Indonesia Cetak Sejarah: ‘Niti Island Treasure Hunt’ Hadirkan 16 Atlet Wakeboard Terbaik Dunia

Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Letjen TNI Purn Marciano Norman berkunjung ke Pulau Niti, Kepulauan Seribu, Jakarta pada 1 November 2025, memenuhi undangan dari Keluarga Niti.

Ketum KONI Pusat hadiri undangan kompetisi Wakeboard yang diselenggarakan oleh Keluarga Niti Island, yakni ‘Niti Island Treasure Hunt’. Penyelenggara menjelaskan kompetisi internasional dan eksklusif tersebut merupakan sejarah untuk Indonesia. 

Pasalnya, menjadi yang pertama menghadirkan 16 atlet Wakeboard terbaik dunia dari 12 negara yang akan bersaing pada kompetisi yang unik. Sebagaimana judul kompetisi, mereka dituntut mencari harta karun Pulau Niti. Pertunjukan ini menjadi sejarah bagi Indonesia.

Ketua Pelaksana sekaligus pemilik venue, Rafael Nitiyudo menjelaskan fasilitas wakeboard dibangun dengan kualitas tinggi. “Semuanya nomor satu di dunia, obstacle dan kabel terbaik dari Jerman,” terangnya. 

Ia bangga, karena Indonesia memiliki fasilitas kelas dunia. Rafael termotivasi membangun infrastruktur terbaik demi Indonesia.

“Infrastruktur harus ada, harus baik, nanti ekosistem komunitas olahraga pasti berjalan,” jelasnya berharap ekosistem wakeboard yang baik melahirkan atlet yang akan membanggakan Indonesia melalui prestasinya. 

Rafael menilai infrastruktur/ fasilitas Wakeboard menjadi kunci mengantar atlet meraih prestasi. Fasilitas wakeboard ini bukan yang pertama dan juga terakhir. Pertama, 15 tahun lalu, Rafael membuat fasilitas di Ancol, yang hasilkan atlet berprestasi di SEA Games. 

Sayang pandemi Covid-19 berdampak ditutupnya venue di Ancol. 

Venue di Pulau Niti adalah yang kedua, dan segera membangun kembali di Lombok. 

Demi prestasi olahraga Indonesia, Rafael melakukan banyak hal, mulai membangun infrastruktur hingga hubungan ke tingkat internasional. 

“Harus ada pengorbanan untuk olahraga,” tegas Rafael. 

“Kiblat saya, kasi kesempatan ke siapapun, selama dia bertujuan untuk Merah Putih, ayo kita lakukan bersama,” sambungnya.

Pada event kali ini, atlet terbaik dunia hadir untuk bertanding, dua atlet Indonesia ikut terlibat berkompetisi. Selain itu, event ini juga didukung Red Bull, termasuk diikuti atlet terbaik dunia yang dimiliki Red Bull. Juri yang dihadirkan juga dari Amerika Serikat. 

Apresiasi disampaikan oleh para atlet kelas dunia yang turut serta. Mereka sampaikan venue wakeboard Pulau Niti merupakan salah satu yang terbaik. Dinilai dari air yang bersih, pemandangan indah, peralatan terbaik kelas dunia.

Pasca berkunjung dan bersosialisasi dengan para pegiat Wakeboard, Ketum KONI Pusat menyampaikan apresiasi dan penghormatan yang setinggi-tingginya kepada panitia yang dipimpin oleh Rafael Nitiyudo. 

“Selaku Ketua Umum KONI Pusat, saya mengucapkan terima kasih, apresiasi dan penghormatan yang setinggi-tingginya kepada Bapak Rafael yang dedikasinya luar biasa untuk Merah Putih melalui olahraga wakeboard,” jelasnya. 

“Venue yang dibangun sangat luar biasa mengagumkan. Atlet-atlet terbaik dunia, top 20 dunia, mereka begitu semangat dan senang berlatih di sini,” katanya.

Tentunya Ketum KONI Pusat berharap atlet Indonesia juga berprestasi dunia.

“Kompetisi ini sangat baik dan saya berharap ini berkesinambungan. Saya yakin, atlet-atlet Indonesia berprestasi dunia akan lahir,” lanjutnya. 

“Dedikasi dan pengorbanan mewujudkan venue dan event kelas dunia ini, sangat bermanfaat untuk masa depan prestasi olahraga,” tambahnya. 

Ketum KONI Pusat doakan kelancaran event yang digelar pada 2 November 2025.

Video

Tentang Wakeboard

Wakeboard terlihat gabungan dari beberapa olahraga air, seperti Waterskiing (seluncur air), Surfing (selancar ombak) dan Snowboarding (seluncur salju). 

Sejarahnya cukup panjang, dimulai Kneeboarding, berselancar di atas papan dengan posisi berlutut pada 1960-1970an. Ini menjadi langkah awal berselancar di belakang perahu 

Selanjutnya dikenal “Skurfing” yang dimulai di Australia dan Selandia Baru. Dimainkan dengan papan kecil tanpa pengikat kaki yang mereka sebut “skurf board”.

Tony Finn, peselancar asal California berkolaborasi dengan Jeff Darby dari Australia ciptakan sekaligus memasarkan papan yang disebut “Skurfer”, papan selancar kecil yang tebal dan memiliki satu sirip (fin), dirancang khusus untuk ditarik di belakang perahu. Singkatnya, menjadi cikal bakal wakeboard komersial.

Berikutnya, Howard Jacobs mencoba menambahkan pengikat kaki (mirip dengan windsurfing) ke papan selancar yang memungkinkan atlet melompat dan melakukan trik flip. 

Tak sampai di situ, ​inovasi “Hyperlite” muncul awal 1990-an dari Herb O’Brien (pemilik H.O. Sports, perusahaan ski air besar) dan Paul Fraser (seorang penemu dari Kanada). Karya keduanya adalah papan dengan desain neutral buoyancy (daya apung netral) yang revolusioner.

Paul disebut yang cetuskan nama “Wakeboarding” menggantikan “skiboarding” atau “skurfing”, karena fokus olahraga ini adalah menggunakan “wake” (gelombang) yang diciptakan perahu sebagai lompatan.

Di kancah dunia, ada dua organisasi terkait yakni Waterski & Wakeboard Federation (IWWF), bagian dari IOC (Komite Olimpiade Internasional) dan World Wakeboard Association (WWA). Di Tanah Air, organisasinya adalah Pengurus Besar Persatuan Ski Air dan Wakeboard Indonesia (PB.PSAWI).

author avatar
Tirto Prima Putra

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *