Ketum KONI Pusat Mengukuhkan dan Melantik 4 Ketum Federasi Nasional Pordasi masa bakti 2024-2028
Kantor Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Senayan, Jakarta menjadi saksi sejarah untuk pertama kalinya empat Ketum Federasi Nasional Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi) dikukuhkan serta dilantik oleh Ketum KONI Pusat Letjen TNI Marciano Norman pada Senin 25 November 2024.
Ini menjadi pertama kali secara sekaligus bagi Ketum KONI Pusat Marciano Norman melantik dan mengukuhkan Ketum induk cabang olahraga empat sekaligus dalam satu waktu.
Selain itu, keempat Federasi Nasional Pordasi baru terbentuk sebagai hasil dari Transformasi Organisasi Pordasi, sehingga para Ketum Pordasi yang dilantik merupakan Ketum pertama pada federasi nasional masing-masing. Semula keempatnya merupakan komisi di bawah PP.Pordasi.
Keempat Ketum Pordasi hasil Musyawarah Nasional (Munas) XIV Pordasi 2024 pada 13-15 November lalu, antara lain Pordasi Pacu dipimpin oleh Teddy Soediro, Pordasi Equestrian dipimpin Dewi Larasati (Tike) dan Budi Tulodo sebagai sekjennya, Pordasi Polo dipimpin H. Muhammad Bunyamin atau Benny Polo, dan Pordasi Berkuda Memanah dipimpin oleh Dicky Kamsari, yang mana juga mengemban amanah sebagai Ketua Presidium Konfederasi Nasional Pordasi.
Ketua Umum (Ketum) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Letjen TNI Purn Marciano Norman memberikan ucapan selamat serta menyampaikan beberapa pesan kepada jajaran kepengurusan Pengurus Pusat (PP.) Pordasi Pacu, PP.Pordasi Equestrian, PP.Pordasi Polo, serta PP.Pordasi Berkuda Memanah.
“Saya mengucapkan selamat kepada Ketum PP.Pordasi Pacu, Ketum PP.Pordasi Equestrian, Ketum PP.Pordasi Polo, dan Ketum PP.Pordasi Berkuda Memanah masa bakti 2024-2028. PP.Pordasi pada Rakernas, Munaslub dan Munas beberapa waktu lalu, telah menyetujui dan melaksanakan Transformasi Organisasi, didukung oleh Pengurus Provinsi (Pengprov) Pordasi,” kata Ketum KONI Pusat.
“Dengan segala dinamika yang ada saya mengapresiasi PP.Pordasi yang berhasil mengemban amanah yaitu melakukan Transformasi Organisasi.,” sambungnya mengapresiasi.
“Itu (Transformasi Organisasi) merupakan satu hal yang memang harus dilakukan kalau ingin maju, dalam cabang olahraga sendiri kita melihat bagaimana Persatuan Angkat Besi, Angkat Berat, dan Binaraga Seluruh Indonesia (PB.PABBSI) juga melakukan Transformasi Organisasi menjadi induk cabang olahraga Angkat Besi, Angkat Berat, dan Binaraga,” lanjutnya sembari merujuk kesuksesan PB.PABSI yang membina angkat besi dalam mengantar Rizki Junianysah meraih medali emas Angkat Besi Olimpiade pertama untuk Indonesia.
Pasalnya, Transformasi Organisasi berdampak pada otonomi dalam melaksanakan program pembinaan sehingga hasilnya lebih maksimal. Memberikan otonomi melalui Transformasi Organisasi juga dilakukan di sektor lainnya, termasuk pemerintahan.
“Bicara transformasi, kita liat Kabinet Merah Putih Presiden Republik Indonesia juga dengan berani melakukan transformasi, Kementerian kini dipecah menjadi dua. Hal ini memberikan ruang dan waktu kepada pimpinan untuk lebih fokus melakukan tugas dan tanggung jawab dalam meningkatkan organisasi yang dipimpinnya,” tambah KONI Pusat.
“Pordasi Equestrian merupakan cabang olahraga yang masuk ke dalam Olimpiade, apabila Bulu Tangkis, Angkat besi, dan Panjat Tebing mampu meraih medali dalam Olimpiade, saya yakin Equestrian juga mampu melahirkan atlet-atlet juara dunia,” harap Ketum KONI Pusat sebagai dampak dari Transformasi Organisasi.
“Tidak hanya Equestian namun federasi nasional lainnya seperti Pacu, Polo, dan Berkuda Memanah juga mampu melahirkan atlet-atlet juara,” tegas Marciano.
Tak ketinggalan, Ketum KONI Pusat berpesan agar konsolidasi organisasi juga dilakukan untuk mewadahi semua pihak. “Saya harapkan konsolidasi dapat dilakukan sehingga dapat lebih fokus membina cabang di masing-masing federasi nasional, KONI Pusat memberikan dukungan penuh semoga Pordasi ke depan akan selalu membuat bangga Indonesia akan prestasinya. Jadikan olahraga ini betul-betul pemersatu bangsa, bicara olahraga jangan bicara yang lain tetapi kita harus fokus bicara Merah Putih,” jelas Ketum KONI Pusat.
Konsolidasi juga menjadi agenda dari konfederasi nasional Pordasi dan dilaksanakan oleh keempat federasi nasional Pordasi. PP.Pordasi Pacu, PP.Pordasi Equestrian, PP.Pordasi Polo dan PP.Pordasi Berkuda Memanah siap terbuka sebagai wadah bagi komunitas manapun.
Di sisi lain, keempat federasi nasional tersebut perlu melakukan penyesuaian keanggotaan KONI di tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Di tingkat internasional, setiap organisasi bisa berafiliasi langsung dengan federasi internasional masing-masing. Pordasi Pacu berafiliasi dengan International Federation of Horseracing Authorities (IFHA), Pordasi Equestrian sudah menjadi anggota Fédération Equestre Internationale (FEI).
Kondisi saat ini, Indonesia atas nama Asosiasi Polo Indonesia merupakan anggota dari Federation of International Polo (FIP).
Ke depan akan dilakukan penegasan/pembenahan kedudukan Pordasi Polo yang menjadi anggota FIP. Horseback Archery (HBA) juga akan menentukan internasional federasinya segera, termasuk akan membentuk federasi regional bersama Malaysia, Thailand dan Singapura.
Prioritas Federasi Nasional Pordasi
Federasi Nasional Pordasi memiliki program prioritas masing-masing. Untuk PP.Pordasi Equestrian, Sekjen PP.Pordasi Equestrian Budi Tulodo menerangkan akan mempersiapkan atlet ke kancah dunia. Atlet Indonesia yang berlatih di luar negeri dan mewakili Indonesia pada Equestrian Asian Games Hangzhou, yakni Brayen Nathan Brata Coolen disinggungnya sebagai salah satu potensi. Namun begitu, pembinaan di daerah menjadi atensi kepengurusannya. Dalam jangka waktu dekat, PP.Pordasi Equestrian fokus mempersiapkan SEA Games Thailand 2025.
“Untuk pembinaan kita pasti fokus ke daerah, kami sudah satu kali membuat Kejuaraan di Kalimantan Timur, dan tahun 2025 akan kami buat lagi,“ terang Budi. Selain itu, sarana prasarana juga mendapatkan perhatian. Tak ketinggalan, konsolidasi baik di dalam negeri maupun luar negeri juga menjadi agenda pentingnya.
PP.Pordasi Polo fokus untuk memperkenalkan berkuda Polo di Tanah Air dengan harapan semakin banyak yang memahami dan menjadi pegiatnya. “Akan melakukan ekshibisi untuk menjaga klub-klub yang ada dan mensosialisasikan Polo ke masyarakat,” terang Ketum PP.Pordasi Polo Bunyamin.
“Kalau untuk sarana prasarana sebetulnya Polo itu bisa disesuaikan,” terang Ketum PP.Pordasi Polo yang akrab disapa Benny Polo. Lapangan Polo sejatinya 300 meter x 200 meter, namun dapat digunakan lapangan 40 meter x 80 meter dengan pemain dua orang untuk setiap tim.
Untuk Berkuda Memanah, Dicky sampaikan akan membuat tiga sentra pembinaan, yakni Bogor sebagai representasi Barat Indonesia, Bali untuk wilayah tengah dan Sulawesi Tenggara yang lebih dekat untuk Indonesia bagian timur. Mengingat perkembangannya banyak di pesantren maka diagendakan juga membuat kompetisi berkuda memanah pesantren dengan harapan muncul talenta terbaik Indonesia.
Bicara tingkat Asia Tenggara, direncanakan membangun organisasi. “Untuk jangka pendek, menengah dan jangka pendeknya, mungkin kami akan membuat asosiasi sendiri, yang mungkin nanti untuk wilayahnya mencakup Asia Tenggara, nantinya kita akan minta dukungan dari negara-negara tetangga,” tandas Dicky.
“Kami memang ada rencana terbagi tiga diantaranya rencana jangka pendek, menengah, dan jangka panjang, untuk jangka menengah atau jangka pendeknya mungkin kami akan membuat asosiasi sendiri yang mungkin nanti untuk wilayahnya mencakup Asia Tenggara, nantinya kita akan minta dukungan dari negara-negara tetangga,” tegas pria yang juga Ketua Presidium Konfederasi Nasional Pordasi.
Terakhir, sebagai olahraga berkuda yang paling senior yakni Pacu, Teddy bersyukur telah menjadi federasi nasional sendiri sehingga ia beserta jajarannya langsung mendaftarkan diri ke IFHA. “Program kita akan melakukan rekonsiliasi serta mendaftarkan pacu ke IFHA karena sebelumnya tidak bisa karena masih dianggap satu (federasi nasional), dengan adanya transformasi ini sangat memudahkan kita dalam mengembangkan Pacu,” tegas Teddy. Adapun sebelum Transformasi Organisasi, PP.Pordasi merupakan anggota FEI, tidak bisa sekaligus merangkap anggota federasi internasional lainnya, seperti IFHA.
Selain itu, Teddy yang memberikan keterangan bersama Ketua Harian Eddy Wijaya juga menekankan akan fokus pada pembinaan Industri Olahraga dan konsolidasi komunitas Pacu di Tanah Air. “Kami akan mengembangkan juga Sport Industry dengan melakukan Breeding sehingga Indonesia mampu mengembang biakan kuda Pacu yang berkualitas, serta dari Sport Tourism kita akan buat kejuaraan pacu tradisional sehingga meningkatkan wisatawan untuk hadir,” tandasnya.
Video