DBON dan KONI Mendorong Inovasi dan Pembinaan Prestasi Menuju PON XXI Aceh-Sumut
Oleh: Amallia Andini Saputri / Suryansyah
Jakarta, 10 Juli 2024 – Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) telah menjadi landasan utama dalam upaya meningkatkan berbagai aspek olahraga di Indonesia.
Dengan fokus yang mencakup olahraga kesehatan, masyarakat, pendidikan, dan prestasi, DBON menjadi strategi komprehensif untuk mengembangkan potensi olahraga negara ini.
Dalam podcast dengan Bidang Media dan Humas KONI Pusat baru-baru ini, Dr. Jajat Darajat Kusumah Negara, S.Pd., M.Kes., AIFO, Wakil Ketua Bidang Pembinaan Prestasi dalam DBON, menegaskan bahwa program ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan prestasi atletik, tetapi juga untuk memperkuat fundamental olahraga di masyarakat.
“DBON meliputi berbagai ranah keolahragaan, seperti olahraga kesehatan, masyarakat, pendidikan, dan bahkan mencakup olahraga industri,” ujar Jajat Darajat.
Olahraga pendidikan memainkan peran penting dalam mendukung tujuan DBON ini. Melalui program-programnya, DBON mendorong pembentukan kebiasaan berolahraga sejak dini, yang diharapkan akan membantu dalam mengembangkan atlet-atlet berprestasi di masa depan.
Jajat menekankan pentingnya kolaborasi dengan sekolah untuk memantau bibit-bibit unggul.
Menurutnya, olahraga pendidikan, tentu saja semua siswa harus menuju kebugaran yang baik. Ya, di situlah pasti bisa mencerminkan bahwa siswa ketika kebugarannya baik, artinya dia sangat senang berolahraga.
Dalam konteks pengembangan DBON, peran KONI tidak dapat diabaikan. KONI berfungsi sebagai pengelola utama yang mengkoordinasikan dan mengintegrasikan seluruh aspek dari DBON, baik di tingkat pusat maupun daerah.
Wakil Ketua Bidang Pembinaan Prestasi dalam DBON menjelaskan bahwa KONI memiliki peran penting.
“Peran KONI di sini sangat membantu pemerintah dalam pelaksanaan pembinaan tersebut; misalnya, membantu membuat kebijakan, kemudian memonitoring, mengevaluasi, serta mengkoordinir para cabang olahraga,” jelasnya.
KONI juga menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi untuk mengembangkan ilmu olahraga dan memanfaatkan penelitian dalam meningkatkan kualitas pembinaan atlet.
“Peran sekolah dan perguruan tinggi juga menjadi sumbangsih yang paling utama, atau misalnya kolaborasi antara KONI dan universitas di dalam satu provinsi seperti itu. Itu dapat memonitor atau, dalam istilah lain, mengevaluasi secara sport science,” ujar Jajat Darajat ini, termasuk analisis performa atlet dan penyesuaian strategi pembinaan berdasarkan data sport science.
Selain DBON, KONI juga terlibat dalam penyusunan DBOD (Desain Besar Olahraga Daerah) di setiap provinsi dan daerah, sesuai dengan Peraturan Gubernur ( Pergub) yang ditetapkan pemerintah.
“Jadi, setiap daerah dan provinsi wajib memiliki DBOD yang melibatkan seluruh stakeholder di provinsi, termasuk Kabupaten Kota,” tegas Jajat.
Ini menunjukkan komitmen KONI dalam memastikan setiap wilayah dapat mengembangkan potensi olahraga lokal secara optimal.
Jajat Darajat juga meyakini bahwa target-target yang ada dalam peta DBON bisa tercapai jika pilar-pilar prestasi, seperti kebijakan, keuangan, SDM, dan kompetisi, terpenuhi secara terintegrasi.
Dengan demikian, Jajat menegaskan bahwa jika perancangan DBON dan kerja sama oleh KONI terlaksana dengan baik, akan lebih memudahkan identifikasi bibit-bibit unggul yang dapat berpartisipasi dalam PON mendatang, termasuk PON XXI di Aceh dan Sumatera Utara.
Ini sejalan dengan upaya DBON untuk mengembangkan potensi olahraga di berbagai ranah, dari olahraga kesehatan hingga prestasi atletik, serta kolaborasi dengan sekolah dan perguruan tinggi untuk memantau dan mengembangkan bakat-bakat muda.
Harapan Jajat untuk PON XXI di Aceh dan Sumut dapat terlaksana dengan baik dan melahirkan atlet-atlet yang luar biasa dengan ada yang pecah rekor.