HIGHLIGHT HARI INI
The Prime Raih Piala KONI 2020
Usai bertanding selama dua hari di Grand Final Piala KONI 2020, The Prime keluar menjadi juaranya. Tim asal Kalideres, Jakarta tersebut menempati puncak klasemen setelah menjalani 10 pertandingan permainan Free Fire pada Grand Final pada 28-29 November 2020.
Adapun pada Grand Final, 12 tim terbaik dari seluruh Indonesia bertanding. Seluruh tim yang hadir di Grand Final merupakan yang terbaik dari 6.101 tim yang mendaftar dengan jumlah total atlet mencapai lebih dari 24.000. Pendaftaran sendiri dibuka untuk segala usia, seluruh Indonesia dan terbuka baik untuk komunitas maupun profesional.
Grand Final sendiri digelar di Studio Sepat, Jakarta Selatan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Penonton dilarang hadir namun sebagai gantinya, pertandingan disiarkan langsung di KONI TV dan kanal Youtube milik PB.Esports Indonesia.
Lebih lanjut, baca:
Barcelona Terkena Sanksi akibat Selebrasi Messi
Akibat pandemi Covid-19, Barcelona mengalami kesulitan finansial. Ulah Messi pada pertandingan melawan Osasuna menambah pengeluaran Barcelona karena sanksi. Selebrasi Messi menjadi penyebabnya sehingga Barcelona akan dikenakan denda 3.000 Euro atau setara dengan Rp 50,5 juta.
Wasit pun memberikan kartu kuning kepada Messi ketika merayakan gol keempat pada menit 73. Tindakan Messi melanggar Pasal 91 Kode Disiplin RFEF tentang selebrasi. Aturan yang diterapkan di Liga Spanyol tersebut mengacu pada ketentuan FIFA.
Tindakan Messi adalah melakukan selebrasi dengan memisahkan diri dari timnya, kemudian ia melepas jersey Barcelona dan menampilkan jersey lain. Messi juga mengangkat kedua tangan layaknya Maradona.
Jersey yang ditampilkan oleh Messi adalah jersey klubnya dulu, Newell’s Old Boys. Jersey tersebut digunakan oleh mendiang Maradona ketika debut di klub tersebut pada 7 Oktober 1993 saat melawan Emelec. Kala itu Messi berusia 6 tahun.
**
Kecelakaan Mengerikan Terjadi di Sirkuit Internasional Bahrain
Pembalap F1 Romain Grosjean mengalami luka minor usai mengalami kecelakaan mengerikan pada Minggu 29 November 2020. Formula 1 Grand Prix di Sirkuit Internasional Bahrain menjadi tempat kecelakaan mengerikan yang membuat mobil Grosjean terbelah dua dan kebakar.
Sebelumnya, ia kehilangan kendali akibat ban belakang mobilnya bersenggolan dengan ban kiri depan Daniil Kvyat. Kemudian, kecelakaan berikutnya terjadi karena Daniil Kvyat bertabrakan dengan Lance Stroll.
Kecelakaan mengerikan tersebut juga diakui oleh tim medis. “Dalam 12 tahun saya belum pernah melihat api sebesar itu, Grosjean keluar dari mobilnya sendiri, hal tersebut luar biasa setelah kejadian seperti itu”, jelas Alan van der Merwe, pengemudi mobil medis pada Sky Sports.
Perangkat halo dikabarkan menjadi penyelamat sang pembalap. “Saya tak menyukai perangkat halo beberapa tahun lalu, tetapi saya rasa itu adalah hal terhebat yang kami bawa ke FA. Tanpa alat itu saya tidak dapat berbicara dengan Anda hari ini”, ujarnya dilansir dari Daily Mail.
**
Mike Tyson Ketagihan Bertanding, Presiden UFC Kagum
Laga Mike Tyson melawan Roy Jones menjadi yang ditunggu-tunggu banyak pecinta tinju. Pertandingan berakhir imbang namun Tyson terlihat mendominasi pertandingan yang digelar di Staples Center, Los Angeles pada Minggu 29 November 2020. Di akhir pertandingan antar senior tersebut, Tyson ungkapkan keinginannya bertanding lagi.
“Saya jelas akan melakukannya lagi. Saya bisa menerima hasil imbang karena saya menghibur penonton. Penonton senang dengan itu”, kata Tyson dilansir Daily Mail.
Presiden UFC, Dana White kagum dengan performa Tyson meski sudah 54 tahun, 15 tahun tak bertanding dan lawannya 3 tahun lebih muda. “Saya terpesona dengan betapa bagusnya Mike Tyson. Roy lebih muda dan lebih aktif tetapi Roy terlihat jauh lebih lelah malam ini daripada Mike, sesuatu yang mengejutkan. Itu melebihi harapan saya”, jelas Dana White dikutip dari MMA Junkie.
“Mike masih memiliki aura yang luar biasa dan bertarung adalah permainan anak muda”, puji Presiden UFC.
**
Tim Medis diduga Menyebabkan Maradona Kembali ke Tangan Tuhan
Kembalinya Maradona ke Tangan Tuhan menyisakan banyak pandangan negatif terhadap penanganan medis di akhir hayat Sang Legenda. Banyak pandangan negatif menyebutkan Maradona tidak mendapatkan penanganan medis yang baik, sebut saja absennya ambulan di rumah Maradona.
Media Marca melaporkan adanya pemeriksaan polisi kepada tim medis, salah satunya dokter pribadi Maradona, Leopolde Luque. Dikabarkan bahwa Jaksa penuntut di San Isidro memerintahkan rumah dan klinik dokter Luque digeledah.
Beberapa minggu lalu Maradona menjalani operasi otak dan izin meninggalkan klinik menjadi persoalan. Akibatnya, Luque diduga melakukan kelalaian medis pada Maradona. Jika terbukti, Luque bisa dianggap bersalah karena melakukan pembunuhan tanpa disengaja.
Luque sendiri membantah melakukan kelalaian sebab ia merekomendasikan Maradona tinggal untuk tetap dirawat. Adapun Luque tidak bertanggung jawab karena keinginan Maradona yang kembali ke rumah.
“Jika Anda bertanya kepada saya, saya adalah seorang ahli bedah saraf dan pekerjaan saya sudah berakhir. Saya sudah selesai menangani Maradona”, ujarnya pada Sky News.
Selain dokter, suster pribadinya juga diduga membuat laporan palsu.
**