Gugus Tugas Berikan Syarat Olahraga di Masa Pandemi
Sudah beberapa bulan pandemi Covid-19 melanda dunia, tak terkecuali Indonesia. Berbagai penyesuaian dilakukan demi memutus rantai penularan virus. Akibatnya, banyak dampak yang harus ditebus karena kondisi pandemi yang belum usai hingga saat ini. Tak terkecuali dunia olahraga yang juga menerima dampak besar. Terkait dengan pembinaan olahraga prestasi, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat mengupayakan adanya solusi.
Pada 24 Juni 2020, Ketua Umum KONI Pusat Letjen TNI (Purn.) Marciano Norman berkunjung ke Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jalan Pramuka, Jakarta Timur. Dalam kunjungannya, Ketua Umum KONI Pusat didampingi jajarannya seperti Wakil Ketua Umum I, Mayjen (Purn.) Dr.Suwarno, Wakil Ketua Umum III Drs.Tursandi Alwi, dan Sekretaris Jenderal Drs.Tb. Ade Lukman.
Tujuan dari kunjungan tersebut adalah membangun hubungan yang baik dalam berkoordinasi terkait penyelenggaraan pembinaan olahraga prestasi. “Ingin selalu berkoordinasi dengan Gugus Tugas.”, jelas Ketua Umum KONI Pusat mengharapkan pembinaan olahraga prestasi tetap dapat digelar tanpa melanggar aturan pemerintah. Selain itu, tentunya diharapkan juga keselamatan yang terlibat pelatihan.
Kunjungan tersebut diterima dengan baik oleh Kepala BNPB yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Letjen TNI Doni Monardo. “Olahraga adalah kegiatan yang ditunggu-tunggu masyarakat.”, kata Doni membahas olahraga.
Hal pertama yang disinggung adalah terkait sepak bola yang memerlukan sejumlah syarat. Menurutnya, atlet sepak bola perlu dikarantina dan juga PCR Test. Jika digelar kembali, Gugus Tugas berharap agar pertandingan tanpa penonton sebagaimana telah dilakukan di sebagian Eropa.
Dalam hal mencegah terpapar dari virus, Gugus Tugas menganjurkan tetap dilakukannya olahraga di masa pandemi. Doni jelaskan pentingnya olahraga individu dengan intensitas serta durasi yang cukup. “Olahraga individu perlu untuk tingkatkan imunitas.”., tegas Ketua Gugus Tugas.
Terkait latihan olahraga, Gugus Tugas memberikan izin pelatihan selama tidak membuat kerumunan dan ada yang melakukan pengawasan. Penerapan protokol sendiri perlu dilaksanakan dengan disiplin dan juga diawasi dengan baik. Selain itu, Doni juga sampaikan bahwa atlet cenderung memiliki risiko terpapar yang rendah karena imunitas yang baik.
Meski terpapar, daya tahan tubuh tersebut yang akan membantu melawan virus namun penularan bisa tetap terjadi. Potensi yang dapat terjadi adalah atlet terpapar dapat sembuh namun justru sekitarnya dapat berisiko terpapar, jika imunitasnya rendah. “Atlet tidak masalah, yang bermasalah di sekitarnya.”, terang Doni. Terlebih jika orang-orang di sekitar atlet penderita penyakit ginjal, diabetes, kanker dan hipertensi.
Dengan begitu, pembinaan olahraga prestasi dapat dilakukan namun dengan syarat dan ketentuan tertentu. Masukan dari Gugus Tugas akan menjadi pertimbangan utama bagi KONI Pusat dalam melaksanakan pembinaan olahraga prestasi. Pada akhir pertemuan, Ketua Umum KONI Pusat menyerahkan protokol kesehatan olahraga karya KONI Pusat kepada Gugus Tugas.