.
“Oksigen yang kita hirup tidak cukup karena terhalang alat seperti masker, tentu membuat oksigen yang diikat hemoglobin berkurang ke jaringan otot, otak, termasuk ke otot jantung,” jelasnya.