Kisah Perjuangan Pertahankan Komitmen di Balik Pelantikan Ketum KONI Sulut masa bakti 2025-2029
Ketum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Letjen TNI Purn Marciano Norman telah tuntas mengukuhkan dan melantik Ketum KONI Sulut masa bakti 2025-2029 Brigjen TNI Purn Bonifacius Jerry Waleleng dan jajarannya pada Jumat 23 Mei 2025 di Rumah Jabatan Gubernur Sulawesi Utara. Kegiatan tersebut berlangsung lancar tanpa hambatan, bahkan dimulai lebih cepat dari rencana.

Namun, siapa sangka ada perjuangan mempertahankan komitmen pada rencana di belakang lancarnya seremoni itu. Lancarnya pelantikan Ketum KONI Sulut terwujud berkat banyak faktor di ‘belakang layar’, mulai dari komitmen, pertolongan dari jaringan luas, strategi perencanaan jitu, komunikasi negosiasi, pengorbanan hingga terpenting izin Tuhan.
Rencana awal, Ketum KONI Pusat jajarannya (Waketum II Mayjen TNI Purn Soedarmo, Staf Ahli bidang Komunikasi Publik Dr. Aqua Dwipayana, Wakabid Media dan Humas Tirto Prima Putra, Kasetum Suparyanto dan Ajudan Samsudin), terbang dari Ambon pagi hari Jumat 23 Mei 2025 menggunakan Batik Air ke Makassar, kemudian melakukan pertemuan dengan pengurus KONI Sulawesi Selatan, baru setelah itu berangkat ke Manado menggunakan pesawat Garuda Indonesia sekitar pukul 15:00 WITA.
Namun begitu, rencana apapun dapat berubah karena berbagai faktor. Tantangan berawal dari informasi yang diterima pada malam sebelum hari keberangkatan dari Ambon, terkait pembatalan penerbangan Batik Air pagi hari dari Ambon ke Makassar. Penerbangan dialihkan menggunakan maskapai dari grup yang sama pada siang hari pukul 13:55 WIT, secara umum maskapai tersebut kerap Delay, sedangkan maskapai Garuda Indonesia jarang.
Secara perhitungan matematis jika On Time, rombongan mendarat di Makassar sekitar pukul 14:40 WITA. Tapi itu estimasi mendarat, belum ditambah waktu para penumpang keluar pesawat melalui jalur yang disediakan, menunggu hingga mengambil bagasi dan kembali Boarding ke Garuda Indonesia. Total waktu diperlukan bisa mencapai 40 menit, sehingga siap Boarding pada pukul 15:20 WITA, yang mana pesawat sudah tutup pintu untuk segera Take Off. Terpenting, satu lagi, itu jika semuanya On Time. Satu catatan lagi, jumlah penerbangan sangat terbatas guna mengejar rencana pelantikan di Manado pukul 20:00 WITA.
Apabila perhitungan meleset, maka pelantikan KONI Sulut bisa ditunda. Di samping itu, rencana pertemuan rombongan KONI Pusat dengan KONI Sulsel batal, jadi korban perubahan rencana.
Alhasil, strategi dipadukan jaringan serta kemampuan negosiasi yang mumpuni. Pertama, rombongan bertaruh pada penerbangan 13:55 WIB, dengan catatan seluruh barang bawaan dimasukkan ke kabin. Berat dan sulit, melihat barang bawaan cukup banyak dan ada beberapa koper ukuran besar yang kecil kemungkinan muat di kabin.
Koordinasi dengan berbagai jaringan yang ada dilakukan, Ketum KONI Pusat yang terdukung dengan jaringan Badan Intelijen Negara (BIN) di seluruh Indonesia, Waketum II Soedarmo yang dahulu dinas di Makassar dan juga Staf Ahli Dr. Aqua Dwipayana yang dekat dengan pihak maskapai, juga bandara.

Proses negosiasi dilakukan agar maskapai dan pihak bandara mengizinkan seluruh barang dibawa ke kabin. Di tambah, masuk pesawat melalui jalur VIP sebelum para penumpang Boarding. Seluruh pihak pun bahu membahu membantu mengantar rombongan beserta barang ke pesawat, mulai pengurus KONI Maluku hingga staf di bandara.
Tiba di dalam pesawat, syukur dengan segala upaya, seluruh barang dapat disimpan di penyimpanan kabin. Tantangan pertama dapat diselesaikan dengan baik.
Tak lama menyelesaikan tantangan pertama, doa dan takdir menentukan agar penerbangan dari Ambon ke Makassar tidak delay. Seluruh rombongan melihat jam, dan pasrah karena pesawat tak kunjung menutup pintu, walaupun waktu sudah semestinya Take Off, penumpang tak kunjung berhenti. Sederhana kata, rombongan terbang telat dari waktu yang ditentukan. Kekhawatiran muncul jika tiba di Makassar, pesawat Garuda Indonesia menuju Manado sudah tutup pintu.
Menyiasati masalah tersebut, anggota BIN di Makassar, Hasdianto dan jajarannya telah melakukan upaya penyelamatan. Pesawat dari Ambon mendarat pukul 15:00 WITA, dimana sebelum itu proses Boarding ke Garuda Indonesia sudah dimulai.
Bayangkan, Hasdianto berhasil mengupayakan pesawat yang mendarat dari Ambon dan pesawat Garuda Indonesia ke Manado, sandar dan parkir bersebelahan persis. Alhasil keluar Garbarata langsung menuju garbarata di sampingnya.

Bersyukur dapat tiba ke dalam pesawat dengan Boeing 737-800 Garuda Indonesia sebagai peserta antre paling akhir, beruntung kompartemen penyimpanan masih tersedia dan muat untuk koper berukuran besar.
Rombongan kurang dari 30 menit sejak tiba di Makassar hingga terbang lagi.
“Alhamdulillah, atas izin Allah SWT, dan pertolongan berbagai pihak, pelaksanaan Pelantikan KONI Sulut dapat berjalan lancar sesuai rencana setelah melalui berbagai dinamika perjuangan dalam waktu yang singkat. Walaupun pertemuan yang semula direncanakan tidak mungkin terlaksana, Ketum KONI Pusat masih bisa berikan arahan kepada Ketum KONI Sulsel tentang hal-hal penting yang semula akan didiskusikan, ” ujar Ketum KONI Pusat.
Demikian kisah di balik komitmen KONI Pusat melantik Ketum KONI Sulut sesuai dengan rencana. Semoga cerita ini dapat menginspirasi para Patriot Olahraga Indonesia untuk tetap optimistis dengan strategi yang didukung kemampuan terukur.