Bangga Ellyas Pical Juara Dunia Pertama dari Indonesia, KONI Pusat Nobar bersama Menpora

Sebagai bagian dari Road to Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatera Utara sekaligus mengapresiasi legenda tinju Indonesia ‘Ellyas Pical’, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat menyelenggarakan kegiatan Nonton Bareng film ‘Ellyas Pical’ tepat 95 hari sebelum PON XXI dibuka resmi Presiden RI Joko Widodo.

“Alhamulillah pada malam hari ini, KONI Pusat, kita mengundang juga para tokoh tinju dan Menpora RI sebagai rasa hormat dan bangga kita kepada perjalanan seorang Ellyas Pical yang menjadi juara dunia dan saya ingin acara ini betul-betul diterima bahwa kami semua bangsa Indonesia sangat bangga kita punya Ellyas Pical,” jelas Ketum KONI Pusat Letjen TNI Purn Marciano Norman.

“Terimalah acara malam ini sebagai rasa bangga kita terhadap Ellyas Pical. Saya berharap Ellyas Pical bisa memotivasi petinju-petinju muda kita agar kelak bisa menjadi seperti Ellyas Pical,” sambung Ketum KONI Pusat. Khususnya, atlet-atlet PON XXI nanti diharapkan akan ada petinju kelas dunia seperti Ellyas Pical.

“Yang luar biasa adalah semangatnya, petinju sehebat apapun dihadapi dengan semangat besar seperti Ellyas Pical. Semangat itu jarang ada pada petinju-petinju Indonesia saat ini,” tegas Marciano berharap generasi muda dapat memiliki daya juang seperti Ellyas Pical.

Nilai dari seorang Ellyas Pical digambarkan jelas pada film yang diproduksi Falcon Pictures. Oleh karenanya, Ketum KONI Pusat mengapresiasi Falcon Pictures dan segenap tim yang berjasa.

“Saya ingin mengapresiasi Falcon Pictures yang sudah berinisiatif membuat film seri yang mengangkat perjalanan Ellyas Pical menuju juara dunia,” kata Menpora Dito Ariotedjo. “Kisah Ellyas Pical adalah contoh nyata bahwa dengan tekad dan kerja keras, beliau tetap bisa mencapai mimpinya. Dan film ini bisa memotivasi anak-anak muda Indonesia untuk terus berjuang dan tidak mudah menyerah,” sambungnya dalam rilis resmi.

“Harapan saya semoga atlet-atlet Indonesia bisa berprestasi dengan baik untuk mengharumkan nama bangsa, harus bekerja keras, harus berlatih sungguh-sungguh untuk mengharumkan nama bangsa dan negara, itu semua masyarakat Indonesia bisa tahu, mencapai cita-cita saya, bisa menjadi juara dunia mengharumkan nama bangsa,” ujar Ellyas Pical.

Berkaitan dengan atlet-atlet masa depan Indonesia, suksesor Ellyas Pical yang berpotensi lahir di PON XXI, pemeran utama Denny Sumargo pun berkomentar. “Nanti PON XXI di Aceh – Sumatera Utara lancar semuanya. Saya juga pernah bermain di PON.,” kata mantan atlet basket mengawali.

“Saya pikir itu adalah salah satu ajang yang luar biasa untuk bisa mengumpulkan semua talenta-talenta berbakat dari seluruh Indonesia dan ini adalah salah satu event terbesar untuk kita. Apalagi orang daerah kita bisa berkumpul dan bisa bertemu dengan banyak sekalian atlet-atlet di seluruh Indonesia. Pesta olahraga sih buat saya secara nasional dan sukses buat penyelenggaraannya,” ujar Denny Sumargo.

Sekilas Ellyas Pical

Mengawali karier tinju dari tingkat kabupaten hingga internasional.

  • Karier profesional di kelas bantam junior mulai tahun 1983.
  • Ellyas Pical juara Orient and Pacific Boxing Federation (OPBF) setelah kalahkan Hi-yung Chung asal Korea Selatan dengan menang angka 12 ronde di Seoul pada 19 Mei 1984. (bantam junior/ kelas super terbang).
  • Elly meraih juara International Boxing Federation (IBF) setelah membuat KO Chun Ju-do. Ia kalahkan petinju asal Korea di Jakarta pada 3 Mei 1985 ketika berusia 25 tahun. Padahal Chun Ju-Do sempat merendahkan Ellyas, “Elly Pical adalah anak kecil buat saya”.
  • Gelar dunia berhasil dipertahankan dari petinju Australia, Wayne Mulholland pada 25 Agustus 1985.
  • Elly sempat kalah dari petinju Republik Dominika, Cesar Polanco di Jakarta.
  • Tak menyerah, Elly akhirnya dapat mengalahkan Polanco secara KO pada pertandingan ulang di Jakarta pada 5 Juli 1986.
  • Ia mampu mempertahankan gelar dari petinju Korea, Dong-chun Lee
  • Kekalahan terjadi pada Elly, ia kalah KO pada ronde 14 dari petinju Thailand, Khaosai Galaxy pada 1987.
  • Dengan semangat yang besar, akhirnya Elly berhasil merebut kembali gelar IBF (bantam junior/ kelas super terbang) dari Tae-il Chang dari Korea Selatan pada 17 Oktober 1987. Gelar tersebut berhasil dipertahankan selama 2 tahun.
  • Akhirnya, Elly harus kembali kehilangan gelar tersebut karena kalah dari petinju Kolombia, Juan Polo Perez pada 14 Oktober 1989 di Virginia, Amerika Serikat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *