Kemenpora dan KONI Selenggarakan FGD dalam rangka Hadapi Berbagai Event Tahun Depan
Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat berkolaborasi menyelenggarakan kegiatan bersama. Dalam bulan November ini, Kemenpora dan KONI Pusat membuat beberapa kegiatan, pertama workshop Undulating Periodization di Bekasi pada tanggal 10-12 November, dan terakhir workshop tentang Penyusunan Technical Hand Book (THB) pada 18-20 November.
Kolaborasi kedua lembaga tersebut masih berlanjut. Hari ini digelar Focus Group Discussion (FGD) Pedoman Pembinaan Prestasi Olahraga Nasional. FGD diselenggarakan pada tanggal 24-26 November 2020 di Bogor.
Tujuan FGD yang dihadiri seluruh perwakilan KONI Provinsi dan beberapa perwakilan Cabor adalah untuk menghadirkan pedoman pembinaan olahraga prestasi dalam rangka menghadapi single dan multi event yang akan digelar tahun depan, baik nasional maupun internasional.
FGD dibuka oleh Wakil I Ketua Umum KONI Pusat Mayjen TNI (Purn.) Dr.Suwarno. Dalam paparannya, ia menyampaikan konsep Renstra 2020-2023 dengan tema Meletakan Landasan Pembinaan Olahraga yang Kuat melalui Harmonisasi Pemangku Kepentingan. Targetnya antara lain peringkat 3 SEA Games 2021/2023, peringkat 10 Asian Games 2022 dan peringkat 40 Olimpiade 2021.
Di malam hari, giliran Deputi IV Kemenpora Chandra Bhakti jelaskan Grand Desain Olahraga Nasional. Ia pun sampaikan bahwa targetnya adalah Indonesia Bugar 2045 dan 15 besar Olimpiade. Terkait upaya meningkatkan olahraga, Chandra jelaskan bahwa pembangunan olahraga terkait dengan visi dan misi presiden yang pertama yakni pembangunan SDM.
Presiden juga dianggap memberikan atensi pada olahraga. “Di dalam perkembangannya presiden berkeinginan tahun 2032 Indonesia tuan rumah Olimpiade. Tentu kita tidak hanya ingin sukses sebagai tuan rumah namun juga berprestasi”, kata Chandra Bhakti.
Dalam paparannya, Chandra sampaikan data yang membuktikan Indonesia perlu peningkatan olahraga. Salah satunya adalah angka rata-rata langkah setiap orang setiap harinya. Saat ini masyarakat Indonesia memiliki rata-rata 3.513 langkah sedangkan Hong Kong disebutnya memiliki langkah sekitar 7.000 yang mana merupakan angka ideal.
Selain itu partisipasi olahraga hanya 34% saat ini. Ruang terbuka yang kerap dijadikan sebagai fasilitas olahraga juga terbilang kecil saat ini yakni hanya 15%. Sentra olahraga juga belum dimiliki Indonesia saat ini.
Target pun dipasang dalam Grand Desain yang dijelaskannya. Kelak Indonesia ditargetkan memiliki 8.000 langkah/hari atau 1.000 di atas nilai ideal. Di samping itu, ruang terbuka yang mendukung olahraga juga diharapkan dapat mencapai 40%, dan juga partisipasi olahraga menjadi di atas 80%. Sentra olahraga unggulan juga direncanakan akan dibangun sebanyak 8 titik yang tersebar di seluruh Indonesia.