Komisi HBA Lakukan Uji Coba Kompetisi sebelum Gelar Rangkaian Event

Horseback Archery (HBA) merupakan komisi baru di bawah naungan Pengurus Pusat Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (PP.Pordasi). Komisi tersebut berkembang dengan pesat beberapa tahun belakangan ini. Terlebih, banyak klub panahan yang memiliki disiplin horsebow. Hal tersebut disampaikan oleh Adi Santoso, Wakorbag Binpres, Program dan Organisasi pada Komisi HBA PP.Pordasi.

Pegiat HBA semakin gencar berbenah sejak menjadi bagian dari PP.Pordasi. “Semenjak bergabung ke Pordasi para pegiat, baik klub maupun stable mulai berbenah untuk bersama-sama menyusun sebuah aturan yang memang nantinya bisa digunakan untuk kompetisi nasional bahkan internasional”, terang Adi di samping tengah membuka komunikasi dengan federasi internasional agar dapat terlibat kegiatan pada jenjang yang lebih tinggi.

Komisi HBA juga menyelenggarakan kompetisi tingkat nasional bertajuk “National Horseback Archery Competition Series 1” pada tanggal 13 dan 14 Maret 2021 lalu di Jakarta International Equestrian Park Pulomas (JIEPP), Jakarta Timur.

Adapun kompetisi tersebut tidak hanya digelar sekali di satu tempat melainkan beberapa kali di lokasi berbeda. “Setiap seriesnya akan berganti-ganti, baik penyelenggara maupun tempatnya,” tandasnya.Series berikutnya direncanakan digelar pada Juli mendatang, namun tempat dan waktu belum ditentukan.

Kompetisi digelar bertujuan untuk pembinaan olahraga prestasi. Pegiat HBA tak menyerah dengan kondisi pandemi Covid-19. “Tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk uji coba penerapan berkompetisi dalam situasi pandemi yang belum tahu akan sampai kapan selesai,” jelas Adi.

Keberhasilan penyelenggaraan yang menerapkan protokol kesehatan ketat akan diadopsi untuk berbagai kompetisi HBA yang akan datang. “In syaa Allah akan diterapkan untuk Kejurnas karena mau tidak mau atlet harus terus berlatih dan berkompetisi,” sambungnya.

Pada penyelenggaraan Series pertama, beberapa jajaran PP.Pordasi hadir mulai Ketua Umum Triwatty Marciano, Waketum II Widodo Edi S., Sekjen Adinda Yuanita, Ketua Komisi HBA Kol.Kav.Agape Zacharia, Wakabid Humas Ratu Ira M., Wakabid Prasarana M.Yusri Liputo, dan Wakabid Industri Olahraga Ivan Harry Rifandi.



National Horseback Archery Competition Series 1

Kompetisi HBA tingkat nasional tersebut mempertandingkan Kelas HBA atau On Horse dan Horsebow atau On Ground. Kelas HBA melibatkan peserta dari 13 Provinsi. Sebanyak total 73 atlet bertanding terdiri dari 48 atlet senior, 15 atlet junior dan 10 atlet pemula.

Untuk senior terdapat beberapa kategori kompetisi pada kelas HBA/ On Horse antara lain Serial shoot 5 target, Double shoot, Amera style, dan Jakarta style.

Selain itu, pada junior hanya mempertandingkan Double Shoot sedangkan Beginner menampilkan kompetisi Serial Shoot 5 Target dengan Walk Trot (kuda dituntun).

Pada kelas Horsebow atau On Ground, sebanyak 18 wakil provinsi turut bertanding. Jumlah atlet pada kelas ini mencapai 250 yang terdiri dari 200 atlet laki-laki dan 50 perempuan. Yang dipertandingkan adalah Target Archery 30 meter dan Fast Shooting 15 meter.

Peserta perempuan


Protokol Kesehatan Ketat

Adi menceritakan penerapan protokol kesehatan ketat pada National Horseback Archery Competition Series 1. Seluruh orang yang masuk ke arena kegiatan adalah mereka yang sudah pasti negatif Covid-19. “Semua peserta baik atlet maupun official, sebelum masuk di arena kegiatan harus melakukan pengecekan suhu dan melakukan swab test, setelah dinyatakan negatif covid-19 mereka akan diberi gelang khusus (tanda aman),” jelasnya.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mendukung penyelenggaraan dengan protokol ketat dengan memberikan peralatan swab test kepada PP.Pordasi. Adapun peserta dari luar daerah harus jalani syarat khusus yakni karantina mandiri.

Tak hanya itu, penyelenggara juga menerapkan protokol kesehatan lainnya seperti menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan. Pihak penyelenggara juga menyediakan sarana tempat mencuci tangan.

Selain itu, pada On Ground atau memanah di darat, satu bantalan digunakan oleh satu peserta. Dengan begitu, jarak antar peserta dikatakan aman sehingga dapat memutus mata rantai penularan Covid-19.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *