Desain Besar Olahraga Nasional, Solusi Wujudkan Era Emas Olahraga Indonesia

Bertepatan dengan Hari Olahraga Nasional (Haornas) ke-38 yang diperingati pada tanggal 9 September 2021, suatu diskusi digelar dengan narasumber Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali, Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Letjen Marciano Norman, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Syaifudian, mantan atlet bulu tangkis Susi Susanti dan pengamat olahraga Anton Sanjoyo.

Diskusi yang diselenggarakan pada program Indonesia Town Hall Metro TV tersebut berangkat dari kegelisahan atas prestasi olahraga Indonesia yang dirasa belum memuaskan. “Kami, KONI, KOI dan stakeholder olahraga lainnya diminta review total,” buka Menpora menyampaikan pesan Presiden Joko Widodo pada Haornas Tahun lalu. Oleh karenanya, Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) hadir sebagai solusi.

“Kita dapatkan prestasi by accident, kita akan desain, yaitu DBON,” tegasnya. Menpora terangkan, hanya beberapa cabang olahraga yang mendapat perhatian khusus, yakni yang dipertandingkan pada Olimpiade.

Menpora juga terangkan ada 13 masalah, seperti kepelatihan yang tertinggal jauh dari segi kualitas dan kuantitas, tingkat kebugaran masyarakat yang rendah, regulasi, kurikulum dan lain sebagainya.

“Olahraga adalah investasi untuk membangun sumber daya manusia yang tangguh dan handal” lanjut Menpora.

Adanya DBON yang dibuat Kemenpora menjadi rujukan bagi beberapa organisasi olahraga, salah satunya adalah KONI Pusat sebagai pembina olahraga prestasi. “DBON yang dijelaskan Menpora menjadi rujukan KONI, dalam DBON dibahas masalah pembinaan olahraga pendidikan, olahraga rekreasi dan olahraga prestasi, di KONI, kami mengelola olahraga prestasi,” terang Ketua Umum KONI Pusat.

Selain itu, Ketua Umum KONI Pusat menyinggung pentingnya kompetisi. Salah satu yang paling bergengsi di Tanah Air adalah Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Tahun 2021 di Papua yang akan diresmikan Presiden Joko Widodo pada 2 Oktober mendatang. Pada perhelatan akbar empat tahunan tersebut, diharapkan lahir atlet-atlet muda. “Pada PON, kita harapkan lahir atlet-atlet muda kita, yang gantikan senior-seniornya yang berprestasi,” tandasnya sampaikan harapan.

“KONI menggerakkan cabang olahraga untuk mereka punya liga, yang rutin dan berkesinambungan,” jelasnya telah mendorong jumlah kompetisi. “Semua organisasi olahraga, wajib punya kejuaraan nasional,” tambahnya. Adapun peserta kejurnas berasal dari kejuaraan tingkat daerah.

Di samping pentingnya kompetisi, Ketua Umum KONI Pusat terangkan pentingnya peran pelatih. Atlet hebat tentunya lahir karena pembinaan yang juga hebat dari pelatih yang tepat. “Kita mengharapkan pelatih-pelatih dapat bimbingan sejak tingkat daerah,” kata Marciano.

Dalam rangka meningkatkan kualitas atlet, setidaknya ada dua opsi, antara mengirim atlet ke luar negeri untuk mengenyam pembinaan di negara dengan ekosistem maju atau mendatangkan pelatih handal dari luar negeri.

Mantan peraih emas Olimpiade dari cabor Bulu Tangkis, Susi Susanti tegaskan bahwa pembinaan olahraga prestasi perlu dilakukan secara berkesinambungan. “Untuk menjadi seorang juara butuh pembinaan yang berkesinambungan,” katanya. Mantan atlet yang mulai berlatih sejak sekolah dasar tersebut berharap dengan adanya DBON, banyak bibit unggul dari generasi muda.

Pengamat Anton Sanjoyo mengakui pentingnya pembinaan olahraga berkesinambungan seperti yang disampaikan Susi, melalui kompetisi sebagaimana dijelaskan Ketua Umum KONI Pusat. “Susi Susanti tidak datang begitu saja, itu datang dari kompetisi. Susi itu bertanding dari kecil,” tegasnya.

Legislator Hetifah Syaifudian menyatakan dukungan kepada mimpi masyarakat Indonesia untuk olahraga prestasi. Tak sungkan ia akui bahwa banyak mimpi terkait prestasi olahraga namun anggarannya kecil. “Kami di DPR pastikan bukan hanya mendukung, kami sudah membuat Panja (panitia kerja) untuk revisi UU SKN,” tandasnya.

“Semua hal yang dibutuhkan untuk realisasi, harus didukung aturan hingga penganggaran,” tandasnya akan mengupayakan alokasi untuk olahraga sebesar 2% dari APBN.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *