Mengenal Kuda dari Pelatih Equestrian di Siaran KONI TV
Berbeda dengan umumnya cabang olahraga (cabor) yang atletnya hanyalah seorang manusia, dalam olahraga berkuda terdapat dua atlet. Selain manusia, kuda juga merupakan atlet dalam olahraga berkuda, baik pada komisi Pacu, Equestrian, Horseback Archery, dan Polo. Namun begitu, perlu pendekatan tersendiri memahami kuda.
Kali ini seorang trainer olahraga berkuda equestrian berbagi sedikit cerita tentang kuda. Rahmat Natsir bercerita pada sesi wawancara di KONI TV ketika Equestrian Champions League (ECL) digelar. Ia menyampaikan bahwa kemampuan yang dibutuhkan dalam pertandingan berkuda bukan hanya atlet namun kuda juga harus memiliki kemampuan baik.
Sebagai contoh, ia jelaskan beberapa gerakan yang harus dilakukan rider beserta kudanya. “Gerakan tiap tes berbeda, kalau di kelas bawah itu cenderung hanya normal movement, misalnya cuma lurus, diagonal, di trek, atau lingkaran. Kalau untuk kelas yang selanjutnya lebih beragam gerakannya,” jelasnya pada Sydney Amanda selaku host.
Rahmat jelaskan bahwa butuh waktu paling cepat belasan bulan untuk melatih kecerdasan kuda. “Tergantung kecerdasan kudanya juga, ada yang cepat, ada yang lama. Ada yang setahun, bisa dua tahun,” katanya. Rahmat pun berpesan agar sistem pelatihan yang digunakan tidak salah arah, yakni sesuai standar penilaian juri.
Dalam melatih kuda juga perlu berhati-hati demi menjaga posturnya. “Dimulai dengan kerja otot yang ringan, seperti berjalan-jalan dengan kuda yang lain,” sebut Rahmat. Ternyata jika kuda berlatih terlalu keras akan berdampak pada kondisi posturnya. “Kalau terlalu diforsir, akan ada pembentukkan otot yang salah: otot pinggang, otot belakang, atau otot leher akan terlihat,” kata Rahmat tentang latihan kuda yang semestinya dilakukan 1 jam setiap harinya.
Tak hanya protokol kesehatan yang menuntut jaga jarak, sang pelatih juga ingatkan menjaga jarak dengan kuda. “Untuk orang awam jika bertemu kuda jangan terlalu dekat terutama di area kaki belakang. Jarak 2-3 meter masih bisa kena tendang karena kakinya strength”, jelasnya mengingatkan.
Kuda sendiri sangat sensitif dengan beberapa hal seperti suara, barang tertentu dan cahaya. Oleh karenanya dalam suatu pertandingan berkuda dilarang menyalakah lampu kilat kemera, suara yang mengagetkan, dan barang tertentu yang dianggap insting kuda mengancam mereka.
Adapun kuda sifatnya beragam sebagaimana manusia, sehingga dalam merawat kuda harus memahami sifat kudanya. “Ada yang extrovert dan introvert jadi harus paham dengan kudanya makanya kita sebagai pimpinah sebuah klub, harus cerewet,” terang Rahmat.