Dipimpin Paku Alam X, Ketum KONI Pusat Berharap DIY semakin Berprestasi

Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Letjen TNI Purn Marciano Norman mengukuhkan dan melantik Ketum KONI Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masa bakti 2025-2029, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Sri Paduka Paku Alam X beserta jajarannya di Bangsal Kepatihan DIY.

Paku Alam X merupakan Wakil Gubernur DIY yang begitu peduli dan mendukung pembinaan olahraga. Beliau terpilih secara aklamasi sebagai Ketum KONI DIY pada Musyawarah Olahraga Daerah (Musorda) KONI DIY pada Sabtu 22 Februari 2025.

Di bawah kepemimpinan Paku Alam X, KONI Pusat berharap prestasi DIY semakin baik lagi. Terakhir, pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024, DIY tembus peringkat 9 nasional dari 39 kontingen yang berlaga, dengan 29 medali emas, 36 medali perak, 52 medali perunggu.

“Ini merupakan peringkat terbaik sejak 12 tahun terakhir,” kata Ketum KONI Pusat memberikan apresiasi. Sebelumnya, pada PON XVII/2012 Riau, DIY berada di peringkat 14, selanjutnya pada PON XIX/2016 Jawa Barat di peringkat 10, dan pada PON XX/2021 Papua berada di peringkat 15.

“Apresiasi kepada Gubernur DIY, tanpa dukungan itu mustahil DIY bisa berprestasi,” sebut Ketum KONI Pusat pada sambutan pasca melantik Paku Alam X sebagai Ketum KONI DIY.

DIY menjadi juara umum Panahan dan Hapkido pada PON XXI Aceh-Sumut 2024. “Harapan saya ke depan, Panahan yang punya sejarah, memberikan medali Olimpiade pertama untuk Indonesia pada Olimpiade 1988 Seoul, dapat kembali mempersembahkan medali Olimpiade,” ujar Marciano.

“Saya berbesar hati dengan atlet panahan DIY, yang juara PON, ke depan Indonesia bisa berharap Panahan bisa memberikan medali untuk Indonesia,” lanjutnya berharap muncul atlet-atlet berprestasi dunia dari DIY.

“Atlet bela diri dari DIY juga berprestasi dengan baik, Hapkido juara umum,” sebut Marciano memuji.

“Apabila pembinaannya lebih terfokus saya rasa hasilnya akan lebih baik.,” tegas Marciano berharap program tepat dilakukan KONI DIY yang memiliki tata kelola yang baik.

Satu sisi, DIY juga menjadi favorit tuan rumah kejuaraan, baik nasional dan juga internasional. Direncanakan pada tahun ini menjadi tuan rumah International Hapkido Championship, Modern Pentathlon dan beberapa cabang olahraga lainnya.

“Dengan seringnya kejuaraan internasional di DIY, akan memotivasi atlet-atlet Yogyakarta untuk lebih berprestasi lagi,” tegas Marciano.

Ke depan, KONI DIY harus lebih fokus pada cabang olahraga unggulan. “Setelah melakukan evaluasi pelaksanaan PON yang lalu, diikuti 65 cabor, maka untuk PON XXII/2028 di NTT dan NTB, KONI fokus cabang olahraga Olimpiade sehingga nanti, cabang olahraga yang ikut dipertandingkan tidak lebih dari 32,” terang Ketum KONI Pusat.

“Oleh karena itu KONI membuat beberapa alternatif,” sebutnya menyinggung multievent nasional setiap 2 tahun. Beberapa kompetisi yang harus disiapkan seluruh provinsi, termasuk KONI DIY antara lain Pekan Olahraga Nasional Bela Diri (Indonesia Martial Art Games / IMAG), Pekan Olahraga Nasional Pantai (Indonesia Beach Games / IBG), Pekan Olahraga Nasional Indoor (Indonesia Indoor Games / IIG), dan Pekan Olahraga Nasional Remaja (Indonesia Youth Games / IYG).

Tak ketinggalan, DIY diharapkan membangun hubungan lebih erat dengan akademisi. “Pola pembinaan atlet harus merujuk implementasi Sport Science. DIY punya banyak perguruan tinggi, saya harap kolaborasi yang produktif,” tegas Ketum KONI Pusat.

Sri Sultan Hamengku Buwono X berharap KONI DIY tingkatkan prestasi. “Untuk PON yang akan datang, (target) ranking lebih kecil,” tegasnya memberikan target.

“Kita tau KONI punya posisi penting dalam membina dan mengembangkan olahraga prestasi, tanggung jawab ini tentu tidak ringan karena prestasi olahraga tidak terlepas dari program pembinaan yang baik,” jelas Gubernur DIY mengarahkan agar KONI DIY memberikan atensi kepada tata kelola organisasi.

“Rencana kerja yang diimplementasikan ke depan diharapkan memiliki sasaran jelas dan dapat diukur baik jangka pendek maupun jangka panjang,” sambungnya.

Atensi terhadap mental juara juga disinggung Sultan Hamengku Buwono X. “Prestasi berdasarkan pengalaman saya dan mengikuti perkembangan, sebetulnya yang jadi utama itu mental dan pikiran dari atlet itu sendiri.,” sebutnya.

“PON itu selain ajang persahabatan, namun juga tentang menang dan kalah. Oleh karenanya kita tetap harus bersaing dan berjuang. Saya pikir dibutuhkan psikolog olahraga yang mampu memotivasi para atlet, agar pikiran dan mental mereka pun terbangun,” jelas Sultan.

Dalam mewujudkan prestasi olahraga yang lebih baik, Paku Alam tekankan pentingnya kolaborasi serta komunikasi. “Kami yakin melalui kolaborasi dan komunikasi yang efektif, berbagai tantangan dapat kita lalui bersama melalui solusi yang inovatif,” tegasnya, sembari bertekad menjadikan olahraga inklusif & berkelanjutan.

Video

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *